45-46

13.5K 1K 18
                                    

Double up gaesss

Cia mengendarai motor dengan pelan-pelan menuju kebun mengantar bekal makan siang untuk Jangkar.

Cuaca hari ini sangat di sukai oleh Cia. Tidak panas dan malah sejuk di sertai angin sepoi-sepoi.

Cia tersenyum menyapa para warga yang di temui nya sepanjang jalan. Saat dirinya membelokkan motor tiba-tiba dari arah belakang ada motor yang menyalip dan mendesak nya sehingga ke tepi. Cia tidak sadar kalau ada batu di depan dan membuat motor nya oleng sehingga ia pun terjatuh.

Braakkk

"Aaawwwww," Cia terpekik keras.

Kaki Cia terhimpit motor nya sendiri. Wajah nya tampak meringis menahan kesakitan.

Cia mengangkat kepala nya saat ada motor yang juga berhenti. Mata nya terkejut melihat ternyata Sinta yang turun dari motor.

Cia berusaha mengangkat motor dan menarik kaki nya. Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya kaki nya pun terbebas. Namun Cia membiarkan motor nya tergeletak di tanah. Karena dirinya pun tidak kuat untuk berdiri.

Cia melihat darah segar keluar dari kaki nya. Seperti nya tergores besi motor. Cia benar-benar tampak kesakitan.

Sinta mendekat dan tersenyum menang.

"Butuh pertolongan wanita murahan?"

Cia mengangkat kepala nya dan mendongak. Ia menatap marah pada Sinta yang tersenyum lebar.

"Kamu sengaja membuat saya jatuh kan?"

Sinta bersedekap. Ia melihat sekeliling nya sepi. Tidak ada orang lewat.

"Jelas. Saya sengaja. Bahkan saya sangat berharap kamu bisa mati di tempat," jawab Sinta bengis.

Cia tidak bisa menghilangkan raut wajah shock nya.

"Gila kamu!" hardik Cia marah sembari memegang kaki nya yang terluka.

"Ya. Aku gila karena kamu sudah merebut Bang Jangkar dariku. Dan itu semua karena kamu perempuan gatal." Tuding Sinta marah kepada Cia. Wajah nya menatap Cia benci, dendam dan sakit hati.

Cia tersenyum remeh. Walaupun keadaan nya memprihatinkan terduduk di atas tanah, ia tetap bisa melawan Sinta dengan ucapan nya.

"Saya tidak pernah merebut karena Bang Jangkar sendiri pun bukan milik siapa-siapa. Termasuk kamu Sinta. Betapa menyedihkan nya hidup kamu. Saya merasa kasihan sekali. Mencintai suami saya tapi suami saya tidak pernah mencintai kamu sedikit pun. Bahkan dia lebih memilih saya yang baru hadir dalam hidup nya. Di sini kamu lah yang menyedihkan. Cinta mu bertepuk sebelah tangan. Ah saya rasa itu bukan cinta lagi tapi sudah menjadi obsesi. Saya rasa kamu sebentar lagi akan gila karena perasaan kamu sendiri Sinta!" Cia menatap mata Sinta dengan berani.

"Dasar wanita jalang. Kamu tidak tahu apa-apa tentang ku. Berani nya kamu berbicara seperti itu. Memang kamu siapa hah? Sekalipun kamu anak orang berkuasa di kampung ini saya tidak takut. Dasar wanita murahan!!" Sinta merasa sangat marah. Ia mendekat dan menjambak rambut Cia. Ia seperti orang gila yang kehilangan kewarasan.

Cia yang tidak siap pun di jambak berusaha melindungi dirinya.

"Aaaw," kepala Cia terantuk ke stang motor sehingga berdarah. Sinta tertawa. Namun tidak berhenti menjambak Cia. Ia merasa menang karena Cia tidak bisa membalas karena kaki nya yang terluka. Gerakan nya tidak bebas.

"Gila kamu Sinta. Saya tidak akan pernah memaafkan kamu jika terjadi apa-apa kepada saya!"

"Saya tidak peduli. Sekali pun kamu mati saya tidak peduli. Malahan saya senang kalau kamu tidak lagi berada di dunia ini. Saya sangat membenci kamu wanita penggoda, murahan."

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang