04 - Seorang Pemuda

173 62 5
                                    

Assalamualaikum





Jangan lupa shalawat

" allahuma shali 'ala Muhammad wa'ala Ali Muhammad "


~~~~~


Hari sudah mulai malam, namun tubuh itu terus saja terombang-ambing di sungai, untung saja air sudah mulai surut, tidak seperti tadi yang besar karna terguyur hujan.

Perlahan air membawa nya terdampar di tepian sungai. Cahaya bulan kini menerangi kampung itu, sehingga tidak terlalu gelap.

Pepohonan serta cahaya bulan remang-remang yang pertama kali dirinya lihat setelah membuka mata, gadis itu mulai tersadar. Ia meremas kepalanya yang sedikit berdenyut nyeri, lalu pandangan nya melihat kesekililing nya, ternyata ia di dalam hutan.

Tak lama kemudian ia melihat sosok laki-laki dari kejauhan, terlihat sosok itu tengah menunduk dan seperti tengah menenteng kresek, entahlah ia tidak terlalu jelas melihat nya.

Sosok itu melangkah ke arah nya dengan perlahan.

"Tolong ...," lirih nya.

Ia tidak punya banyak tenaga untuk berteriak, bahkan suaranya nyaris tak terdengar.

Tiba-tiba rasa sakit di kepalanya kini kembali lebih sakit dari tadi, pandangan nya buram, kemudian menggelap.

Sebelum kesadaran sepenuhnya hilang, ia samar-samar melihat sosok itu menuju arah nya, mungkin saja sosok itu ingin menolong nya, semoga.

Sedangkan pemuda itu merasa kebingungan, kenapa ada seorang gadis yang terhampar di tepi sungai, bahkan pakaian gadis itu sudah terlihat tidak baik-baik saja. Ia mengalihkan pandangannya, lalu beristighfar pelan.

"Mbak ...,"

Panggilan nya jelas tidak di jawab, karna sang empu sudah pingsan kembali. Ia menganggaruk leher nya yang tidak gatal, bagaimana cara ia membantu gadis itu? Sedangkan hari sudah malam, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, bahkan rumah warga sedikit jauh dari tempat nya.

Ia kembali berpikir sejenak, satu ide muncul, satu-satunya cara membantu gadis itu dengan cara menggendong nya. Lelaki itu menggeleng pelan, ia tidak berani menyentuh gadis yang bukan mahram tetapi ini darurat.

"Bismillah ya Allah, saya hanya ingin menolongnya."

Dengan ragu-ragu ia menggendong gadis itu, hati nya terus saja beristighfar, ia merasa tidak enak karna menggendong tanpa izin.

Sesampainya di rumah, perlahan ia membaringkan tubuh lemas itu di kasur kamar tamu. Setelah nya ia melenggang keluar kamar, ia berniat menunggu di luar saja.

Jam sudah pukul sebelas malam, namun gadis yang pingsan di kamar tamu belum kunjung sadar. Karna merasa ngantuk ia tertidur di ruang tamu.

Lelaki itu kembali terbangun saat jam sudah pukul dua dini hari, lebih baik ia melaksanakan shalat Sunnah tahajud, lalu di tambah dengan muraja'ah.

Di kamar, Adrisia mulai tersadar. Rasa sakit di kepala nya sedikit mengurang, tetapi ia bingung, di mana dirinya sekarang?

"Shhh ... Sakit banget," ringis nya saat kaki nya ingin bergerak namun merasakan linu di sekujur tubuh.

"Apa ada orang?" panggil nya, namun tak ada sahutan.

Tak lama dari itu, seorang lelaki membuka pintu kamar nya. Lelaki itu masih mengenakan sarung serta peci nya.

PEMUDA MALAM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang