15.

9.1K 455 4
                                    


haii , udah di update nie
jangan bosen ya baca nya hehehe

happy reading gays

🪷🪷🪷

Tian seketika terkejut melihat salah satu dari orang-orang itu mengeluarkan pisau, dan Tian pun semakin waspada, dan tidak lama Tian yang sudah sangat lelah dan lengah itu seketika terdiam saat sesuatu menembus perut nya.

jleb

"ABANGGGG"

Tian merasa sesuatu yang menebus perutnya di tarik, dan ia berbalik badan melihat Alam yang berlari ke arah dan seketika kaki nya melemas.

"ABANGGG ,ABANGGG JANGAN TUTUP MATA hiks .... hiks.

Alam memangku kepala abang nya di paha nya.

" Abang ... hiks.. bertahan bang.... jangan tutup mata....hiks.

" Heyy adek kenapa nangis hemm, abang gapapa".

" Abang.. jagan tutup mata" seketika Alam panik Abang nya menutup mata.

" Agrrrhh " erang Tian kesakitan dan Tian merasa jantung nya berdegup dengan kecang dan sedikit sulit bernafas.

Alam yang mendengar erangan Tian , meletakkan kepala Tian dan langsung membuka kemeja dengan tangan gemetar dan Memberi tekanan langsung pada luka tusuk sambil mengangkat area yang luka hingga posisinya di atas jantung selama 15 menit biasanya cukup untuk menghentikan perdarahan.

Orang yang menyerang mereka tadi sudah pergi ntah kemana setelah menusuk Tian.

Sesaat kemudian Alam melihat mobil keluarga tiba.

Mereka semua berlari menuju Alam yang sedang menahan luka Tian itu  dan mereka  heran karna tidak melihat Gio dan bodyguard lainnya, hanya ada satu sopir yang sudah tertembak di kepala nya.

Papah langsung mengendong Tian bridal style menuju mobil nya dan juga berlari masuk ke kuris kemudi , karna memang mereka tidak ada yang membawa supir karna kepalang panik .

Daddy juga mengendong Alam yang gemetar menuju rumah sakit.

Di kursi penumpang mobil Papa,
papa terus menerus berbicara kepada Tian, agar Tian tetap sadar.

" Heyy boy jangan tutup mata mu "

" Pa.. pa sakittt"

" Baby tahan yaa , sebentar lagi kita sampai rumah sakit , jangan tutup mata mu baby"

" Pa..pa Tian ngantuk" lirih Tian perlahan menutup matanya.

" Tian_ hey _ baby, TIAN.." ucap Papa panik.

" Cepat lah Andra" ucap Papa tidak sabaran.

Andra melirik ke arah Tian yang sudah menutup mata melalui kaca spion, Ia berusaha untuk tenang karna ia sedang mengemudi.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di Hospital Arnadelas milik Opa.

Papa langsung mengendong Tian keluar dari mobil , di luar mobil sudah ada perawat yang sudah siap siaga menunggu meraka, Papa langsung meletakkan tubuh Tian di brangkar dan langsung didorong oleh perawat munuju UGD.

Mereka semua menunggu di depan ruang UGD, Alam duduk di pangkuan sang Daddy dengan tatapan kosong ke arah pintu ruangan itu dan tangan nya pun masih bergetar.

Daddy langsung menggenggam tangan Alam yang masih bergetar itu dan megecup kepala Alam guna menenangkan nya.

" Baby tenang yaa , abang akan baik- baik saja " bisik Daddy .

Alam and the story ( END)Where stories live. Discover now