Part 5 : The Wedding

128K 2.4K 110
                                    

Part 4 : The Wedding

 

          Kimi terbangun saat mencium bau minyak kayu putih yang sengaja dioleskan Gina di hidungnya. Pertama kali yang dilihat Kimi adalah wajah khawatir wanita cantik itu. Senyumnya merekah saat menyadari Kimi sudah kembali sadar. Kimi memandang bingung ruangan yang ternyata adalah kamarnya sendiri. Kenapa dia bisa ada di sini? Bukannya tadi dia sedang membicarakan surat peninggalan mamanya? Tapi kenapa dia malah berbaring di tempat tidurnya? Kimi diam sejenak untuk mengingat kejadian yang menyebabkan dirinya bisa ada di sini, sedetik kemudian barulah ingatannya kembali.           Dirinya pingsan saat mendengar Omnya akan menikahi dirinya.

            “Kamu nggak apa-apa, sayang?” Gina bertanya sembari membantu Kimi yang ingin bangkit dari tidurnya. Wanita itu menyusun beberapa bantal di belakang punggung Kimi agar gadis itu bisa bersandar dengan nyaman.

            “Iya, tante. Maaf menyusahkan tante Gina,” ucap Kimi lirih.

Gina tersenyum lembut, tangannya mengelus rambut Kimi yang panjang dan halus,”Nggak apa-apa sayang. Tante memakluminya, kamu pasti terlalu syok mendengar berita itu. Semua terserah kamu, tante hanya menyampaikan amanat almarhum Helena.” Jelas Gina dengan bahasa keibuan yang selalu membuat Kimi merasa tenang bila berada di dekat wanita itu.

            “Tapi tante...bukankah...Kimi akan berdosa bila menikahi Om sendiri?” tanya Kimi menatap Gina dengan wajah yang sedih. Telihat jelas gadis itu menanggung beban yang berat.

            “Nggak sayang, mungkin Helena lupa memberitahu kamu bahwa Kalva bukanlah adik kandung mama kamu. Mereka berdua bertemu saat Kalva berumur tujuh tahun. Mama kamu langsung jatuh hati saat bertemu dengan Kalva, apalagia dia anak tunggal. Akhirnya karena bujukan Helena, keluarga Airlangga mengadopsinya menjadi anaknya. Sejak saat itulah Kalva berubah nama menjadi Kalvari Airlangga. Anak dari pengusaha kaya Airlangga Diraja, kakek kamu.” Jelas Gina pelan-pelan agar Kimi bisa mencerna penjelasannya dengan baik. Melihat reaksi tubuh Kimi yang langsung menegang, sudah dipastikan gadis itu mengerti setiap ucapan yang keluar dari mulutnya. Gina tau Kimi terlalu muda untuk mengalami semua cobaan ini. Namun, seperti yang sahabatnya tulis, dia juga entah mengapa merasa sangat yakin bahwa hanya Kalva lah yang bisa menjaga Kimi. Laki-laki itu selalu bisa diandalkan. Kalva adalah laki-laki yang bertanggung jawab. Dan dia yakin, Kimi akan merasa aman bila dia menikah dengan Kalva.

            “Ja...jadi Om Kalva bukan Om kandung Kimi?” Kimi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Kalva bukanlah adik kandung mamanya. Walau kadang pikiran liarnya berharap Kimi bisa memiliki pacar setampan Kalva. Namun semua hanya ada dalam pikirannya. Untuk kedua kalinya gadis itu mengalami syok dalam waktu yang berdekatan. Entah serangan apalagi yang sedang menunggunya nanti. Masalah sikap dingin Kalva saja selalu membuatnya resah dan sedih. Apalagi dia harus menikahi laki-laki itu. Seperti apa hidup yang akan Kimi jalani nanti?

            Gina tersenyum lembut,”Bukan, sayang. Jadi pernikahan kalian bukan pernikahan terlarang. Tante sebenarnya sudah mendengarnya lebih dulu dari mamamu, tapi semua keputusan berada di tangan kalian. Karena Kalva sudah setuju, sekarang tinggal menunggu jawaban kamu, Kimi.”

            “Ak..aku? “ Kimi berusaha menelan ludah dengan susah payah. Seolah ada sesuatu yang menghambat tenggorokannya.

            Gina mengangguk,”Kalau kamu tidak setuju, maka tidak akan ada pernikahan.”

            Kimi diam sejenak, sebenarnya dia belum siap menikah. Apalagi dia masih SMA, yah walau hanya tinggal menunggu hasilnya karena gadis itu sudah melaksanakan ujian beberapa minggu yang lalu. Tapi...apakah setelah menikah dia masih diperbolehkan melanjutkan pendidikannya. Seketika gadis itu juga teringat tentang pesan mamanya. Apakah dengan cara ini Kimi bisa membawa kembali senyum bahagia di wajah Kalva? Jika memang benar, haruskah dia menikahi Kalva? Semua pertanyaan di dalam pikirannya membuat dirinya semakin pusing.

BABY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang