08

819 137 28
                                    

South Gyeongsang, 2023



5 tahun kemudian~

Kau telah terlatih menjadi wanita kuat seiring berjalannya waktu. Setelah melalui banyak kesengsaraan seorang diri, kau akhirnya bisa merasa sedikit lega. Kau baru saja memulai hidup yang baru. Perjalananmu hingga berhasil menjalani hidup dengan lapang dada tidaklah mudah.

Berbicara tentang perjalanan hidup, tiba tiba kau teringat laki-laki yang membawamu ke tempat ini untuk pertama kalinya. Laki-laki paruh baya itu ternyata hanya laki-laki brengsek berkedok malaikat. Kau menyesal sempat merasa beruntung telah diselamatkan olehnya. Ia hampir saja memanfaatkan kepolosan dan ketidaktahuan mu untuk memuaskan nafsu bejatnya. Untungnya saat itu ada orang yang mengetahui niat busuknya dan langsung membawanya ke kantor polisi.

Setelah kejadian itu, kau benar-benar tidak bisa mempercayai makhluk berbatang lagi. Dengan kata lain, kau mengalami trauma dengan laki-laki. Setiap mengingat-ingat kejadian mengerikan itu kau selalu merasa khawatir dan takut.

"Nak, kau baik-baik saja?"

Lamunanmu buyar ketika seorang wanita tua menepuk bahumu pelan.

"Ibu membuatku terkejut saja."

Wanita tua yang kau sebut 'ibu' itu tersenyum hingga menunjukkan kerutan kerutan di wajahnya yang tak lagi muda. Beliau pemilik tempat yang kau tinggali saat ini. Kalian sangat dekat sampai kau dianggapnya sebagai anak.

"Habisnya, ibu memanggilmu sejak tadi tapi kau malah melamun. Ada apa? teringat laki-laki bejat itu ya?"

"Iya bu. Aku jadi trauma gara gara semua lelaki yang berada di dekatku kalau tidak bajingan ya brengsek. Apa tidak masalah, bu?" Tanyamu yang membuat beliau terkekeh.

"Mendengarmu mengumpat saat menggunakan seragam guru seperti ini, rasanya terlihat aneh." Balasnya

"Habisnya, tidak ada kata yang lebih pantas menggambarkan lelaki-lelaki itu. Jika muridku bertemu dengan lelaki yang mirip mereka, aku akan mengajarkan murid muridku untuk menyebut mereka bajingan brengsek."

"Hei! Muridmu kan anak anak TK."

"Iya sih, Bu. Tapi kan- aaughh!! Mengingat mereka membuatku ingin meracuni dunia agar semua orang juga membenci mereka."

"Kau bukan orang jahat, (y/n). Ibu tahu itu. Jika kau orang jahat, sudah dari dulu kau menyebarkan berita buruk itu kan?"

Pembahasan tentang trauma terhadap laki-laki biasanya akan berakhir menyedihkan. Tapi setiap kali kau membahas tentang hal ini dengan Ibu, kau merasa bahwa memiliki trauma tidak buruk juga. Kau jadi memiliki alasan untuk mengumpat dan menyalurkan perasaan kesal mu.

"Ya ibu benar. Hidup itu pilihan. Dan dalam keadaan sesulit apapun, aku memilih untuk menjadi orang baik. Meski aku masih tak bisa menghilangkan rasa dendamku ini. Hal ini wajar kan ibu? Aku hanya manusia."

Ibu tersenyum dan mengangguk.

"Ibu tahu kau sudah menjadi lebih kuat dan lebih dewasa. Kau bisa menentukan jalan hidupmu sendiri. Ibu bangga karena kau memilih bertahan meskipun rasanya sulit."

"Aku tak mungkin bertahan jika tidak ada Ibu. Aku berterimakasih pada Ibu setiap hari. Aku juga berdoa pada Tuhan agar ibu diberikan umur panjang dan diberkati setiap hari."

"Aigoo, manis sekali ibu muda satu ini. Ya sudah, cepatlah berangkat. Jangan lupa bekalmu di atas meja. Ibu akan mengecek anak-anak lainnya."

Kau mengangguk patuh kemudian segera berangkat bekerja dengan sepeda kesayanganmu. Kau suka tinggal di Changwon-si. Lalu lintas tidak sepadat di kota sehingga kau bisa menggunakan sepeda yang kau beli tiga tahun lalu. Sesekali kau menyapa pedagang-pedagang yang kau lewati. Tak lupa, udara yang sejuk menerpa tubuhmu dengan lembut membuat suasana pagi hari ini begitu sempurna.

Dangerous Healing [M] ✔Where stories live. Discover now