Chapter 29

2.8K 302 3K
                                    

Makin sini vote nya berkurang sama komennya jugaa :')

Please jangan pada pelit vote sama komen dong. Gratis kok :')

Btw Minal aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan batin bestie🤍

Aku tetap targetkan untuk part selanjutnya 200 Vote + 3000 komen.

Pastikan untuk selalu vote dan komen di setiap baris kalimat 🤍

Happy Reading 🤍

---------------------------------------------------------

“Puncak kesabaran adalah engkau bisa diam padahal di dalam hatimu ada luka yang berbicara. Dan puncak kekuatan adalah engkau bisa tersenyum padahal di pelupuk matamu ada seribu tetes air mata.”

— Ustadz Mujahid Aslam —

🕊🕊🕊

Ini hari ketiga aku menginap di apartemen Kiran, dan belum memutuskan untuk pulang ke rumah. Selama itu juga Bang Al setiap hari sebelum berangkat kerja selalu membawakan bekal makanan untukku, kemudian siang harinya dia selalu datang ke butik untuk mengajakku makan siang, akan tetapi aku menolaknya dan menyuruhnya pergi, lalu malam harinya dia selalu datang ke apartemen membawa makanan atau camilan. Aku menerima semua pemberiannya, namun aku selalu menolak ajakannya untuk pulang ke rumah, dan sampai sekarang aku masih mendiamkannya.

Berhubung hari ini weekend, aku dan Kiran memutuskan untuk bermain ke Dufan. Sebelumnya kami mengajak Amanda, akan tetapi dia tidak bisa ikut dikarenakan ada acara keluarga. Ketika kami sedang berjalan di basement untuk menghampiri mobilku. Tiba-tiba kami dikejutkan dengan kehadiran Bang Al dan Bayu. Mereka pun menghampiri kami.

"Sha, kamu mau kemana?" tanya Bang Al.

Aku hanya terdiam dan memalingkan wajah darinya.

"Sha, aku dan Bayu mau ajak kalian pergi ke—"

Belum selesai Bang Al berbicara, Kiran langsung memotong ucapannya. "Nggak bisa! Shabira sama saya mau pergi ke Dufan, jadi nggak ada waktu buat pergi sama kalian!"

"Yah sayang banget, padahal kita mau ajak kalian ke Bandung naik kereta," balas Bayu.

"Serius?" tanya Kiran dengan mata berbinar cerah.

Bang Al dan Bayu serempak mengangguk sembari tersenyum.

"Oh ke Bandung ya? Sorry saya dan Kiran nggak bisa ikut," balasku.

"Tapi Sha, gue mau ke Bandung," ucap Kiran berbisik di samping telingaku.

"Ki, mending kita pergi ke Dufan sekarang aja yuk, keburu jam sebelas siang, nanti macet lagi." Aku langsung menarik tangan Kiran, kemudian berjalan meninggalkan Bang Al dan Bayu.

Bang Al tiba-tiba memanggilku. Aku dan Kiran menghentikan langkah, kemudian berbalik ke arah Bang Al dan Bayu.

"Kalian mau ke Dufan, kan? Boleh kami ikut?" ucapnya seraya tersenyum.

"Up to you," balasku.

Bang Al tersenyum mendengar perkataanku, sementara aku langsung menarik tangan Kiran, kemudian berjalan menuju mobilku, lalu memasukinya.

"Sha, mereka ngikutin kita tuh. Serius nggak apa-apa mereka ikut?" tanya Kiran sembari melirik ke arah mobil Bang Al yang mengikuti mobilku.

"Nggak apa-apa, lagipula aku kangen main ke Dufan bareng Bang Al. Walaupun sekarang, aku masih mendiamkannya," balasku.

"By the way, kita kan mau naik wahana-wahana yang ekstrem kayak kora-kora, dan lain-lain. Pak Al pernah naik wahana yang kayak gitu nggak?" tanya Kiran.

Pelabuhan HatiWhere stories live. Discover now