8. Keluarga baru

19.8K 1.5K 35
                                    

Holla!

I ∟OⅤ∈ Υ〇∪…..φ(。・ω・。 )

Sebelum membaca  tekan bintang dulu yukkk. ♡♡♡
.
.
.
.
.
Devan mendekat pada Dominic sambil menatap heran ke arah Balita dipangkuan Dominic yang masih asik menyedot botol susu terkesan mengantuk.

"Siapa dia kak?" Devan bertanya karena rasa penasaran.

"Putraku--" Dominic menjawab santai, tanpa memikirkan raut muka adiknya yang cukup terkejut.

"Apa kau punya istri simpanan?" ucap Devan seenaknya.

Dominic melotot kemudian melemparkan sendok besi di dekatnya ke arah sang adik, namun dengan cepat Devan menghindar sebelum sendok besi itu mengenai dahinya.

Prang!

Bunyi Sendok besi ketika bersentuhan dengan lantai marmer begitu nyaring diruangan yang sepi itu. Bonnie yang hampir tertidur pun tersentak kaget.

"Hic...hic," Balita itu mulai rewel dan menangis. Dominic makin menatap garang adiknya.

'Kenapa dia menatapku begitu, bukannya ia yang salah,' Batin Devan bingung.

Dominic lekas menggendong Bonnie lalu menimangnya dengan lembut. "Tenanglah daddy disini."

Devan menatap kakaknya dengan mulut yang menganga. Itu Dominic kakaknya? Bagaimana orang dingin itu bisa lembut pada bayi bulat digendongannya?!

Setahu Devan kakaknya adalah orang yang kurang bisa akrab dengan anak-anak. Dengan Elmer, Abel dan Ace saja sering ribut!
Lantas siapa mahluk gembul digendongan kakaknya itu? kenapa ia bisa meluluhkan gunung es hingga mencair.

"Bonnie cudah tidak ngantuk daddy." Sebuah suara cadel menghentikan lamunan Devan. Dapat Devan lihat mata bulat balita itu terbuka sepenuhnya menandakan bahwa memang benar bocah imut itu sudah tidak mengantuk.

"Kau tidak ingin tidur lagi?" Dominic menanggapi.

"Noo--Bonbon mau main--." Bonnie berusaha turun dari gendongan sang ayah. Balita itu tidak jadi mengantuk karena sempat kaget tadi.

Dominic menurunkan mahluk bulat itu. "Pergi ke uncle Deon  dan tanya mainanmu yang sudah daddy pesankan kemarin apakah siap atau belum. Daddy sudah membuatkan ruang bermain untukmu."

"Uwah.. daddy belikan Bonbon mainan bannak-bannak?" tanya balita imut itu penasaran.

"Tentu saja!" Dominic membusungkan dadanya bangga. "Tidak ada hadiah untuk daddy?" Dominic menunduk untuk sekedar menyodorkan pipinya pada Bonnie.

Bonnie yang paham apa yang diinginkan ayah barunya itu lantas mencium pipi Dominic.
"Muahh, Bonbon sayang daddy bannak-bannak."

Devan yang sedari tadi menjadi nyamuk diantara mereka, akhirnya membuka suara. "Tunggu dia benar-benar keponakan baruku?!"

Bonnie mengalihkan perhatiannya dari sang ayah ke arah Devan. "Uncle ciapa?!"

Uwaaa, Devan menggigit pipi bagian dalamnya. Bagaimana bisa ada mahluk seimut ini? Devan lantas dengan cepat menggendong Bonnie. "Panggil aku papa!"

"Eh Bonbon punya dua daddy?" ucap Bonnie dengan bingung balita itu memandang Dominic seakan meminta penjelasan.

"Uncle adalah adik dari daddymu tapi panggil uncle papa," Devan menimpali ia masih setia mempertahankan senyumannya.

Dominic yang melihat itu lantas dengan cepat mengambil putra bunsunya dari gendongan Devan. "Menjauh dari putraku!" ujar Dominic ketus.

"Hei dia juga keponakanku!" ucap Devan tidak terima dan mulai mengomel di belakang Dominic yang berjalan meninggalkannya.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang