Part 2

16.7K 722 7
                                    

Aghisya dan Nabina ternyata sudah berada di salah satu meja, dan pesanan mereka sudah ada pula, Salmiera bergegas menuju ke arah meja tersebut.

"Aghisya, Nabina! Maaf ya kayanya aku harus balik ke rumah deh, tadi Kak Hanifa telpon dan aku disuruh balik, ada hal penting di rumah." Salmiera merasa tidak enak kepada kedua temannya tersebut, dia juga masih ingin menghabiskan waktu bersama namun, perasaannya merasa tak enak, memikirkan hal penting yang dimaksud Kak Hanifa.

"Wah hal penting apaan tuh?" Ucap Aghisya sedikit kepo, Salmiera menggeleng karena memang dirinya juga tidak tahu apa yang terjadi.

"Aghisya! Kepo dehh kamu." Tegur Nabina, "Kak Salmiera, kalau emang penting banget nggak papa duluan aja. " Sambung Nabina.

"Sekali lagi sorry yaa, aku masih pengen banget sama kalian tapi aku cemas juga, Kak Hanifa nada bicaranya kaya panik banget." Salmiera sangat terlihat khawatir.

"Eh tapi kamu pulangnya gimana, Sal?" Tanya Aghisya, karena Salmiera ke sini bersama mereka menaiki mobil Aghisya.

"Itu gampang, Nggis. Yaudah aku duluan ya." Setelah berpamitan Salmiera segera meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut dan menuju ke rumahnya.

"Aghisya! Sekarang pertanyaan aku, yang bawa mobil siapa? Kan, Salmiera sudah pergi dan kita nggak bisa kendarain, " ucap Nabina polos, Aghisya yang sibuk dengan kuenya langsung menoleh dan baru sadar bahwa mereka berdua sama-sama tidak bisa mengendarai mobil tersebut.

Semua terserah pada kalian deh Zul Susanti🙏😭

Sekarang Salmiera sudah berada di jalan menuju rumahnya, pikirannya berkecamuk memikirkan apa yang sedang terjadi di rumah, tidak biasanya Kak Hanifa menelponnya dan menyuruhnya untuk segera ke rumah.

"Ada apa ya sampai Kak Nifa suruh gue balik sekarang juga, nggak seperti biasanya." Salmiera bermonolog dengan cemas.

Salmiera suda sampai di rumah bersamaan pula dengan Abangnya yang sudah turun dari mobil, perasaan Salmiera makin tidak enak karena melihat raut cemas sang abang.

"Bang! Ada apa sih?" Tanya Salmiera yang langsung mengikuti langkah Kakanya tersebut.

"Banga Nafi juga nggak tau, Dek. Tadi Kak Hanifa telpon suruh abang pulang ke rumah karena ada masalah besar" Abangnya juga ikut bingung dengan keadaan sekarang.

Salmiera dan Bang Hanafi memasuki rumah dan melihat Bundanya terisak di pelukan Kak Hanifa, membuat Salmiera langsung berlari cemas ke arah Bunda.

"Ada apa ini, Kak? Bunda kenapa nangis begini?" Tanya Salmiera yang ikut memeluk Bunda.

Kak Hanifa menyerahkan surat kepada Salmiera saat ingin mengambilnya Bang Hanafi langsung menariknya duluan dan membacanya, lalu ekspresinya berubah tegang, Salmiera yang sudah kepo juga langsung menarik kertas tersebut.

"Ayah! Ini maksudnya Salhiera apa sih? Di mana coba pikirkannya." Suara Bang Hanafi sudah naik satu oktaf.

Ayahnya hanya duduk sambil memegang kening, terlalu banyak pikiran yang ada di kepalanya sekarang.

Salmiera melemas setelah membaca surat tersebut, tindakan kembarannya tersebut membuatnya heran sekaligus kaget.

"Terus ini bagaimana kita memberitahu ke keluarga Malik, Yah?" Tanya Bunda yang sudah mulai berhenti menangis, meskipun masih tersisa air mata.

"Bunda nggak sanggup membayangkan reaksi mereka, apalagi Ronald. "Sambung Bunda yang menepuk dahinya pertanda sudah frustasi.

"Sudah kaka coba hubungi kah Kak?" Tanya Bang Hanafi.

"Sudah Bang, tadi itu Kaka disuruh Bunda untuk panggil dia makan siang bareng. Pas Kaka ke kamarnya nggak ada orang dan di atas ranjangnya ada surat ini langsung. Pas kaka baca, kaka langsung coba hubungi dia, tapi nggak aktif. " Kak Hanifa menjelaskan.

Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang