Penyerahan

21.4K 106 10
                                    

Empat

Aku bangun dari tidurku dengan perasaan yang jauh lebih tenang. Jam di dinding kamar ini menunjukkan waktu 8 pagi.Semalam, ketika aku telah mencapai tingkat yang sangat melelahkan akhirnya aku tidur di pelukan suamiku. Senang? Tentu saja! Setelah beberapa saat tak tersentuh olehnya setelah menikah, akhirnya aku bisa merasakan bagaimana hangatnya tubuh suamiku yang begitu sangat menempel di tubuhku. Ya walaupun belum sampai pada tahap MAKE A BABY, sebuah pelukan selama semalam sudah merupakan sebuah kemajuan bukan?

Aku ingin sekali bergerak untuk meregangkan otot-ototku yang kaku ketika aku tidur, tapi tangan yang sedang memeluk pinggangku ini begitu sangat posesif. Tidur laki-laki di sampingku ini begitu sangat damai. Wajahnya yang biasanya begitu sangat mengerikan ketika memandangku, kini berubah menjadi wajah seorang pangeran tampan yang biasanya ada di buku-buku cerita dongeng. Sepertinya aku tidak akan pernah bosan memandang wajahnya dalam kondisi apapun. Aku menyentuh setiap bagian wajahnya dengan ujung jariku. Kedua alisnya yang cukup lebat, bulu mata yang cukup tebal dan panjang, hidung yang sangat mancung, bibir menawan dan sexy, tulang pipi yang benar-benar maskulin. Bagaimana mungkin Tuhan begitu berbaik hati menciptakan laki-laki ini dengan sangat sempurna dengan takaran yang pas seperti ini?

"Apa kau sudah puas sayang memandangku dan menghafalkan setiap jengkal wajahku?" tanya laki-laki yang masih memejamkan matanya dengan suara khas bangun tidurnya.

"Aku... Aku... Hanya menyentuhnya" jawabku gugup. Bodoh sekali kamu Natha! Bukankah semalam kamu tidak ingin bersentuhan dengannya?! Harga diri dan gengsi dong Nath!

"Benarkah?" tanya Harry masih belum membuka matanya dan mempererat pelukannya padaku.

"Tentu.." aku berusaha memberikan keyakinan pada suaraku, tapi sepertinya malah suara sarat keraguan yang keluar dari pita suaraku.

"Lakukan lagi sayang..." pintanya.

"Tidak mau.. Bisakah kamu melepaskanku? Aku ingin ke kamar mandi" aku berusaha menghindarinya, ya walaupun pada kenyataannya aku sangat suka berdekatan seperti ini dengannya.

"Kamu menghindariku hmm?" tanyanya. Wuaahh.. Wajahnya menampakkan seringainya yang menakutkan. Oke! Alarm sudah berbunyi kencang.

"Aku hanya ingin ke kamar mandi.. Sebentar saja.." kataku.

"Tidak perlu ke kamar mandi sekarang, nanti saja.." tiba-tiba saja Harry melepaskan pelukannya dan berada tepat di atasku. Aku menelan ludah dengan susah payah karena takut akan terjadi sesuatu. Aku belum pernah seperti ini sebelumnya.

"Tapi... Tapi..." sial. Kenapa seorang Natha bisa jadi seperti ini?! Aku sangat gugup.

"Bisakah kita melakukan hal yang seharusnya kita lakukan sayang, sebagai sepasang suami istri?" tanyanya dengan semakin memperkecil jarak antara kami. Wajahnya begitu dengan wajahku. Deru nafasnya yang hangat begitu sangat membelaiku ketika berhembus di wajahku.

"Tapi ini bukan malam..." aku berusaha menghindari tatapan matanya yang begitu menawan hatiku. Tapi tidak bisa! Aku tidak dapat berpaling darinya.

"Kapanpun tidak masalah sayang.." jaraknya begitu dekat denganku saat ini. Dadanya telah menghimpit payudaraku dengan sempurna. Aku menyukainya.

"Tapi aku... Mmmmhh" belum sempat aku meneruskan apa yang ingin aku ucapkan, bibir Harry telah menempel dengan sangat pas dengan bibirku. Ciuman pertama kami, setidaknya itulah yang aku ingat. Aku belum cukup ahli melakukan ini, karena seumur hidupku aku terlalu fokus mengejar karirku dan tidak memperhatikan kehidupan pribadiku terutama soal asmara. Dengan refleks aku menyentuh dadanya yang ternyata sangat bidang dan beranjak naik ke lehernya, aku mengaitkan kedua lenganku di belakang lehernya dengan sangat kuat seakan tidak ingin melepasnya walau hanya sebentar.

My Hottest Love is YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang