Perjalanan

8.3K 88 14
                                    

Tiga

Ternyata yang dikatakan Harry benar. Selama aku tinggal di rumah ini, aku sama sekali tidak bisa melihatnya. Aku tidak tahu bahwa Harry bisa setega ini kepadaku. Untunglah semua anggota keluarga Harry sangat baik dan hangat kepadaku.

Jika kamu tanya aku menyesal atau tidak karena begitu saja bersedia menjadi milik Harry, maka akan aku jawab tidak. Harry benar-benar memperlakukanku dengan sangat spesial. Pakaian yang ada didalam lemari di kamar yang aku tempati ini adalah pakaian dari berbagai perancang terkenal dan telah menjadi milikku seluruhnya. Semua tas, sepatu dan perhiasan yang ada juga tidak kalah cantiknya.

Hanya ada satu hal yang membuatku menyesal yaitu aku tidak mempunyai nomer ponsel milik Harry. Ingin sekali aku menanyakan hal itu kepada keluarganya, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu.

Ini adalah hari pernikahanku. Aku hanya bisa berharap dalam hati bahwa pernikahan ini hanya akan terjadi sekali seumur hidupku. Setelah selesai mandi, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Masih dengan menggunakan jubah mandiku aku memilih pakaian dalam mana yang akan aku gunakan di acara penting ini. Aku hanya bingung harus memilih pakaian dalam yang biasa atau sebuah lingerie sexy, tentu saja ini semua adalah rancanganku sendiri. Setelah menimbang mau menggunakan yang mana, aku memilih menggunakan celana dalam berwarna hitam yang terbuat dari renda sehingga kulit putihku masih bisa terlihat.

"Selamat pagi.." sapa seseorang sambil mengetuk pintu kamarku.

"Selamat pagi.." aku membuka pintu itu dan membiarkan mereka masuk. Aku rasa dari penampilan mereka, mereka adalah orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang aku pakai hari ini.

"Apa kau sudah melihat bagaimana gaun pengantinnya?" tanya wanita itu.

"Belum.." jawabku sambil menggelengkan kepalaku.

"Baiklah.. Akan aku perlihatkan nanti.. Sebaiknya kita bergegas" kata wanita itu dan memintaku duduk didepan cermin di kamar ini.

"Namaku Margareth" ucap wanita itu memperkenalkan dirinya.

"Aku Natha.." kataku.

"Kau adalah wanita yang beruntung. Tuan Harry tidak pernah sekalipun dekat dengan wanita manapun. Jujur saja saya sangat terkejut ketika mendengar permintaan Tuan Harry untuk merias calon pengantinnya" katanya panjang lebar sembari menata rambut panjang hitamku.

"Benarkah? Ya aku rasa aku memang beruntung" kataku. Mempunyai calon suami yang sangat tampan, lembut tapi kadang terlalu dingin dan tentu saja kaya raya adalah hal yang bisa dikatakan sebagai sebuah keberuntungan.

"Tuan Harry adalah laki-laki yang sangat dingin di hadapan wanita. Saya pikir beliau akan menikah di usianya setelah menginjak kepala 3" katanya. Aku bahkan tidak tahu berapa umur Harry saat ini.

Pembicaraan mengalir begitu saja antara aku dan margareth, dan sudah tiba saatnya. Setelah mengenakan gaun pengantin yang benar-benar sangat luar biasa menakjubkan ini, aku mematut diriku di depan cermin. Aku tidak tahu bagaiman ukuran gaun ini sangat pas dengan ukuran tubuhku. Gaun ini terlihat begitu mahal walaupun dengan bentuk yang sederhana. Rok gaun ini hanya berada beberapa centi di atas lututku sehingga tidak sia-sia aku memakai sepatu cantik karena akan terlihat sangat jelas, sedangkan bagian belakang memiliki ekor gaun yang menjuntai 1 meter di lantai. Aku pikir bagian dada gaun ini akan mengekspos payudaraku, ternyata aku salah karena potongan gaun ini menutupi leherku dengan sangat sempurna tapi sangat mengekspos punggungku tapi hal itupun tertutup dengan hiasan kepalaku yang menjuntai sampai di pinggangku.

"Kau cantik sekali. Ayo keluar" kata Margareth. Sambil memegang bucket bunga yang sangat indah, aku melangkahkan kakiku dengan mantap. Setibanya di tempat upacara pernikahan berlangsung, tidak ada hal yang bernama biasa-biasa saja. Aku harus mengakui bahwa Harry memang sangat luar biasa. Mengingatnya membuatku merasa marah karena dia sudah berani-beraninya meninggalkanku sendirian.

My Hottest Love is YOUWhere stories live. Discover now