Chapter 7

38.7K 1.4K 18
                                    

"Ups...sorry" ucapnya santai ketika melihat Kei lalu kembali menutup pintu.

Kei hanya bisa mematung dan melongo. Tapi ia segera tersadar dan  bergegas membersihkan diri lalu  mengenakan pakaiannya. Saat berada di kamar Alvin, Kei ragu untuk keluar dari sana. Ia takut bertemu dengan laki-laki tidak dikenal yang berani-beraninya melongokkan kepalanya dan melihatnya berendam.

"Siapa sih dia?" tanya Kei pada dirinya sendiri. Temannya pak Alvin? Kenalannya? Apa pak Alvin yang mengijinkannya masuk? Tapi untuk apa? Untuk apa pak Alvin mengijinkannya masuk di saat dia sendiri tidak ada? Apa dia juga orang kepercayaannya pak Alvin? Kei menggelengkan kepalanya Tidak...tidak mungkin. Orang kepercayaan pak Alvin kan hanya Kris. Dan Selama aku bekerja di sini, baru kali ini aku melihat orang itu. Jadi siapa dia? Apa jangan-jangan orang itu.....maling?   Kei tersentak dengan pemikirannya sendiri. Ya....bagaimana kalau orang itu adalah maling? Waduh....gawat….gawat…

Kei mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamar Alvin. Ia mencari-cari sesuatu yang bisa dijadikan senjata untuk melindungi dirinya. " Apa aku timpuk saja dengan lampu meja itu?" gumam Kei tapi ia langsung menggelengkan kepalanya " Ah...tidak pak Alvin bisa mengamuk kalau lampu mejanya rusak. Jadi harus dengan apa? Atau dengan lcd tv itu saja? Hmmm....tapi daripada lcd tv itu dipakai untuk menimpuk maling kan lebih baik aku bawa pulang kebetulan tv di apartemen kan sedang rusak" Kei terkikik perlahan dengan pemikirannya itu dan langsung menggetok kepalanya sendiri "Ah...kei, serius dong ah.....situasi lagi gawat darurat nih. Siaga satu. Pikir.....pikir yang benar!!!" Kei mondar-mandir dalam kamar Alvin

"Seandainya.....seandainya  saja aku belum menyimpan  sapu.  Kan bisa aku getok kepalanya dengan gagang sapu "gumam Kei lagi penuh penyesalan karena ia tidak juga menemukan benda yang bisa dijadikan senjata.

Tapi, Kei tidak menyerah.  Matanya terus mencari. "Sudahlah dengan ini saja" putusnya kemudian sambil mengambil sebuah benda.  

Setelah memegang 'senjata' di tangan, Kei pun berjalan mendekati pintu dan perlahan membuka sedikit. Kei mencari keberadaan laki-laki itu dan matanya langsung tertuju ke salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Laki-laki itu sedang duduk di sana dan terlihat asyik makan sesuatu.  

Diam-diam, Kei mengamatinya. Laki-laki itu berwajah asia, dan kelihatannya  satu rumpun dengannya. Memiliki rambut hitam  dan agak gondrong. Tubuhnya lebih kurus dari Alvin. Dan sepertinya laki-laki itu juga  beberapa tahun lebih muda dari Alvin.

Tiba-tiba....laki-laki itu menoleh ke arahnya sehingga Kei dapat melihat sorot matanya yang ramah. Hei...dia tidak seperti orang jahat.... Dan senyum laki-laki itu terlihat---  Heh....  Kei terperangah. Rupanya tanpa sadar, ia melebarkan pintu sehingga laki-laki itu tahu Kei berada di sana dan sedang mengamatinya.  Pantas saja laki-laki itu tadi menoleh.....wajah Kei langsung memerah. Ya ampun....ya ampun aku kepergok.....

Laki-laki itu menatapnya dengan geli.  "Sudah selesai berendamnya?" tanyanya santai.

"Eh..."

"Mengapa cepat-cepat? Santai saja" lanjutnya "Aku tidak akan mengganggumu”

Wajah Kei semakin merah. "Ka...kamu---"Kei menunjuk laki-laki itu "Si..siapa ka--"

"Rujak ini enak" sela laki-laki itu lalu ia menyuapkan sesendok ke mulutnya "Beli di mana?"

"Haaah......" Mata Kei membelalak  "Rujakkuuu....." serunya ketika ia menyadari bahwa  laki-laki itu dengan enaknya memakan rujak yang disimpannya di lemari es "Dasar ma--"Kei memegang erat-erat 'senjata'nya dan mengangkatnya.

Kedua alis laki-laki itu terangkat. "Untuk apa sapu lidi itu? Apa kamu mau---"

"Kembalikan rujakkuu....." Dengan histeris, Kei maju dan mengayunkan sapu lidi yang dipegangnya.

My Careless Cleaning 'Boy'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang