Take 13 (END)

27.3K 573 23
                                    

Kami melangkah sambil bergandengan tangan menyusuri Pike Place Market, benar-benar menyenangkan berada di tempat ini, selain bisa mendapatkan produk-produk yang sangat segar, kita bisa menemukan hampir semua barang di tempat ini, ada juga beberapa street perfomers dan bahkan ada beberapa pedagang yang juga menampilkan 'aksi' mereka.

Tanpa diragukan, Pike Place Market bisa dibilang salah satu tempat yang harus dikunjungi saat berkunjung ke sini. Pike Place Market sendiri berdiri pada tahun 1907 sebagai salah public farmer's market tertua di Amerika Serikat. Oh jangan lupa dengan Rachel, maskot dari Pike Place Market yang ditaruh di bawah tulisan Public Market Center. Rachel adalah babi yang terbuat dari perunggu dengan berat sekitar 250 kg!

Setelah puas berjalan-jalan mengelilingi Pike Place Market, kami pun berjalan ke arah teater Moore yang letaknya tak jauh dari Pike Place Market, hanya 2 blok saja. Teater Moore adalah teater tertua dan teater yang masih hingga saat ini di Seattle. Kami hanya melihat arsitektur teater itu dari luar, teater itu mampu menampung hingga 1400 orang di dalamnya dan sudah dibuka sejak tahun 1907. Kemudian kami memutuskan untuk pergi ke downtown Seattle dan memilih salah satu kedai kopi yang cukup ramai untuk menghabiskan sore hari kami.

"Jadi..." aku memulai membuka pembicaraan setelah melewati kesunyian yang begitu menyiksa.

"Apa?" Ia melirikku dari balik gelas kopinya.

"Apa kau dan aku, maksudku apakah kita?"

"Nyata? Bukan sandiwara?" ia melihatku dengan tatapan terluka, oke, kenapa ia memandangku begitu? "Sudah kubilang kita ini nyata, apa kau tidak mempercayaiku?" Dan detik itu aku melihat setitik kejahilan di matanya, aku pun menjulurkan lidahku ke arahnya kesal. Sementara ia malah tertawa melihatku. Dasar!

"Apa kau sudah selesai?" Tanyaku mulai kesal.

Ia mengangguk dan kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya ke arahku dengan senyuman mautnya. Mau tak mau aku tersenyum, kadang Kai memang sangat menyebalkan, oke hampir setiap saat, tapi saat ia begitu manis dan romantis, aku benar-benar bisa meleleh.

Kami berkendara dalam diam selama perjalanan dari downtown Seattle menuju apartemen kami.

"Bisakah kau bersiap-siap, baby?" ia mengecup dahiku dan menggiringku untuk masuk ke dalam kamar kami.

"Bersiap untuk apa?"

"Aku ingin mengajakmu makan malam di luar,"

"Tapi kan kita baru saja kembali!" aku mulai merengek seperti anak kecil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Marriage Act [COMPLETED] (EDITING-ON HOLD)Where stories live. Discover now