Part 8 - Dilemma

1.7K 49 8
                                    

Part 8 - Dilemma

"Baiklah, baiklah." Marligo memandang jengah ke arah Amethyst. Lalu meninggalkan Ronald dan Amethyst begitu saja.

"Vampire tua bangka sialan!" Amethyst memekik kesal.

"My Lady, jangan di masukkan ke hati. Ayahku memang menyebalkan." Ronald membujuk Amethsyt dengan nada lembut. Amethyst pun mengangguk.

"Apa kamu tidak malu membawa perempuan jelek seperti diriku ?" Amethyst menatap kedua mata hitam Ronald yang membuat hatinya seketika menghangat.

Ronald tersenyum lembut, diambilnya tangan kanan Amethyst lalu di kecupnya dengan perlahan seakan menikmati setiap inchi kulit lembut Amethsyt.

Amethyst hanya menahan nafas dengan perlakuan lembut Ronald, lalu menatap penuh ingin tahu akan jawaban Ronald.

"My Lady, di hatiku, hidupku, hanya kamulah satu-satunya gadisku. Kamulah yang tercantik dari yang paling cantik." Ronald kembali berdiri tanpa melepaskan genggaman dari tangan Amethyst, sedangkan Amethyst merasakan pipinya memanas seakan seluruh pembuluh darahnya melesak dengan cepat menuju pipinya.

"Kamu pintar sekali memuji." Amethyst memukul dada Ronald dengan pelan tanpa bermaksud menyakiti.

Ronald hanya memberikan senyum mautnya. Berharap perasaan Amethyst menyambut perasaannya.

Sungguh tidak adil baginya, merasakan perasaan satu arah yang terasa hampa dan sangat egois. Ronald ingin merasakan perasaan dua arah. Dimana Amethyst bersikap selayaknya seorang perempuan yang sangat mencintai Ronald sebesar Ronald mencintai Amethyst.

My Lady, bisakah kamu bersikap seperti saat kamu dengan Admika ?

Perasaan cemburu kembali menggerogoti hatinya. Hati bekunya.

"Kenapa tidak menjawab?" Amethyst merasakan sentakkan kaget dari wajah Ronald, terlihat sekali Ronald sedang melamunkan sesuatu hal.

"Apakah aku mengagetkan?" Amethyst bertanya lagi.

"Memangnya aku terlihat melamun ya?" Ronald berkata dengan polosnya dan seketika Amethyst tertawa dengan renyahnya.

Ronald terpesona.

Sangat terpesona melihat sisi lain dari Amethyst.

Bahkan para vampire-vampire pria yang berada di sekitar mereka menatap Amethyst tanpa kedip, seakan berkedip sekali saja akan menghilangkan kejadian terlangka yang pernah mereka lihat.

Sial ! Mereka menginginkan Amethystku !

Dan dalam satu kali hentakkan Ronald merapatkan tubuh langsing milik Amethyst ke tubuhnya, berharap mereka semua mengenyahkan keinginan mereka. Dalam pelukkannya Ronald merasakan harusm Strawberry yang menguar dalam bau Amethyst.

Dasar vampire-vampire agresif yang menyebalkan !

Di lain pihak, Amethyst merasakan gelombang perasaan Ronald yang bergemuruh hebat. Seperti frekuensi gelombang longitudinal yang mencapai batas maksimum.

Dimana Ronald telah merasakan fase marah, dan kesal secara bersamaaan. Dan, Amethyst dapat merasakan hal tersebut.

AmethystWhere stories live. Discover now