Chapter 4 : Persiapan

70.5K 971 24
                                    

jojo baacckk! sebelumnya, makasih yang udah ngasih komentar tentang cerita aku ini. komentar apapun aku terima. dan, itu yang ngebuat aku semangat buat lanjutin part ini.

makasih yang udah baca, vote dan komen. aku jadi semangat buat nulis lebih lanjut.. okedeh ini diaaaa!

*****

Ahh.. ternyata dia sudah berubah. Meskipun aku tau dari raut wajahnya dia masih meninggalkan rasa sedih yang mendalam.

"Awwww!!" Jeritku tertahan ketika satu cubitan dia pinggangku. Aku melepaskan pelukkan dari Kesya.

"Dasar mesum! Aku bisa membaca fikiran kamu. Kamu fikir aku berubah? Buat apa aku berubah?" semprotnya yang membuat aku menggaruk-garuk tengukku yang tidak gatal.

Bagaimana dia bisa tau? Hhh..

Kesya kembali duduk dibangku dan aku pun juga duduk. Tetapi, masih mengusap-usap bekas cubitannya.

"Rasain tuh, cubitan cabe dari aku! Makanya dateng-dateng langsung cium-cium. Di kasih respon sedikit malah mikir yang lain-lain" omelnya yang tidak henti-hentinya. Bibir kecil merahnya itu terus melontarkan kata-kata pedas. Rasanya ingin aku sumpel dengan bibirku lagi supaya dia diam.

Kemudian, hening....

Aku terus memandang wajah cantik Kesya. Topi kokinya yang miring menambah kesan imut pada dirinya.

*ting!*

Pandangan Kesya yang semula ke arah jendela, kemudian bangkit dan meraih sarung tangan besar lalu memakaikan di kedua tangannya.

Kesya membuka oven dan mengambil nampan besar yang berisi roti. Harum roti-roti hangat itu masuk dan menyeruak kedalam hidungku. Aku ingin mencoba roti buatan, calon istriku yang galak ini. Hehe.

"Mm, sya. Aku boleh nyoba satu ga?" Tanyaku seraya menatap roti-roti yang mana yang mau aku pilih.

"Nehi! Kamu harus beli disini. Tidak ada didunia ini yang gratis, Nunu!" ketusnya. Aku mengerutkan dahiku. 'Nunu'?

"Nunu? Kau memanggilku dengan 'Nunu'?" Tanyaku yang tidak yakin. Mungkin saja itu nama pacarnya atau mantannya, gebetannya...

"Ya! Keanu terlalu bagus untuk kamu yang bersifat mesum" katanya dan memindahkan roti-roti itu ke nampan yang lain.

"Ahhh, apa itu panggilan sayang untukku?! Duh, jadi malu aku" candaku seraya menyenggol tubuhnya.

Kesya menyerngitkan hidungnya. Dia melempar tatapan seperti Pede-Sekali-Kau. Aku hanya tersenyum geli.

"Sayang dari mana! Ugh! Rasain nih!" Kesya mengambil seraup tepung terigu dan melemparnya ke arahku. Aku ingin menghindar tapi terlambat.

"Uhuk uhuk! Kesya!" geramku. Aku menyeka tepung terigu yang menutupi penglihatanku di daerah mataku. Kesya tertawa lepas. Bisaku lihat wajahnya yang senang.

"Hahaha. Nunu lucu" ucapnya polos. Kadang Kesya itu berubah polos bahkan sangat polos. Aku mencolek tepung terigu dan mencoleknya dihidung kecilnya.

Karena dia tertawa dan matanya tertutup, aku gunakan kesempatan untuk mencolek hidungnya dengan jariku yang terbalut terigu.

Dia tersentak dan berlari. Aku mengejarnya.

"Pergi pergi! Sana! Wajah nunu sangat jelek!" Ledeknya dan berlari kecil.. aku tetap mengejarnya sampai akhirnya..

*sett!*

"A!" Teriak Kesya yang tertahan karena dia terpeleset dengan adonan roti di lantai. Beruntung saja aku berada dibelakangnya. Kalau tidak tubuh kurusnya ini sudah jatuh ke lantai.

Just Love Your BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang