6

53.8K 86 7
                                    

Aku sudah lelah memaju mundurkan mulutku di pensinya Pakde, Pakde masih mendesah sambil kami berdua saling bertatapan.

Aku melepas kuluman penis pakde dari mulutku.

"Kenapa?"
"Aku capek pakde, mulutku kebas"

"Sudah, sini baring. Giliran pakde puasin kamu."

Aku berbaring terlentang, kedua pahaku dibuka lebar oleh Pakde.

"Pakde aku takut."
"Tenang rin, pakde bakalan pelan."

Aku benar-benar ketakutan, bentuk penis Pakde sangat gemuk. Saat masuk ke dalam mulutku saja, membuatku kepayahan.

Bagaiman jika penis milik Pakde ada di dalam memekku, aku menatap pakde. Pakde lalu mengarahkan batang kejantananya ke arah memekku.

"Jangan dilawan, memang pertamanya sakit rin, tapi setelah itu kamu bakalan rasa enak."

Pakde berucap, lalu kembali mengarahkan penisnya yang mengancung ke dalam memekku.

"Akhhhh pakde."

Baru ujung penis pakde saja, aku sudah meringis kesakitan.

"Sabar, belum setengahnya rin."

Pakde lalu mendorong masuk perlahan-lahan batang kemaluannya di dalam lubangku.

Jlebbbb

"AKHHHH AMPUN PAKDE SAKIT."
"Sebentar, hanya sebentar. Kamu jangan bergerak."

"Pakde lepasin, ini sakit pakde."

Aku menangis meringis, aku bahkan menjerit merasakan sensasi nyeri dan panas saat penis pakde menancap di dalam memekku.

"Hikss, pakde aku mohon. lepasin pakde, hikss kontol pakde siksa aku hikss."

Pakde dan aku merasakan adanya cairan mengalir keluar, darah perawanku pecah. Dan yah, yang menyebabkan itu semua adalah kejantanan pakde ku sendiri.

Pakde berusaha menenangkanku, Pakde bahkan mencium bibirku. Agar meredam suara kesakitanku.

Aku masih mengeluarkan air mata, sungguh rasanya benar-benar sakit. Pakde beralih menyesap puting payudaraku, sengaja pakde buat agar mengalihkan rasa sakitku.

"Slurpp, maaf maaf slurppp.."

Pakde menghisap keduanya, kiri dan kanan. Aku masih memekik kesakitan. Cukup lama barulah rasa sakitku berkurang, Pakde kembali menatapku.

"Gimana rin?"
"Masih sakit pakde, tapi ndak terlalu."

"Pakde gerakin yah, biar sakitnya hilang."

Aku menggangguk sambil menutup mataku, Pakde lalu menarik setengah dan.

Jlebb

"Akhh ahhhh pakde."
"Sshh tahan rin, ini hanya sebentar."

Pakde mulai bergerak, aku kembali menetes kan air mata. Rasa perih dan nyilu di memek ku, membuatku kesakitan.

"Pakde, cepat ini sakithhh.."
"Aahhh sshhh tahann. Hanya sebentar."

Pakde menumbuk memekku, dengan benda tumpul miliknya. Aku mencengkram tangan pakde dengan kuat, aku meredam suara kesakitanku dengan menutup bibirku.

Pakde pun kembali mencium sambil menggenjot memekku, dia menghisap payudaraku.

"Aakhhh sshhh aahhh ahhhhh pakde."

Usaha Pakde pun berhasil, aku mulai bisa merasakan sensasi nikmat digenjot.

"gimana rin?"
"Sshhh aahh, ahhh enak pakde, aahhh terus aahh terusshh ohh.."

Aku bahkan ikut serta untuk bergerak sambil memejamkan mataku.

"Buka matamu, lihat Pakde."

Perlahan ku coba membuka mata, ku tatap Pakde yang saat ini sedang berada tepat di atas tubuhku.

"Aaahhh pakde aahh terushh aahhh.."
"Aahh memek kamu jepit kontol sshh ohh pakde."

"Aakhh pakde teruss jangan berhenti.."
"Ndak rin, pakde ndak akan berhenti pakde akan terus genjot memek kamu.."

"Aakhhh pakde aakhhh ahhh pakde aahh pakde aah ahh sshh uhh uh uh.."
"Mendesahlah, kamu suka?"

"Ohhh iyahhh., akuhh baruh aahh tauhh shh ahh ternyatahh aahh oh ohh ahh emhh shhh seenak ini ngentot ahh pakde."
"Sshh iyah, gimana kalau pakde ngentotin memek kamu terushhh.."

Pakde menghentakkan penisnya semakin ke dalam, membuatku terkejut.

"Akhhh pakde."

Pakde Yono langsung meraup bibirku kembali, dia hisap tanpa henti sambil menggenjotku tanpa henti.

"Mmhhh slurpp pakhdeh slrppp.."
"Mmhh mhhh slrpp muach muachh, rina jadi istri pakde saja shhhh aahh.."

"Aakhhh iyahh aahh aahh rina aahh mauhh mauuhh ah ah ahh aahhh.."

Aku mendesah nikmat, mimpiku digagahi Pakde jadi nyata. Kejadian malam itu membuatku terbawa dalam mimpi.

Di dalam mimpiku, Pakde Yono dengan buas sedang mengentoti diriku. Aku benar-benar masih belum percaya, sampai saat ini aku bisa merasakannya.

"Aakhh pakde mauhhh pipis"
"Kencing saja, sshhh aahhh hah hah hah."

"Aahh pakde ndak kuat, akuhh ndak aahh kuathhhh.."

Aku kembali orgasme kedua kali, Pakde luar biasa. Genjotan Pakde membuatku kelonjotan aku dibuat mendesah serta mengeluarkan cairanku.

"Aahh, pakde akuhh capek."
"Tapi pakde belum ahh.."

Pakde lanjut mengentotiku, aku hanya pasrah ku biarkan Pakde melakukan sesukanya. ku bahkan tak hitung sudah berapa lama kami bergumul dalam aksi panas.

"Aahhh pakde aahh ayooo terush akuh sukahh.."

Aku meminta pakde kembali mengentotiku.

"Sshh, kamu suka kontol pakde?"
"Iyaahhh aahhh kontol pakde enakh, aahh ayoo entotin akuhh aahhh suamikuh."

Aku bahkan menjadi binal, hanya karena bernafsu aku bisa memanggil Pakde dengan panggilan Suami.

"Iyah aahhh, aahh kau suka kontolku."
"Aahh iyahh ohh kontol pakde terbaikhh aahhhh kontol pakde ahh juarahh ahhh.."

Pakde mengentotiku dari samping, Pakde menahan satu kakiku.

"Ohh ohh jadi kamu suka kalau setiap hari kita ngentot rin uh uhh.."
"Aahh iyah, akuhh mauhh aahh pakde. Mau aahh pakde.."

"Ahh pakde akuh mau keluarghhh.."

Aku kembali keluar, pakde berhenti sambil menyaksikanku menikamati pelepasan ku:

"sekarang giliran pakde"

Plak plak plak

Pakde bahkan dengan gemas menampar bokongku, dia kembali menggenjotku tanpa henti.

"oohh nikmat, aahhh sshhh... aahhh aahh enak sekali memekmu.."

"aaahh pakde terus ohhh terusshh.."

"aahhh pakde aah.. ah.. ahh.."

"shhh, ohh sshhh aahh.. pakde mau keluar.."

Crot
Crot
Crot

Pakde menembak beberapa kali spermanya di dalam, membuatku merasakan hangat saat Pakde Yono menyiram lubang kemaluanku dengan cairan putih kentalnya.

"Makasih Rina, berkatmu pakde jadi semangat lagi."

"Muach., slurpp, slurpp muach.."

Aku dan pakde kembali berciuman, pakde Yono dan aku terlelap karena kelelahan.

PAKDEWhere stories live. Discover now