Our Joint Business - part 3

6K 127 3
                                    

        “Terimakasih sudah mau datang Sang Ah, Eun Jo. Kalian menikmati konsernya?” Choi Isa mengundangku kerumahnya. Ternyata benar, dia benar-benar kaya. Di rumahnya dia bahkan memiliki helipad (tempat mendarat helikopter).

       “Ne. Benar-benar menikmati. Jeongmal jeongmal khamsa hamnida.”

       “Tak usah berterimakasih padaku. Harusnya kau berterimakasih pada istriku. Dia yang memaksaku untuk mendatangkanmu kemari. Katanya dia ingin berkenalan denganmu.”

       “Eh?” Keherananku belum selesai ketika melihat wanita cantik yang tiba-tiba berdiri disebelah Choi Isa. Cantik dan anggun sekali meskipun terlihat sudah berumur. Ah, dia pasti istri Choi Isa. “Khamsa hamnida telah mengundang aku dan Eun Jo. Nyonya Choi.”

       Nyonya Choi menggandeng tanganku dan mengajakku beranjak darisana. “Tak usah terlalu kaku begitu Sang Ah. Namaku Kim Ri Yeon. Kau panggil aku bibi saja.”

       “Ne ahjuma.”

        Ri Yeon ahjuma benar-benar orang yang menyenangkan. Dia mengajakku berkeliling rumah dan bahkan kami berdua duduk di gazebo di taman bunga untuk minum teh bersama (dan meninggalkan Eun Jo yang sedang asik berkuda). “Sang Ah, kau sudah punya pacar belum?”

        Uhuk! Hampir saja aku menumpahkan tehku ketika mendengar pertanyaan ahjuma yang tiba-tiba. “Hahahaha. Belum ahjuma, aku terlalu sibuk dengan kuliah dan urusan kantor.”

       “Kau ini. Biar bagaimanapun yeoja (perempuan) harus memiliki seorang namja (laki-laki) agar tidak kesepian. Ah ya Sang ah, kau mau mampir ke ruang bacaku? Aku ingin menunjukkan sesuatu.”

      Aku mengangguk dan mengikuti langkah ahjuma yang sangat lambat. Tapi tidak apa-apa, selama dalam perjalanan kami membicarakan banyak hal. Terutama banyak membicarakan tentang anak laki-laki ahjuma dan ahjussi (sekarangpun aku memanggil Choi Isa dengan panggilan ‘ahjussi’ atau ‘paman’) yang belum pernah kutemui.

       “Dia itu merepotkan Sang Ah! Kau tahu, Appa-nya sampai pusing memikirkan penerusnya. Dia itu benar-benar tidak berminat meneruskan usaha Appa-nya. Tetapi My yeobbo tidak pernah berhenti memaksanya untuk menjadi pengusaha. Andai saja dia sepertimu Sang Ah.” Aku hanya tersenyum saja membayangkan anak laki-laki mereka berdua.

       Di ruang baca, Ri Yeon ahjuma menunjukkanku beberapa buku karangannya. Ternyata dia juga penulis cerita roman yang cukup terkenal. Aku bahkan memiliki beberapa bukunya. Tapi ahjuma bilang itu hanya hobinya.

       “Pekerjaan utamaku adalah mengurus keluargaku. Bukankah begitu Sang Ah?”

       Di ruang baca itu juga, aku melihat foto keluarga yang terdiri 4 orang. Appa, Umma, dan seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Hihihi, ini foto yang diambil beberapa tahun yang lalu saat kedua anak mereka masih kecil sepertinya. Ahjuma dan Ahjussi juga keliatan lebih muda disini. “Ahjuma, jadi yang kau maksud dengan anak laki-laki itu ini ya?”

       Ajuma yang sedang mengembalikan buku-buku ketempatnya mengangguk, “Ya! Padahal sebagai anak laki-laki satu-satunya sudah seharusnya dia sendiri yang meneruskan perusahaan ayahnya. Apalagi sekarang Hyundai departemen store kami juga sedang maju dan berencana membuka cabang lagi. Adiknya juga sama saja, dia malah kuliah sastra ke Amerika. Mereka itu!”

       “Mwo? Jadi kalian juga memiliki departmen store?” Wah, mereka benar-benar kaya. Padahal keluargaku saja sudah dibilang kaya oleh orang-orang. Tetapi mereka, mungkin hartanya 10 kali lipat harta Appa.

       Ahjuma membelai rambutku dan tatapannya, seakan-akan aku anaknya sendiri, “Sang Ah, melihatmu aku jadi merindukan Jiwon anak perempuanku. Ah ya, sebentar lagi si sulungku kesini. My Yeobbo sudah memerintahkannya untuk pulang.

      Tak lama kemudian terdengar langkah kaki dan suara seorang namja yang sepertinya sedang berbicara dengan ahjussi.

      “Sepertinya dia sudah datang. Ayo kita hampiri dia, Sang Ah.” Aku mengangguk dan keluar bersama ahjuma dari ruang baca. Aku hanya berjalan di belakang ahjuma seperti tadi. Semakin lama aku semakin mendekati asal suara namja itu.

       Ah, sepertinya kami sampai. Aku melihat wajah Ahjussi dan ahjuma langsung duduk disebelahnya. Ada satu orang lagi disana. Seorang namja dengan tatapan mata yang tajam dan menusuk memandang kearahku seakan-akan dia sangat benci padaku.

       Dialah Siwon, namja yang mengajakku berdansa di private concert super junior.

       “Siwon, dia Han Sang Ah. Putri sulung pemilik Han Coal Corp. Yeoja yang pintar. Umurnya masih muda dan dia sudah belajar untuk meneruskan perusahaan ayahnya.”

       “Kau berlebihan ahjussi.” Aku jadi malu. Sekali lagi kulirik kearah Siwon dan dia masih menatapku benci.

       “Tidak Sang Ah, itu benar. Kau saja yang terlalu rendah hati.”

        “Jadi sekarang kalian menyuruhku pulang untuk menjodohkanku dengan cewek ini? Atau ingin membanding-bandingkanku dengannya? Appa masih memaksaku untuk meneruskan perusahaan Appa? Tidak Appa! Lupakan!”

       “SIWON!” Ahjussi tampak marah sekali kali ini. Siwon masih saja menatap marah padaku. He? Apa salahku?

**********

       Aku dan ahjuma menyingkir darisana. Ahjuma meminta maaf padaku berkali-kali dan aku juga membalas berkali-kali sambil berkata ‘Gwenchana.. Gwenchana (tidak apa-apa)’. Aku bermaksud ke istal melihat koleksi kuda milik keluarga Choi, tapi secara tidak sengaja aku mendengar suara ahjussi dan Siwon berbicara di ruang baca.

       “Aku sudah bilang Appa, aku sama sekali tidak berminat pada perusahaanmu itu.”

       “Tapi Siwon, yang akan kau urus bukan perusahaanku, tapi perusahaanMU! Aku sudah membicarakan hal ini dengan Go Jung-ssi. Selain berinvestasi di perusahaan Go Jung-ssi, Appa ingin membuat perusahaan baru yang juga menangani soal pertambangan. Sebagian besar sahamnya akan menjadi milikmu.”

       “Jadi?”

       “Kau sudah bertemu Sang Ah bukan? Dialah penerus Han Coal Corp. Go Jung-ssi juga berpikir sudah waktunya Sang Ah benar-benar belajar memegang penuh sebuah perusahaan. Kau dan Sang Ah, belajarlah bersama.”

       “Aku menolak!” Siwon sepertinya sudah mau pergi. Dia berdiri, tapi lagi-lagi ahjussi menahannya.

      “Sekali ini saja Siwon, kumohon. Sekali ini saja. Kalau kau memang menolak untuk mengurus perusahaan itu nanti, perusahaan akan tetap jadi milikmu tapi biar aku atau keluarga Han yang mengurusnya. Sekali ini saja, ikutlah denganku besok ke tambang itu langsung. Sebaiknya juga kau mengambil cuti beberapa minggu dari pekerjaanmu sekarang. Banyak yang harus kau pelajari.”                     

        Aku terus mengupig sampai aku tidak sadar kalau Siwon-ssi sudah berdiri tepat dihadapanku. Aku tertangkap basah! Ottokke? (Apa yang harus kulakukan / bagaimana ini?).

       Sebenarnya aku tidak berani menatap mukanya langsung, tapi tatapan matanya yang masih tajam seperti tadi seperti magnet yang memaksaku untuk melihatnya. “Selamat, kau berhasil membuat Appa semakin memaksaku untuk memasuki dunia yang tidak kusukai!”

***********

  

Our Joint Business (Fan Fiction Siwon Super Junior)Where stories live. Discover now