Another Story OF BABY LOVE

85.3K 1.1K 109
                                    

Holaaaaa.... ketemu dengan saya lagi dalam acara Cik Luk Bak... eh bukan ding. Hihi...btw, ada kisah another stroy-nya BL nih. Ini temanya masih lingerie lho, haha, hayooo pada penasaran kan pasti? Karena banyak yang minta, jadi saya buat aaja deh ceritanya dan satu lagi yah WARNINGGGGGGG!!!! Ini Cuma cerita sampingan yang gak ada sangkut pautnya sama cerita aslinya, Cuma buat have fun aja hehe.

KIMI POV

Aku tersenyum lembut seraya mengelus pipi bayiku yang baru saja menginjak usia empat bulan. Pipinya yang terlihat montok dan menggemaskan membuatku  ingin terus menyentuhnya. Bayi mungilku ini memang begitu lucu. Aku sangat bersyukur karena mendapatkan bayi perempuan yang begitu cantik ini.

            “Ehem!”

Suara deheman yang sangat kuhapal diluar kepala terdengar dari arah belakang. Aku menoleh dan mendapati kak Kalva sedang bersandar di depan pintu kamar bayi kami seraya melipat kedua tangannya. Wajahnya menyiratkan bahwa aku harus bergegas mendekatinya. Huft... semenjak memiliki bayi, kenapa sifatnya kini menjadi sangat manja padaku? Aku merasa seperti sedang memiliki dua bayi sekaligus di rumah ini. Well, sepertinya bayi kolot yang satunya juga tak kalah manja untuk segera dininabobokan. Bergegas aku menghampiri Kalva yang masih berdiri di depan pintu penghubung antara kamar bayi kami dan kamar kami berdua.

            “Lama sekali,” rengeknya manja membuatku menggeleng pelan.

            “Aku kan harus menidurkan anak kita, Kak,” sahutku seraya menutup pintu penghubung. Baru saja aku memutar tubuh, Kak Kalva sudah lebih dulu menarikku ke dalam pelukannya.

            “Aku pengen , sayang,” bisikknya di telingaku membuat bulu kudukku merinding. Tunggu! Aku tidak boleh terpengaruh. Pagi tadi dia telah melanggar perjanjian yang telah kami berdua buat sebelum melahirkan baby kami. Tapi pagi tadi Kak Kalva telah melanggarnya dan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Aku harus memberikan sanksi padanya sesuai dengan keinginanku. Aku langsung mendorong keras tubuh Kak Kalva agar menjauh dariku.

            “Kakak masih punya hutang padaku,” ucapku mencebikkan bibir.

            “Hutang?” tanyanya bingung.

            “Yupz... pagi tadi seharusnya giliran Kak Kalva yang memandikan baby kita. Tapi Kak Kalva malah asik tidur,” jelasku padanya.

            “Aku kan ngantuk, sayang. Semalam kita selesai olah raga ranjang sampai jam tiga pagi.”

Ck! Wajahku langsung memanas mendengar kata olah raga ranjang yang disebutkan Kak Kalva. Suruh siapa dia sampai membuat kami tertidur pada jam tiga pagi. Aku juga sangat mengantuk pagi tadi. Tapi karena tangisan baby kami, aku harus bergegas bangun dan mengangkatnya. Sedangkan Kak Kalva? Malah asik tidur dan melupakan kewajibannya setiap hari minggu. Yaitu merawat baby kami. Untuk itu aku harus menghukumnya sebagai pembalasan pagi tadi. Aku rasa itu adil. Mengingat aku pernah mendapatkan hukuman yang mengerikan dulu saat aku melanggar perjanjian. Menari streaptise di depan Kak Kalva. Kalian bisa bayangkan bagaimana malunya aku saat itu, dan sekarang adalah waktunya pembalasan.

            “Tetap saja, Kak! Kak Kalva harus mendapatkan hukuman. Kalau tidak... jangan harap Kimi mau tidur di kamar ini. Mendingan tidur di kamar bayi saja,” ancamku yang langsung membuatnya gelagapan. Hahha... kurasa Kak Kalva tidak akan bisa tidur malam ini bila memang aku tidur di kamar sebelah. Melihat wajah paniknya membuat ingin tertawa keras.

            “Ck! Kamu pinter banget sih mainnya ancaman seperti itu. oke...oke... baiklah apa hukuman untukku karena telah melanggar perjanjian kita?” tanyanya akhirnya mengalah.

Aku tersenyum dalam hati. Aku sudah memikirkannya matang – matang sejak pagi tadi. Karena aku akan membalas rasa maluku tempo hari pada malam ini. Dengan senyum yang tertahan aku masuk ke dalam walk in closet, mencari benda yang sering kugunakan pada malam hari. Setelah menemukan apa yang kucari, aku bergegas menghampiri Kak Kalva yang menatapku dengan pandangan menyelidik dan penuh tanya.

            “Pakai ini!” perintahku memberikan sesuatu yang sudah kuduga akan membuatnya histeri setengah mati.            

            “Apa ini?”

            “Lingerie.”

            “Aku tau, tapi untuk apa?”

            “Dipakai oleh Kak Kalva.”

            “Dipakai oleh Kak...APA?! Aku harus memakai ini?” teriaknya histeris membuatku reflek membekap mulutnya. Bisa – bisa anak kami akan terbangun nanti.

            “Iya. Cepat pakai!” perintaku menahan senyum.

Kalva menggeleng keras dan langsung melemparkan lingerie itu padaku.”Tidak!! Aku tidak mau!”

            “Yasudah. Selamat melewatkan malam dingin setiap hari, yah.” Aku bergegas meninggalkannya. Tapi baru beberapa langkah dia langsung menahan tanganku.

            “Masa harus pakai ini, Sayang? Aku kan malu,” rengeknya memasang wajah memelas.

            “Harus. Waktu itu juga aku malu nari naked di depan kakak. Tapi kakak malah tertawa dan menikmatinya. So...sekarang kita satu sama , Kak. Kakak harus pakai lingerie merah ini dan menari goyang Cesar yang sekarang lagi tenar.” Jelasku padanya membuat wajahnya memucat. Rasakan! Hahaha...

            “Tapi...”

            “Tidak ada tapi – tapian. Now atau jatah seminggu hilang.”

            “Kamu kejam, Kim,”Sungutnya kesal.

            “Kakak juga sama kejamnya denganku,” balasku tak kalah kejamnya.

            “Yaudah sini. Daripada seminggu aku harus tidur kedinginan.” Dengan kesal Kak Kalva mengambil lingerie yang ada di tanganku. Aku menahan tawa melihatnya masuk ke dalam walk in closet. Beberapa menit kemudian dia keluar dengan hanya memakai lingerie merah menyala yang terlihat sangat aneh di tubuh maskulinnya. Hahah... kalian bisa bayangkan seorang Kalvari Airlangga memakai lingerie merah. Sumpah...perutku sangat sakit melihat perbedaan kontras ini.

            “Tidak usah tertawa!” ujarnya ketus yang semakin membuatku menahan sakit di perut.

            “haha.hmfftttt...ma...maaf, Kak. Sebentar aku hidupkan dulu musiknya,” ucapku seraya menghidupkan kaset dvd ‘buka dikit jos’ yang menjadi lagu pengiring goyang cesar. Kemudian aku langsung menghidupkan tv agar Kak Kalva bisa melihat seperti apa goyangan cesar itu. Yah walaupun aku tau dia sudah sering menontonnya.

            Dengan langkah yang sedikit kepayahan dia berdiri di depan tv. Dan aku hanya bisa menahan tawa melihatnya. Hahaha...aku mau pipis rasanya gara- gara terlalu banyak tertawa. Tak lama kemudian lagu mulai terdengar dan aku melihat Kak Kalva dengan gerakan kakunya mengikuti tarian seperti yang ada di TV.

            “Hahaha...” tawaku langsung pecah melihat dia menari goyang cesar. Sudah cukup! Aku langsung berlari ke kamar mandi karena sudah tidak kuat menahan pipisku. Sementara samar – samar aku mendengar teriakan Kak Kalva yang mengancam akan membalas dendam. Ya Tuhan...seharusnya tadi aku mengabadikan kejadian langka tadi. Hahaha...suami maskulinku terlihat seperti banci kaleng. Hahaha...

SELESAI

Mau lihat lingereinya? lihat sebelah kanan yah :D

BABY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang