Part 3 - It's No Time For Party

2.6K 57 1
                                    

May 5th, 2014

Malam ini terasa sangat menggetarkan, membuatku gugup dalam perasaan yang benar-benar senang. Meskipun sekarang jam di dinding telah menunjukkan pukul sembilan malam, dari dalam rumahku tidak menunjukkan keramahan malam sedikitpun. Suara bising benturan benda dan teriakan maupun tawa terdengar dari dalam. Itu Louis dan aku yang sedang menghiasi ruang keluargaku dengan semua hiasan-hiasan menarik pesta. Besok adalah hari ulang tahunku yang keenam belas. Sungguh tak disangka akan secepat ini, namun apa daya, aku tidak bisa melarikan diri atau menentang jalannya waktu.

"Ayo, Louis. Sepertinya semua telah selesai." Kataku gembira. Kini rumahku sudah terhias apik seperti surga pesta anak-anak. Balon dan pita ada hampir di setiap sudut ruangan. Namun hanya tinggal kebersihan ruangan yang perlu diperhatikan lebih untuk malam itu. "Bermalamlah di sini, Lou." Pintaku. Sudah beberapa bulan ini Louis tidak menginap di rumahku, apalagi Eleanor yang harus mengikuti karir modelnya di Paris. Sekarang ia masih ada di Paris dan berencana datang ke London besok pagi.

"Aku mau saja." Jawab Louis setuju. Ia rebahkan tubuhnya yang telah terlalu lelah itu ke atas sofa hitam. Kepalanya menengadah ke langit-langit dengan kedua matanya terpejam. Hela nafas panjang keluar dari mulutnya. Sangat jelas bahwa malam itu ia sangat lelah, sebab ia baru saja pulang dari kerjanya dan kelar menyelasaikan semua dekorasi pestaku. Aku duduk di sebelahnya dan menyinggahkan kepalaku di bahunya yang terasa lemas. Baru saja aku akan terjun ke bawah sadarku, sebelum ponsel Louis berbunyi dengan nada dering khusus untuk orang spesialnya. "Ele?" Sapanya kepada orang di seberang.

Sudah kujamin itu Eleanor yang menelpon, tetapi aku terlalu mengantuk untuk mendengarkan apa yang mereka berdua bicarakan. Maka lepaslah kesadaranku dan aku jatuh tertidur di atas sofa pada malam itu, dengan cepat dan terlalu lelap.

May 6th, 2014

Suara alarmku kembali berbunyi. Keras, lantang, dan mengganggu seperti biasa. Cepat saja aku mematikan alarm sialan itu. Kurenggangkan tubuhku, namun kemudian aku terbelalak begitu melihat pemandangan yang tak asing namun terasa aneh. Jelas saja, tubuhku telah terbaring di atas tempat tidur dengan selimut yang melindungiku dari dinginnya hawa pagi. Karena seingatku, semalam aku baru saja selesai menghiasi ruang tengah bersama Louis. Oh well. Tanpa mau bersusah-susah memikirkan hal itu, aku turun dari ranjang dan melesat menuju dapur. Lagi-lagi perut ini mengaum kelaparan. 

Hari ini sekolahku libur dikarenakan acara-acara aneh yang biasa diadakan di sekolah. Seharusnya aku masuk karena memang diwajibkan, tetapi aku lebih memilih untuk merayakan ulang tahunku bersama dengan keluarga kecilku lainnya, Louis dan Eleanor. Jangan tanya, sebenarnya aku sedikit bengal.

Ketika aku berniat untuk menarik gagang lemari pendinginku, aku melihat sebuah catatan terpajang manis di pintunya. Memo dari Louis. Tadi malam rupanya ia harus bergegas menjemput kedatangan Ele yang tiba-tiba, dan itulah alasan mengapa aku terbangun dengan kondisi yang membingungkan. "Jangan lupa masak masakan yang menggugah selera! Mr. Sassy." Baiklah, Lou.

Kugunakan waktuku yang tidak berharga untuk menghidangkan masakan yang disukai Louis dan Eleanor, kusajikan secantik mungkin agar mereka dapat menyantapnya dengan penuh kenikmatan. Senyum mereka adalah duniaku. Pengganti cahaya dandelion yang kian lama meredup namun tetap menyimpan sejuta cahaya.

Mengingat segalanya yang kian menjarah duniaku begitu tidak beraturan. Membuat kenangan masa lalu kembali menderu menit-menitku di sofa. Tubuhku terbaring di atasnya, memikirkan betapa menyenangkan hari-hariku kala aku masih menjadi seorang gadis berumur sembilan tahun. Ketika Harry dan aku coba memasak spaghetti untuk perayaan ulang tahun ibuku. Sungguh menggelikan karena kami tidak tau cara membuat sausnya. Apapun yang ada di dapur kami tuangkan tak kira-kira ke dalam wajan dan memasaknya dengan api sangat besar.

Yellow Sunrise [One Direction FanFic] - IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang