Bianglala dan Bolen Pisang Coklat

562 20 11
                                    

"Malam ini Dia sama indahanya dengan Bulan dan Bintang"

-Hastanta Dewangga-

***

Saat Allana dan Dewangga sudah berada di dalam salah satu sangkar Bianglala, jemari Allana berpegangan dengan erat ke besi yang berjajar sebagai penghadang.

Kedua mata Allana saat ini terpejam. Entah karena ketakutan atau hanya refleksi dari badannya saat Bianglala mulai bergerak memutar.

Dewangga yang berada tepat dihadapan Allana hanya mengulas senyum tipisnya. Sedikit ia bergerak maju, tangannya terulur mencoba menyentuh telapak tangan Allana untuk ia bawa ke genggamannya.

Merasakan ada sentuhan dingin di tangannya, mata yang sebelumnya terpejam perlahan terbuka. Allana menunduk, memandang tangannya yang sudah di genggam erat oleh Dewangga. Manik mata hazelnya bergerak keatas menatap Dewangga yang juga tengah menatapnya dengan tatapan teduhnya.

"Katanya tadi mau lihat pemandangan dibawah dari atas sini. Kalau lo sendiri malah tutup mata gimana lihatnya, lan?" kekeh Dewangga.

"Gue takut!" Pelan Allana.

"Tangan lo udah gue genggam, lo enggak akan kenapa-kenapa, percaya sama gue. Everything will be fine," lirih Dewangga dengan tatapan tak lepas memandang wajah cantik perempuan didepanya.

"Sekarang, lo liat kebawah. Abang lo enggak bohong lan, lampu dibawah indah banget kalau dilihat dari atas sini." Suruh Dewangga.

Allana menurutinya, dengan keberanian yang sedikit terkumpul, dengan perlahan Allana mendongak netranya memandang kebawah sana yang penuh dengan cahaya yang bewarna-warni.

Netranya tak berhenti menatap, senyum indah diwajahnya tak kunjung sirna. Pikir Dewangga, sungguh, pemandangan hidup dihadapannya lebih indah dari pada apapun.

Tatapan Dewangga turun, menunduk menatap tautan tangannya dan Allana yang semakin mengerat membuat senyumnya tak juga luntur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan Dewangga turun, menunduk menatap tautan tangannya dan Allana yang semakin mengerat membuat senyumnya tak juga luntur. Bahkan jantungnya saat ini tak bisa berdetak dengan normal.

___

Setelah puas dengan pasar malam, keduanya memutuskan untuk pulang. Sebenarnya bukan keputusan keduanya, melainkan hanya Allana. Sedangkan Dewangga? Lelaki hanya menuruti kemana Allana meminta membawanya pergi.

Saat ini keduanya baru saja sampai di depan gedung Apartement. Dilihat dari gelagat keduanya, sepertinya mereka sedang meributkan sesuatu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 6 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now