33.Hukuman bagi yang bersalah.

14.8K 1.9K 105
                                    

Holaaaaaa!

Sebelum membaca tekan bintang.♡

Kalau memungkinkan aku bakalan triple up hari ini, tapi kalau gk memungkinkan aku double up aja kek biasanya hehe. Jam 11 san yahh aku up lagi kek biasanya!

Read sampai akhir ada note dibawah!
.
.
.
.
.
Di sebuah kamar nampak sekumpulan pria yang asik mendengarkan celotehan buntalan imut yang berada di tengah-tengah mereka. Balita itu sudah terbangun dari tidurnya.

"Bonbon pukul tubuh na dengan pala Bonbon yang kelac tluc 'bluk' anak combong itu jatuh...," Bonnie berkata menggebu-gebu balita itu mencoba pamer. Melupakan sekujur tubuhnya yang penuh luka.

Hei! Kemana bayi bulat yang menangis tadi?

Dominic tertawa, putra kecilnya yang lucu sedang menceritakan betapa hebatnya ia melawan anak-anak sombong yang berkelahi dengannya di taman.

Elmer juga dengan gemas mencium pipi sebelah itu dengan hati-hati karena takut melukai dagu si gembul yang sedikit terluka. Pipinya di bagian lain juga nampak membiru, namun Bonnie segera melupakan sakitnya karena ingin bercerita tentang betapa kerennya dia pada keluarganya.

Bonnie berhasil mengalahkan anak-anak yang bahkan jauh lebih besar darinya dan itu cukup keren!

"Lalu kalau kau hebat kenapa bisa babak belur begitu?" Ace menompang dagu menatap adik imutnya dengan raut penasaran.

Pertanyaan itu seketika dihadiai pelototan oleh semua orang yang ada disitu.

"Ngg.. apakah aku salah bicara?" Ace berucap bingung, apa ada yang salah dengan ucapannya

Bonnie cemberut lalu segera menghampiri Ace dan menendang  pinggang pemuda itu, balita itu kesal dengan kakaknya yang satu ini. "Pahlawan haluc kalah dulu balu jadi helo tauu, benalkan daddy?" Balita itu meminta persetujuan dari ayahnya yang asik tertawa di ujung sana.

"Benar sekali haha." Dominic terpingkal.

"Tluc-tluc Bonbon populel di kalangan kakak-kakak cantik loh hehe."

"Maksudmu?" Abel bertanya diangguki oleh semua orang yang ada di situ.

"Teman kak Ace cium pipi Bonbon  hehe jangan ili loh yah. Telnyata Bonbon populel juga loh!" Balita itu membusungkan dadanya bangga. Ternyata bukan kak Ace saja yang populer ia juga bisa!

Semua keluarganya seketika melirik Ace dengan tatapan bertanya. Namun hanya gelengan yang mereka dapat dari Ace yang berwajah bingung.

Kira-kira wanita mana yang berani mencium balita imut kesayangan Alexander? benar-benar cari mati!

"Ace kau harus mencari wanita-wanita itu!"

"Sudah-sudah ayo kita makan malam dan turun kebawah." Abel menyela percakapan itu dan mengajak keluarganya turun kebawah. Hari sudah menjelang malam untunglah adiknya itu tidak kenapa-napa, si gembul sudah kembali ceria ketika bangun tidur. Membuat seluruh keluarganya bernapas lega.
.
.
.
.
.
Suasana kali ini nampak berbeda. Awalnya semua baik-baik saja. Si bungsu masih tetap memakan makanannya dengan lahap walau dalam kondisi sakit. Tetapi semuanya berubah saat Max datang. Bayi bulat nan gembul itu jadi menguburkan tubuh bulatnya ke sang ayah karena takut dengan Max.

Pria tua itu sedang berbicang dengan Elmer yang hanya ditanggapi dengan malas oleh pemuda manis itu.

Dominic yang melihat putra bulatnya sedikit ketakutan dengan pamannya, lantas menunduk dan berbisik tepat di telinga mungil Bonnie. "Tenanglah, daddy di sini."

Bonnie menyembulkan kepalanya dengan pelan tidak bersembunyi lagi di balik ketiak sang ayah. Bocah bulat itu lantas mengambil beberapa anggur untuk dimasukan ke dalam mulut sebelum masuk lagi ke ketiak Dominic dan begitu seterusnya saat pamannya tidak fokus pada Bonnie maka bayi bulat itu akan langsung mengambil makanan di meja yang terletak dekat dengannya.

BONNIEWhere stories live. Discover now