1. Quarrel

13.2K 555 16
                                    

Di ruangan berdinding putih itu, dengan suara keyboard yang mengalun lembut, tempo yang menenangkan. Berbanding terbalik dengan situasi yang ada di sekitarnya, pertengkaran yang sudah terjadi sejak tiga puluh menit yang lalu nampaknya belum ingin usai.

"Ron! Lu yang bener ah latihannya! Jangan bercanda terus!" Seru Salma sembari menatap Rony sengit.

"Apasih, Sal! Lo kali yang bercanda terus!" Balasnya tak kalah sengit.

"Heh! Kalian berdua kenapa, sih? Namanya duet ya bareng bareng dong! Jangan salah salahan gitu!" Lerai bang Meltho, vocal director yang selama ini selalu membuat penampilan mereka bak konser tunggal.

"Rony, tuh, paptho!" Adu perempuan dengan hijab hitam itu.

"Gue mulu, Sal! Padahal daritadi lu nya yang nggak fokus!" Balas Rony tak mau kalah.

"Udah udah! Kayaknya kalian berdua latihannya sampai sini dulu! Tenangin diri kalian, besok aja kalian latihan lagi! Panggil Novia sama Nayl aja!"

Mendengar omelan dari vocal director mereka, Rony dan Salma saling tatap, padahal bang Meltho adalah orang yang jarang sekali marah, mungkin kali ini mereka keterlaluan.

Enggan mendengar omelan lanjutan, mereka berdua bergegas berdiri, meninggalkan ruangan. Didepan pintu mereka saling diam, Salma menghela napas pelan, meraih ponselnya dari kantung celana nya, mendial nomor telfon roomate nya.

"Nov, lu sama bang Nayl dipanggil paptho."

"Lho? Ngapain?"

"Latihan, lah!"

"Emang lu udahan? Ini belum waktunya gue sama bang Nayl, kan? Masih jadwalnya lu sama Rony?"

"Nanti aja gue jelasin, lu ditunggu paptho." Ucapnya mengakhiri telfon, dia kembali menghela napas, menoleh kesebelahnya, menatap Rony yang sibuk dengan ponselnya.

"Udah?"

Merasa diajak bicara, Rony menoleh, "Apa?"

"Udah puas bikin gue kesel?"

"Apa, sih, Sal?"

Salma menghela napas untuk yang kesekian kali, "Gue gak ngerti sih kenapa lo suka banget bikin gue kesel."

Rony mengernyit, "Aneh lo."

"Lo yang aneh!" Seru nya meninggalkan Rony sendirian, masih mematung, bingung kenapa Salma tiba tiba marah sungguhan, padahal juga biasanya mereka bertengkar.

Tak berselang lama setelah kepergian Salma, Novia datang bersama bang Nayl, "Ron!" Seru bang Nayl menyapa, mengulurkan kepalan tangannya lalu dibalas Rony singkat.

"Kenapa kau?" Tanya Novia yang berjalan dibelakang Nayl.

Rony membuka topi yang sedari tadi ia pakai, "Kenapa?" Tanyanya balik.

"Kutanya kenapa kau tanya balik?"

Rony kembali memakai topinya, "Nggak apa apa gue." Balasnya langsung meninggalkan Novia.

Novia mengernyit, kenapa sikap Rony aneh sekali? Dia menatap bang Nayl yang kini mengangkat bahunya, tanda ia juga tidak mengerti.

***

Salma menutup pintu kamarnya kencang, langsung mendudukkan diri diatas kasur, melepas kacamatanya lalu meletakkannya diatas nakas.

Hari ini sangat menjengkelkan. Tadi pagi ia dibuat uring uringan karena sakit haid yang membuatnya tidak ingin bangun dari kasur, kabar bahwa mama nya kurang sehat di Probolinggo, juga perdebatannya dengan Rony sejak memulai latihan membuat air matanya tidak tertahankan lagi.

Fated | Salma Rony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang