Girl Almighty : 2. That Eyes

107 7 0
                                    

Hari ketiga pada satu minggu, hari rabu. Suatu Peraturan/kebiasaan di sekolah ini menggunakan baju olahraga tiap hari rabu dengan sepatu sport.
Aku menelusuri taman kecil sekolahan yang berada di samping Gedung Sporthall. Aku menyukai bau khas taman ini yang memberikan kesan sejuk pada lingkungan sekitar sekolah. Aku Berjalan menuju sebuah bangku kosong yang panjang, sambil memerhatikan Niall dan teman-temannya yang sedang asyik menggiring dan menendang bola.

Saat aku duduk di bangku itu, tiba-tiba sebuah bola tergiring kedekat kakiku.

"Y/n tolong lempar bola itu kesini!" Teriak Liam meminta tolong dengan nada khasnya yang sangat ramah.

Aku menundukdan mengambil bola itu. Melemparkannya kearah Liam.

"Liam, bagaimana perempuan mu yang lain?" Louis membuka suaranya sambil tertawa kecil.
Niall tampak memasang wajah cemburutnya.

"Hey, Louis! Lihat Wajah ini? Kalau aku memasang wajah ini, apa yang akan terjadi?" Sahutnya sambil menunjuk wajahnya.

"Yey! GOAL!!"Teriak Harry dari ujung sana.

"Hey, sejak kapan bola itu berada disana?" Tanya Zayn mengerutkan dahi.
"Harryy!! Aku akan membalasmu!" Teriak Louis kabur dari niall.

"LOUIS!" Teriak Niall mengejar Louis. Akhirnya mereka saling kejar-mengejar membuatku tertawa terbahak-bahak.

Usai permainan , Aku melihat Niall berlari kearahku.

"Kau sendirian?" Tanya Niall, aku hanya mengangguk.

Niall menggenggam tanganku, aku terkejut. "Apa yang akan kau lakukan?" Kataku takut. Aku teringat kata ibuku tadi malam aku mengontrol diriku agar tak gugup.

"Aku hanya ingin memegang tanganmu." Kata Niall tersenyum, aku tersenyum balik ke Niall. "Aku senang melihatmu tersenyum." Ucap Niall menggoda.

"Berhenti menggodaku!" cetusku.

Niall menatapku seolah-olah tidak membiarkan mataku hilang dari pandangannya.

"Aku tak akan menyakiti bidadariku." kata Niall pelan. Aku Terkejut "A-apa maksudmu?" Tanyaku bingung. Niall melepaskan genggamannya. "Aku akan memberi tahumu suatu hari nanti aku janji y/n." Ucap Niall sambil menghembuskan nafas.
Baru saja aku akan membuka mulutku.

"TUNGGU AKU,ZAYNN!" Teriaknya sambil mengejar Zayn yang sudah berada di ambang pintu.

Mr. Grey menerangkan pelajaran Geography yang sangat membosankan. Aku rasa semua murid di kelas ini juga sangat bosan.Aku mendengar suara dari belakang memanggilku "y/n."Bisik Niall, aku hanya diam dan menghiraukannya.

Entah apa yang ingin dia katakan. Seharusnya ia tidak memanggilku saat pelajaran dimulai. Aku takut dimarahin Mr.Grey.

"Ah!" Teriak Mr. Grey kesakitan.

SHIT!

Aku langsung menutup mataku dan berusaha mengontrol diriku.

"Apa kau tak apa?" Tanya Kendall pada Mr. Grey. "Tidak, tidak, aku tak apa. Baiklah, pelajaran hari ini selesai." Sambil Membereskan buku-bukunya dan berjalan dengan ling-lung.

Aku menoleh ke belakang dangan memasang muka kesal. "Kau Terlihat manis." Niall menggodaku.

"Apa aku bercanda?"Tanyaku kesal.

"Oke, aku minta maaf membuatmu merasa terganggu." Ucap Niall pelan.

Aku membalikkan kepalaku kearah depan.
Aku menyakiti seseorang lagi!
Aku menghembuskan nafas. Aku Tidak boleh takut. Aku tidak boleh khawatir.

Bel pulang pun berbunyi, semua anak di kelasku merapikan buku-bukunya dari meja.

"Aku duluan ya y/n" kata Kendall, perempuan yang duduk di sampingku.

Aku hanya tersenyum kearahnya.

" Kau terlihat cantik jika tersenyum seperti itu y/n." kata Kendall berteriak di depan kelas dan berjalan keluar.

Semua teman kelasku memberikan senyuman kearahku.

"Kan apa kataku, sering-seringlah kau tersenyum." Kata Niall Tersenyum sambil menatap dan berjalan melewatiku, aku hanya diam karena merasa malu.

Aku berjalan keluar menuju Mobil ayahku yang terparkir.

~~

Aku tertidur di dalam kamar ku saat aku baru saja sampai dirumah. Aku merasa lelah.

"Ayahh....tolong....." Aku terbangun dan meneriakkan ayahku karena aku merasa kesakitan. Terdengar suara langkah kaki ayah dan ibuku sangat cepat ke arah kamarku.

"Y/n pintunya terkunci!" Teriak ayah dari luar.

"Ayaahh...sakitt..." Teriakku menangis kesakitan.

Ayah mendobrak pintu kamarku, Ibuku langsung memelukku sambil menangis.

"Y/n atur nafasmu sayang tenangkan lah dirimu."Kata Ayah khawatir.

"Sayang tenangkan dirimu hanya itu yang bisa membuat sakit itu pergi." Ucap ibuku sambil menangis melihatku.

"Bu... Aku ngga kuat." Teriakku kesakitan. "Ayolah y/n lawan rasa sakit itu!" Suruh ayah menggenggam tanganku.

"Sihirnya ituuu...aaaaawwwww...." Teriakku dan semuanya gelap.

Aku mendengar suara ibuku yang membuka pintu. Aku Terbangun dari pingsan ku dan merasa sangat pusing.

"Sayang minum air ini." Kata ibuku memberi ku minum. "Buu aku takut." Katakku memejamkan mataku. "Apa yang kamu takutin? Ayah dan ibu selalu sama kamu." Kata Ayah seperti menahan kesakitan.

"Tapi tidak di khayalan yang selalu aku mimpikan. " Katakku membantahnya.

"Tidurlah sayang, malam ini ibu tidur sama kamu ya." Kata ibu seperti menahan kesakitan sambil menghelus rambutku.

"Besok kamu izin aja ya, kamu tampak pucat." Saram ayah.

"Ngga, aku mau masuk." Cetusku.

"Apakah kau sudah menyukai salah satu temanmu? Apakah itu salah satu di antara lima laki-laki yang kau perhatikan?" Ucap ayahku tersenyum jahil.

Aku kemudian teringat dengan mata yang selalu menatapku.

NIALL. Aku spontan membantahnya.

"Baiklah terserahmu." Kata Ayah geli berjalan kearah luar kamarku.

"Bu , I love you." Kataku "I love you more, darling." Jawab Ibuku mencium keningku

Girl AlmightyDär berättelser lever. Upptäck nu