Chapter 4: Pedofilia

10.4K 821 38
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

-Happy Reading-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rafka Vers. Disney Pixar Poster😭👍

Hari ini langit abu-abu sedang menyelimuti sinar mentari. Hujan deras malam tadi ternyata masih ingin tetap hidup lebih lama.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun rasanya suasana masih terasa malam karena hujan. Keheningan membentang luas di dalam gudang tempat dimana Rafka tengah duduk memeluk kedua kakinya dengan erat.

Sesekali tubuh mungil itu menggigil ketika hembusan angin pagi menampar kulit tubuhnya yang hanya di lapisi kaos tangan lengan dan celana panjang yang beberapa sisinya sudah robek.

Mata bulat menggemaskan itu kini terlihat sayup karena baru saja tersadar dari alam bawah sadarnya. Sorot mata si kecil meyapu seluruh ruang gudang yang penuh debu, lantai basah akibat atap bocor hingga tak mampu menahan air hujan malam tadi.

Rafka melihat botol minum bekas yang ia letakkan malam tadi sudah terisi penuh oleh air hujan malam tadi. Hingga membuat Rafka tersenyum senang dan berjalan dengah lesu ke arah botol minum tersebut.

Sesampainya, si kecil langsung meminum air hujan itu sedikit demi sedikit agar ia mampu menahan rasa lapar jika seandainya hari ini Anna tidak memberikannya makanan lagi.

"Ahh.." Rafka tersenyum mengemaskkan bahka gigi susu si kecil terlihat jelas ketika ia sangat bahagia karea setidaknya air hujan itu menjadi penyelamat hidupnya.

BRAK!

Rafka tersentak ketika mendengar suara pintu terbuka dengan paksa. Bukan! Bukan pintu gudang, tempatnya sekarang tapi Rafka merasa ada seseorang yang membuka paksa pintu utama rumah dimana Anna tinggal sekarang.

"BAYAR HUTANGMU ANNA!" Rafka seketika menutup telinga ketika suara berat dari seoranh pria membuat si kecil kembali ketakutan.

Di satu sisi, Anna yang tertidur lelap seketika terbangun mendengar suara pintu utama terbuka dan disusul suara teriakan seorang pria yang terdengar familiar baginya.

Semesta Rafka (END)Where stories live. Discover now