07. RASA UNTUK NUALA

37 14 2
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

07. RASA UNTUK NUALA

Sebenarnya mengambil hati perempuan tidak sesulit itu. Dengan cara-cara sederhana pun sudah cukup, yang penting ketulusannya. Percuma berusaha setotalitas mungkin kalau tidak tulus. Perempuan pasti akan merasa hanya dipermainkan saja atau sebagai boneka.

Itulah yang Nuala rasakan selama ini. Rey selalu bisa mengambil hati Nuala dengan perhatian kecilnya, tetapi Rey juga selalu membuat Nuala merasa seperti boneka sebagai bahan mainan.

Seperti sekarang, Rey menghampiri Nuala yang sedang jam kosong. Laki-laki itu datang dengan senyuman dan membawa susu kotak rasa cokelat.

"Cowok lo tuh," bisik Firna setelah menyenggol pelan lengan Nuala yang tidak menyadari kehadiran pacarnya.

Nuala mendongakkan kepalanya. Sepersekian detik kemudian membalas senyum Rey. Ia semakin mengangkat kepalanya ketika Rey sudah berdiri di sampingnya.

"Buat kamu, biar nggak bad mood mulu," ucap Rey sembari menaruh susu kotak rasa cokelat yang ia bawa di atas meja Nuala.

"Makasih." Nuala membalas dengan singkat.

Rey sedikit membungkukan tubuhnya agar bisa berbisik kepada Nuala. "Kalo bad mood jangan dibawa ke sekolah. Kita bisa ngobrol di luar atau lewat telepon. Jangan sampe orang-orang yang nggak tau apa-apa jadi kena imbasnya," katanya.

Nuala memicingkan matanya. "Emang kamu pernah angkat telepon aku? Boro-boro telepon, chat aja nggak pernah kamu bales," sahut Nuala.

Rey terkekeh pelan. Laki-laki itu menegakkan tubuhnya dan mengusap puncak kepala Nuala pelan.

"Kita bahas nanti lagi. Tadi aku cuma izin ke toilet takut ketahuan guru." Rey melangkah pergi dari kelas Nuala.

"Kalo gue jadi lo ya, Al, gue nggak akan biarin dia pergi. Gue bakal cecar terus sampe masalahnya selesai. Kalo nggak gitu nanti Rey tuman bikin masalah terus sama lo," ucap Firna pelan sembari mengerjakan tugas.

"Lo kan denger sendiri tadi alasan Rey ke guru apa. Masih mending dia mau nyamperin gue, Fir. At least, dia udah effort buat gue."

Firna mengangkat bahunya acuh tak acuh. Nuala tetaplah Nuala. Susah kalau sudah bucin akut seperti ini. Firna sedikit menyesal membiarkan sahabatnya memiliki hubungan dengan laki-laki seperti Rey.

"Kata Pak Ardi tugas geografinya dikumpul hari ini," ucap ketua kelas XII IPS 2 dengan lantang.

Banyak yang memekik tidak terima karena tugasnya banyak sekali. Namun, tidak sedikit yang santai-santai saja sebab sudah mulai mengerjakan sejak tadi, bukan malah asyik ngerumpi dan bermain game.

"Fir, nomor 4 nyari di mana?" Nuala salah satu siswi yang panik karena belum ada setengah jalan.

"Halaman 29. Lo baca sendiri tuh udah jelas banget jawabannya. Nggak usah disalin, ambil yang penting-penting aja," balas Firna tidak sungkan untuk berbagi jawaban.

"Lo udah kelar?" tanya Nuala lagi sembari menulis jawabab nomor empat.

"Gue udah sampe nomor 13, kurang dua lagi. Makanya jangan Rey mulu yang dipikirin, tugas lo noh numpuk," ujar Firna.

"Iya-iya, maaf khilaf." Nuala mencebikkan bibirnya. "Lagian tiba-tiba banget disuruh ngumpulin hari ini. Biasanya kalo jamkos ngumpulinnya minggu depan," lanjutnya ngedumel.

"Ssstttt!" Firna mendesis. "Ngomelnya nanti lagi, kerjain dulu tugas lo."

"Iya, Firna, iyaaaa."

•••

520 MEANINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang