06

5.3K 437 162
                                    

Follow Akun ini sebelum membaca
Vote dan Komen sesudah membaca:)

Happy Reading
.
.
.
.
.


Sekian lama menunggu akhirnya Adiba kini membuka mata nya kembali. Ia sudah melewati masa kritis nya. Kemarin malam perempuan itu membuka mata membuat kedua Orang Tua nya sangat bahagia. Meskipun Adiba sudah melewati masa kritis tapi perkiraan medis dia tidak bisa menjalani hidup nya dengan lama. Hal itu membuat Dito dan Halimah khawatir dan takut akan hidup putri mereka.

“Bagaimana keadaan kamu, Adiba?” tanya Raffi

“Lebih baik, dok”

“Alhamdulillah”

Raffi ikut bahagia melihatnya. Pasien yang selama ini ia rawat akhirnya bisa melewati masa kritis. Saat pertama kali Adiba di bawa ke Rumah Sakit memang Raffi yang langsung menangani nya, dan berlanjut hingga sekarang. Adiba memiliki rasa pada Raffi, tapi sayang cinta nya bertepuk sebelah tangan. Ia tahu jika Raffi sudah memiliki seorang kekasih.

Raffi baru saja memeriksa keadaan Adiba. Keadaan perempuan itu jauh lebih baik dari sebelumnya. “Em, dok!” panggil Adiba

“Iya?”

“Ayah sama Ibu Adiba dimana?"

“Ooh. Ayah dan Ibu sedang ada urusan sebentar. Mungkin sebentar lagi akan kembali”

Adiba mengangguk pelan. Sebenarnya ia merasa capek berbaring terus. Ia ingin keluar untuk mencari udara segar, tapi segan saat ingin menyampaikan niat nya pada Raffi.

“Kamu perlu sesuatu?” tanya Raffi

“Nggak ada, dok”

“Jujur saja Adiba. Jangan sungkan untuk menyampaikan sesuatu pada saya”

“Em.. Sebenarnya Adiba bosan disini, dok. Adiba ingin mencari udara segar”

Raffi tersenyum mendengarnya. Sudah biasa ia mendengar keluhan dari pasien nya sama seperti Adiba. Raffi mengambil kursi roda lalu mendorong nya mendekat kearah brankar Adiba. Perempuan itu mengernyitkan kening nya bingung. Raffi terlalu baik pada Adiba membuat rasa yang dia punya semakin tumbuh subur di hatinya.

“Kenapa, dok?” tanya Adiba

“Kamu bosan kan?”

Adiba mengangguk. “Yaudah. Saya ajak kamu jalan jalan sebentar ke Taman Rumah Sakit” kata Raffi

“Dokter beneran?”

“Iya. Saya tahu kamu juga pasti lelah berbaring terus”

“Terima kasih, dok”

Raffi mengangguk. Ia membantu Adiba untuk duduk di kursi roda. Ia akan membawa Adiba keluar sebentar untuk mencari udara segar. Raffi menaruh ponsel nya diatas meja kecil disamping brankar Adiba. Bahkan ia melepas jas dokter nya agar tidak terlalu ribet.

“Maaf, ya” kata Raffi saat ingin menyentuh Adiba

“Iya, dok”

Adiba tersenyum saat sudah duduk di kursi roda. Ia mendongak menatap wajah Raffi. Laki laki itu begitu baik dan sabar saat menangani nya. Bahkan para pegawai Rumah Sakit sudah terbiasa melihat Raffi keluar masuk ruangan Adiba. Mereka berpikir jika hubungan Raffi dengan Adiba lebih dari dokter dan pasien nya karena mereka begitu dekat. Apalagi saat Adiba penyakit nya kambuh, Raffi orang pertama yang akan datang untuk menangani perempuan itu.

“Dokter Raffi nggak masalah bawa Adiba keluar? Em.. Maksudnya Adiba ngerepotin"

“Enggak. Kebetulan jadwal saya sedang kosong”

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: May 04, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Ikhlasku bahagiamuKde žijí příběhy. Začni objevovat