[09] yes,

882 147 53
                                    

G A M O N

..

Perasaan canggung itu kini menghampiri keduanya. Disepanjang perjalanan, Sasuke mencoba untuk tetap fokus mengendarai motornya.
Sasuke sadar kalau matanya sejak tadi ingin terus melirik Hinata dari kaca spion, ia tidak tahu kenapa ?
Tapi Sasuke merasa kalau matanya gatal sekali ingin memandang, Sasuke ingin terus dan terus untuk melihat kearah Hinata. Bahkan saking jengkelnya Sasuke sampai memutar kaca spionnya kedepan.

Sedangkan Hinata, jangan ditanya lagi.
Gadis itu tidak bisa mengendalikan perasaannya. Tangannya sejak tadi memainkan bibir bawahnya terus, seakan tidak percaya kalau dia habis merasakan yang namanya ciuman.
Rasanya sedikit kenyal, hangat, basah, manis, dan____ ugh, Hinata tidak bisa menghilangkan bayangan Sasuke yang memagut bibirnya dengan lembut.

Hinata masih mengingat jelas bagaimana jantungnya yang berdebar kencang saat napas Sasuke menerpa wajahnya.
Hinata juga masih mengingat bagaimana rasanya saat Sasuke yang melumat lembut daun bibirnya begitupun lidah pria itu yang seakan mengajaknya untuk saling menari.

Mengingat semua itu seketika membuat tubuh Hinata bereaksi.
Demi langit dan bumi, Hinata ingin pingsan kalau teringat itu semua.

Hinata menghela napas panjang, lantas menyentuh kedua pipinya, rasa panas telah menjalar diseluruh permukaan wajahnya.
Hinata tidak bisa untuk tidak memandang pria dihadapannya ini. Padahal jalanan tampak sepi, tapi tidak tahu kenapa Sasuke melajukan motornya dengan sangat pelan. Seakan Sasuke tidak ingin cepat sampai rumah dan berpisah dengan Hinata.

Apalagi saat Sasuke belok kearah lain yang berlawanan dari arah komplek rumah mereka, membuat Hinata yakin kalau Sasuke memang ingin lebih lama berada didekatnya.

"Kenapa belok kesini ? Kita mau kemana ?," tanya Hinata, gadis itu tampak memajukan tubuhnya dan bicara sedikit agak keras agar suaranya tidak kalah oleh angin kencang yang berhembus.

Sasuke tidak menjawab, dia seperti bergelut dengan pemikirannya sendiri. Tapi yang jelas, Sasuke memang ingin sedikit lebih lama bersama Hinata. Dia bahkan menarik lengan gadis itu dengan sekali hentakkan untuk melingkari pinggangnya.

Hinata menggigit bibir bawahnya, dia seketika merasa malu saat dadanya terbentur dan menempel dipunggung pemuda itu.

Padahal ini bukanlah kali pertama dadanya menempel dipunggung Sasuke, tapi entah mengapa, sejak hari ini, sejak detik ini, hal yang sering mereka lalui bersama menjadi hal baru yang sensitif untuk dirasakan.

Begitupun dengan Sasuke, bulu kuduknya merinding saat dada Hinata membekas dipunggungnya. Dia sering menggendong Hinata, atau melakukan apapun yang membuatnya kadang bisa merasakan dada itu. Sebelumnya biasa saja, tapi entah mengapa, kali ini berbeda.

Sasuke seperti dibuat menggeliat seperti cacing kepanasan saat merasakan tubuhnya panas secara tiba-tiba.

Baka !

Sasuke langsung berdehem menghilangkan pikiran kotor yang ada didalam kepalanya.
Saat merasa pegangan Hinata melonggar, Sasuke kembali menarik tangan gadis itu, bahkan dia ikut mengunci tangan Hinata untuk tetap memeluk pinggangnya seperti ini.

"Jangan dilepas," ucap Sasuke, tangan pria itu juga mengusap-usap lembut lengan Hinata yang melingkari pinggangnya.

Berdebar, merona, terpesona.
Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain sikap Sasuke yang berubah manis seperti ini.

Dengan senang hati Hinata pun mengeratkan pelukkannya, merendahkan tubuhnya, dan nempelkan pipinya kebahu Sasuke.

Sambil memejamkan kedua matanya, Hinata merasakan bagaimana nyamannya bahu pria itu untuk bersandar.
Padahal kalau di ingat-ingat, dia sering bersandar dibahu Sasuke, hanya saja kali ini berbeda, Hinata seperti merasakan perasaan Sasuke yang mengalir bagaikan air disungai yang jernih. Sangat menyejukkan.

G A M O N ✔Where stories live. Discover now