Chapter 25

2.1K 222 3K
                                    

Pengumuman! Pengumuman!

Bestie, aku mau buat cerita Pelabuhan Hati versi AU nya di Instagram & Tiktok.

Jangan lupa follow akun IG @wp.pelabuhanhati & @nurhoiriah16_ (untuk IG bakalan update di kedua akun ini)

And my tiktok : nurhoiriah16_ (Tiktok update di akun ini)

Versi AU sedikit berbeda dengan Wattpad. Bakalan lucuu karena pake Chat-Chat gituu😍

Btw, kalian luar biasaa baru beberapa jam udah tembus komennya 👏🔥

Untuk next chapter aku Targetkan 3000 komen 😚

Pastikan untuk selalu vote & komen di setiap baris kalimat.

Happy Reading 🤍

----------------------------------------------------------

Di dalam hati terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah.

— Imam Ibnul Qayyim —

🕊🕊🕊

Kejadian di acara reuni teman-teman kampus Bang Al waktu kemarin malam membuatku selalu kepikiran perihal masalah Bang Al dengan Nabila. Ketika aku menanyakan apa yang terjadi diantara mereka berdua, suamiku tidak pernah mau membahasnya. Dia berkata kepadaku bahwa urusannya dengan Nabila, biar menjadi urusannya.

Karena penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka berdua, terlebih perkataan Dania bahwa Bang Al telah berkhianat membuatku antara percaya atau tidak. Maka, siang ini pada saat jam makan siang aku janjian bertemu dengan Nabila di Kafe Up All Might Space salah satu kafe yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Butuh waktu sekitar dua puluh lima menit untuk sampai ke kafe tersebut dari tempat butik ku. Hingga akhirnya kini aku sudah tiba di sana. Usai memarkirkan mobil, aku langsung masuk kedalam restoran Dragon Flames kemudian pergi menuju rooftop lantai 3. Sebab ketika ingin memasuki kafe tersebut, pengunjung harus masuk melewati restoran Dragon Flames terlebih dahulu.

Setibanya di sana aku langsung duduk di tempat yang sudah aku reservasi sebelumnya. Tidak berselang lama, perempuan memakai gamis navy beserta hijab syar'i dengan warna senada yang tak lain Nabila menghampiriku.

Aku langsung beranjak berdiri, kemudian mempersilakannya duduk. Usai itu aku langsung memanggil waiter untuk memesan makanan dan minuman.

"Mas, saya pesan ice green tea latte, sama spaghetti carbonara," ucapku kepada waiter tersebut. Kemudian aku menatap Nabila. "Mbak Nabila mau pesan apa?"

"Samakan saja," balasnya sembari tersenyum.

"Mas, tolong samakan saja," kataku kepada waiter.

"Baik, mohon ditunggu Kak," balas waiter tersebut.

Setelah kepergian waiter itu. Suasana mendadak canggung. Aku terdiam sejenak sembari tersenyum kepada Nabila. Hingga akhirnya Nabila yang mengawali pembicaraan.

"Mbak Shabira," panggilnya.

"Panggil Shabira atau Sha saja Mbak," balasku.

"Oh oke." Nabila tersenyum setelah itu berkata,"Sha, aku minta maaf mewakili Dania soal kemarin malam dia nampar Al, dan nyiram wajah kamu."

"Oh itu, nggak apa-apa Mbak. Aku juga salah karena sudah menampar sahabat Mbak nya," balasku sembari tersenyum tipis.

"Kalau boleh tahu, apa benar Al menikahimu karena terpaksa dijodohkan?" tanya Nabila.

Pelabuhan HatiWhere stories live. Discover now