|•usaha yang sia sia•|

10.2K 807 85
                                    

Dimohon sebelum membaca tolong follow akun WP kecoapink dulu yahhh

Sama komen sama kasi bintang yang buanyakkkkkk.

Warning typo bertebaran di mana-mana 🚨

$$$$$$

"Nona"

Berbalik untuk melihat siapa mahluk yang manggil dirinya, setelah acara pemberian sogokan tadi selesai Rubby sekarang tengah menikmati makanan yang telah di sediakan oleh pak Muh yang masih setia berdiri di sampingnya, walaupun pak Muh yang terkadang menegurnya karena cara duduknya yang tak mencerminkan sebagai menantu dari keluarga besar Leofarnost yang merupakan keturunan bangsawan, tapi ia bisa apa? Kebiasaan

ia berbalik melihat mahluk apa yang tengah memanggil dirinya, tersenyum lebar,

"NISA!"

dirinya berdiri dari duduknya, berjalan dengan cepat ke arah Nisa, dengan sedikit keras memukul pundaknya "kenapa kau baru muncul hah!"

Mendapat perlakuan seperti itu Nisa menusuk dalam "maaf nona"

"Aku tak suka tempat ini" matanya menatap sekeliling sebentar sebelum beralih kembali menatap pelayannya itu, melihat Nisa yang masih menunduk, ia menghela nafas

"Sudahlah. ayo ke kamar bersamaku," berjalan mendekat ke arah Nisa, melihat itu pak Muh hanya bisa menatap frustasi, lihatlah bagaimana nonanya itu mengakhiri acara makannya, akan ia ajarkan caranya nanti.

Menunduk ke arah Nisa dilihat dari postur tubuhnya yng lebih tinggi sedikit darinya, tenangnya terangkat ke bagaian telinga Nisa berbisik disana "kau harus membantuku, agar bisa keluar dari tempat ini"

"T-tapi Nona,"

"Sudah-sudah tak usah protes, kau harus membantuku" berbalik meninggalkan pak Muh yang berdiri di sana, pria berumur itu kembali menggeleng ketika Rubby dengan cepat menyeret pelayannya itu

Rubby harus segera keluar, biar bagaimana pun, dalam situasinya sekarang ia harus tetap ke kediaman Utara, apa lagi dollar sudah di kantong, membayangkannya kembali membuat senyum tercetak di bibirnya.

"Tapi nona," berhenti di depan pintu kamar Rubby,

"Tapi, Mulu Lo." Sekali lagi menarik tangan sang pelayan, dan kembali lagi aksi tarik menarik diri

"Nona. Ini tak benar" menolak sekali lagi, ia sudah di beri tahu untuk tak pernah menginjak kamar keramat ini.

"Gw jambak juga Lo Nisa, lama-lama" karna sudah merasa kesal, Rubby berdiri dengan tegak kembali menatap Nisa yng kini menunduk

"Kau harus membantuku--

"--- ayo" sambungnya

Dan dengan berat hati Nisa pelayan palang itu, parah mengikut dari belakang, tak ingin diseret lagi, nanti saja ia pikirkan bila mana ia mendapat hukuman kembali.

Rubby berjalan cepat ke arah jendela besar yang mengarah langsung ke bawah tepat di samping kolam yang terlihat dalam dilihat dari warnanya apalagi dirinya yang sekarang tengah berada di lantai tiga, membayangkan bila sewaktu waktu waktu penyakit setan milik suaminya kambuh, bisa saja kan dirinya di lemparkan dengan kejam dari kamar ini,

Rubby trasmigrazioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang