7

345 14 0
                                    

"mas ajii...' suara putri dibalik pintu
Aku menoleh kaget
"yaa..."
Aku bangkit dan kubuka pintu

"mas...ada tamu di depan tuh" putri menjelaskan
"ohhh...makasih dik"
Putri pergi dari hadapanku sambil senyum
Dan...aku kembali masuk kamar
Kuambil jaket tipis sekedar menutup kaos hingga terlihat rapi
Kutinggalkan teguh yang sedang terlelap untuk menemui tamu

Hmmm...kulihat dua orang berbadan besar dan berkulit hitam tersenyum ramah melihat kedatanganku
Wajahnya asing

Mereka mengenalkan diri
Ternyata dari perusahaan rekanan
Aku mengambil nafas panjang...lega
Tadi dalam hati aku pikir dia temennya agung

Kedatangannya untuk mengecek pengiriman barang yang akan di lakukan esok hari
Kembali aku masuk kamar
Kuambil buku , alat tulis dan laptop

Dan selanjutnya aku terlarut dalam kesibukan
Kesibukan mencatat, menyiapkan surat dan penentuan lokasi
Semua kucatat sesuai dengan arahan yang kemaren dilakukan oleh mas yoga
Sejenak aku terlarut dalam kesibukan
Dan ....
Aku lupa dengan teguh
Aku lupa dengan agung
Dan lupa dengan siapapun yang mengisi hari-hariku
Dilupakan oleh kesibukan baru yang menyita konsentrasiku
Dan tak terasa sudah dua jam berlalu


Ahhh...pegal juga
Tamuku sudah pulang tapi aku masih duduk di kursi tamu
Udara sore sudah semakin dingin
Kulihat jam di hp...pukul 14.40
Hah...teguh kan mau latihan gambusan?
Dengan cepat aku bangkit dan kembali ke kamar bermaksud membangunkan teguh

"tadi siapa mas?" teguh yang masih dalam posisi terlentang menyambutku masuk kamar
Aku kaget, aku kira teguh masih tidur, nggak tahunya sudah bangun
Dia sedikit menggeliat
Matanya masih begitu sayu
Dan rambutnya sedikit berantakan
Tapi secara keseluruhan dia tetap yang tercakep di desa ini

Aku tersenyum
"udah bangun to? Tadi itu tamu dari perusahaan"
"ohh...."
Teguh pelan bergerak bangun
Tubuhnya bersandar di tembok
Pelan aku menghampirinya duduk dihadapannya

Kuamati wajahnya
Masih ada butiran keringat di dahinya
Hmmm...dingin gini teguh masih berkeringat
Kutatap matanya, pipinya dan semuanya
Kurasa aku mulai terpesona dengannya
Walau hati kecil menolak tapi aku tidak dapat membohongi hati ini bahwa aku mulai suka dengan teguh

"ada apa mas? Kok liatin aku kayak gini?"
Aku kaget tapi langsung kututupi dengan senyumanku

"guh.."
"ya mas"
"napa tadi kamu nyusul aku ke rumahnya agung?" tanyaku menyelidik
Sejenak teguh terdiam menatapku
"mas aji tersinggung ya? Aku nyusul mas, maaf ya" ujar teguh lirih
Aku langsung tanggap
"ohhh...nggak gitu guh, aku cuman pengin tahu saja, napa tadi kamu sama temen-temenmu datang menyusulku?"

Teguh sedikit mengambil nafas panjang
"hmmm aku kuatir mas"
"napa kuatir?" aku terus menyelidik
"hmmm...ya kuatir lah, yang bawa petruk je"
"guh"
"ya mas"
"apa kamu merasa takut kehilangan aku?"
Sekali lagi dia menatapku tajam
"iya..." ujarnya lirih
"napa?"

"mas , mas aji nggak perlu tanya , sebenarnya sejak aku bertemu dengan mas aji di kali kemaren, aku sudah tertarik untuk mengenal mas aji lebih jauh, dalam hati aku berkata, pasti mas aji orang baik, dan....ternyata memang betul dugaanku, mas aji orang baik"
"Cuma itu?"

Teguh terdiam sejenak
"hmmm...semalam mas aji menciumku, ohhh...itu terus terang baru pertama kali aku rasakan, tapi sehari ini sungguh selalu muncul diotakku, entahlah...rasanya bikin aku selalu terngiang, sama sekali aku nggak mengira semalam aku dicium mas aji"

"ohhh...hmmm...pengin kucium lagi?" aku tersenyum dengan kerlingan
Teguh kaget
Dia menatapku lekat

Dan tanpa persetujuannya bibirku telah mendarat di pipinya, tepat dibulatan merah yang bikin aku gemas sepanjang pagi tadi
Teguh menggelinjang kaget
kurasakan desahan nafasnya
Cukup lama bibirku mendarat di pipinya
Kujelajahi seluruh area pipinya
Ohhhh....luar biasa

Negeri Dibalik AwanWhere stories live. Discover now