Part 1: Pertemuan

520 3 4
                                    

Hyo's POV

Kukerjapkan mataku berkali-kali melihat seseorang yang masih sibuk memainkan tongkat baseballnya dengan lincah, kusenggol badan sahabatku yang masih sibuk dengan kopi dinginnya.

"Hey, hey, kau tahu siapa nama anak itu?" tanyaku kepada sahabatku yang bernama Tashiki ini, dia menoleh lalu mencoba melihat siapa yang sedang kupertanyakan.

"OH! Oh! Ck, kau itu. Dia itu berbahaya! Jangan bertanya mengenai dia lagi!" ketusnya.

Aku mengerutkan dahiku, "Memang kenapa? Dia tampan... dan imut. Menurutku dia baik-baik saja." komentarku, dapat kudengar desahan kecil dari mulut Tashiki.

"Lebih baik kau ikut aku ke ruangan Mr. Jim. Aku ingin bertanya sesuatu ke dia." Tashiki menarik tanganku, sedangkan aku masih sibuk dengan anak yang bermain bola itu.

•••

"Arigatou gozaimasu (Terima kasih)" Tashiki memberi hormat kepada Mr. Jim setelah menanyakan beberapa pertanyaaan mengenai materi yang baru kemarin dibahas.

"Ta-chan, ku mohon, siapa nama anak itu?" rengekku sembari mengekori Tashiki dari belakang, sedangkan Tashiki masih sibuk dengan berbagai kertas dan buku tebal miliknya. Aku mengerucutkan bibirku, tapi kemudian senyumku kembali mengembang saat seseorang melewatiku dan Tashiki.

"Omona, geu namja neomu kyeopta! (Ya ampun, cowok itu benar-benar imut!)" gumamku.

TAK!

"Yak! Sakit!" ringisku, aku mengusap kepalaku yang sudah sukses terjitak oleh Tashiki, sedangkan anak itu malah cengengesan, lalu ia membuka loker milknya yang bersebelahan dengan lokerku.

"Kau itu! Kan sudah ku bilang jangan mempertanyakan sesuatu mengenai cowok itu kepadaku!" cerocos Tashiki.

Aku mengerucutkan bibirku sembari terus mengusap kepalaku dan membuka lokerku juga. "Tapi dia itu imut! Kan jarang cowok imut di sini." ringisku. Ku taruh tempat pensilku dan mengambil iPad milikku, "Kalau tidak boleh bertanya ke kamu, berarti aku boleh bertanya ke orang lain!" aku menutup lokerku, lalu menatap Tashiki dan memeletkan lidahku lalu segera berlari ke kantin.

"HEY! PARK HYO RIN!"

•••

Ku duduki sebuah kursi lalu memperhatikan seseorang yang sibuk dengan laptopnya, "Waeyo Hyo Rin-a? (Ada apa Hyo Rin?)" tanya orang tersebut tanpa memindahkan tatapannya, aku terkekeh geli.

"Kau begitu serius, oppa. Ck, apa karena itu kau jadi anak terpintar di kelasmu?" tanyaku sembari terus menatap orang tersebut.

Dia tersenyum kecil lalu membuka kacamatanya, "Kau ke sini pasti ada maunya, Hyo-a." dia menatapku.

Aku menyengir lalu menyamankan tempat dudukku. "Hae-a, boleh bertanya sesuatu?" aku menyengir kembali, sedangkan Dong Hae hanya mendesah lalu menatapku.

TAK!

"Yak! Sakit!" protesku sembari mengelus kepalaku, "Jangan menjitakku lagi! Sudah cukup!" ketusku kesal.

Dong Hae tertawa, dia merapihkan bukunya lalu menatapku. "Apa yang mau kau tanyakan?"

Aku tersenyum senang, "Kau tau tidak nama anak yang ada di klub Baseball?"

Dong Hae mengerutkan dahinya lalu ia menaikkan satu alinya, "Apa maksudmu? Kau ingin jadi pemain Baseball? Sejak kapan?"

Aku mendengus kesal, "Bukan itu! Tapi aku sedang mencari seseorang!" celetukku. "Ups..." kututup mulutku dengan kedua telapak tanganku.

Happy EndingWhere stories live. Discover now