•KN: Balon Embek•

12.3K 1.1K 20
                                    


Happy reading ᥫ᭡



🤍🐻‍❄️🤍

Setelah hampir sebulan berada di rumah sakit, kini Nui- bocah dengan pipi bakpao nya itu sudah diperbolehkan pulang walaupun harus menjalani serangkaian pemeriksaan yang panjang agar benar-benar diperbolehkan pulang.

Kini bocah dengan pipi tumpah-tumpah nya itu sedang duduk anteng di pinggir ranjang tempat tidurnya dengan menggenggam dua permen lollipop. Senyuman manis itu tak pernah luntur dari wajahnya, bahkan Axie yang tengah sibuk mengemasi barang-barang adiknya itu sesekali mencubit pipi gembul adiknya sebab terlampau gemas.

Namun tangan bantet Nui dengan cepat menepis tangan sang kakak yang akan mencubit pipinya untuk kedua kalinya.

"Jangan cubit,  Xie!" Ucapannya garang dengan mata melotot tajam ke arah kakaknya. Axie cuma terkekeh lalu mengangkat bahunya acuh tidak perduli jika adiknya kesal karena ulah jahilnya.

Kapan lagi Axie bisa menjahili adiknya yang sekarang mode kucing ini. Dulu saja adiknya mode senggol bacok membuat Axie sendiri tidak bisa leluasa untuk menjahili sang adik bungsu.

"Tidak boleh panggil nama! Bukankah Nui sudah berjanji kemarin?" Ujar Axie sembari mengangkat adiknya ke gendongan begitu barang-barang adiknya sudah selesai dikemasi.

Bibir Nui merenggut kesal, "Batalkan saja perjanjiannya. Tangan Xie nakal karena cubit-cubit pipi punya, Nui! Xie bakal Nui aduin ke papa biar Xie dipukul pantatnya kayak Nui kemarin!"

Sontak saja tawa menggelegar milik Axie mengudara membuat Nui tambah kesal dibuatnya.

Tangan kecil itu lantas memukul bibir kakaknya kuat-kuat, mata bulatnya sudah berkaca-kaca.

Gama yang sedari tadi melihat perdebatan adik kakak itu menghela nafasnya lelah. Dengan segera merebut adiknya dari gendongan Axie.

"Ck, dasar Gama sialan!" Desis Axie begitu adiknya terlepas dari gendongannya.

"Makanya jangan jahil! Lihat, adikmu akan menangis jika kau jahili terus seperti itu!"

Axie tentu saja tidak perduli dengan perkataan kakak pertamanya. Bagi Axie menjahili adiknya sampai menangis adalah kepuasan baginya. Semakin kencang tangisannya semakin bersemangat Axie menjahili adiknya.

"Dasar bayi cengeng!" Ejek Axie menatap wajah adiknya yang tengah menahan tangisannya. Terbukti dari bibir mungilnya yang sudah melengkung ke bawah.

"Nui enggak cengeng, ya! Awas aja nanti Nui bales Xie sampai Xie nangis!" Ucapnya tak main-main.

Axie hanya mengangguk dengan wajah mengejek. Yang ada dirinyalah yang akan membuat adiknya itu menangis nanti.

"Uhh tatut nya...."

"Kakak~!" Baiklah Gama menyerah sekarang.

🤍🐻‍❄️🤍

Mobil hitam yang dikendarai Gama kini melesat melaju membelah jalanan. Dengan Nui yang kini duduk dibelakang bersama barang-barangnya. Matanya sedari tadi asik memperhatikan setiap sudut jalanan.

Hingga pekikan keras dari si bungsu membuat Gama terlonjak kaget sehingga menginjak rem mobil secara mendadak.

"KAKAK, LIHAT ADA BALON EMBEK! NUI MAU!!" Tunjuk nya heboh, bahkan anak itu sudah meloncat-loncat seperti monyet liar.

"Bisa kan meminta dengan baik? Tidak perlu berteriak seperti itu? Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan bagaimana? Kau mau masuk rumah sakit lagi, ha?!" Tatapan tajam Axie berikan pada adiknya yang langsung menunduk dalam diam.

KA'EO NUI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang