Kembali

811 60 6
                                    

Tepat tanggal 21 Maret, pangeran Jakay kembali berpartisipasi untuk perang kali ini. Habis badai, terbitlah pelangi.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

15 MARET

"Pangeran, bisakah pangeran tak mengikuti perang tersebut?" tanya Naylee dengan lesu, sungguh ia tak pernah menyetujui untuk berpartisipasi nya Jakay dalam peperangan kali ini.

"Tidak bisa, sayangku."

Mendengar hal itu pun membuat Naylee menurunkan pandangannya, ia merasa  sedih karena akan di tinggali pujaan hatinya dalam kurun waktu satu tahun.

Walau Jakay seringkali memenangi sebuah peperangan, namun ia tetap tak bisa untuk tak khawatir dengan pangeran muda ini.

Melihat itu, Jakay pun kembali berkata,

"Ratuku, aku berjanji akan kembali dengan selamat. Aku akan kembali dengan pelukan hangatku, sayang. Sekarang, bisakah kau menjaga dirimu selama aku berada di medan perang nanti?" ucap Jakay seraya mengelus lembut surai Naylee.

Mendengar hal itu pun, tak ada alasan Naylee untuk membantah, dengan setengah hati ia mulai menganggukkan kepalanya.

Jakay pun membawa Naylee pada pelukan hangatnya, dalam hati ia berdoa agar ia bisa pulang dengan membawa kemenangan.

Jakay terus mengelus lembut surai Naylee, sambil sesekali mengecupi pucuk kepala pemuda manis itu.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

Sore harinya ia pun menemui ayahnya pada singgasana raja.

"Ayah, bagaimana dengan permintaan ku mengenai kerajaan itu?" tanya Jakay enggan menyebut nama kerajaan yang ia maksud.

Seolah paham dengan pertanyaan putranya, Jagadlee pun menjawab dengan seksama,

"Ayah tak bisa terang - terangan melarang kerajaan mereka untuk tidak masuk pada wilayah kita, anakku. Jadi tolong fokus pada peperangan, dan ayah akan membereskan ini semua."

Jakay pun mengangguk mendengar hal itu, ia paham bahwa kerajaan Voresham dan kerajaan Vilstone berkerabat dekat sebelumnya. Tak mungkin untuk mengajukan larangan secara terang - terangan pada kerajaan tersebut.

Tuk tuk tuk

Suara langkah kaki itu membuat kedua pemuda yang sebelumnya berbincang bersama menoleh pada sumber suara,

Ah rupanya itu adalah ratu mereka, Taeyulee.

Dengan anggunnya ratu Taeyulee menduduki tempatnya pada samping kiri Raja.

"Anakku Jagad, ibu tahu bahwa kau adalah pangeran yang hebat. Ksatria yang paling hebat di antara ksatria lainnya, jenderal terhebat dari jenderal lainnya. Tapi ibu minta satu untukmu, tolong jaga diri mu selama masa peperangan ini." pinta Ratu pada anak semata wayangnya.

"Siap laksanakan, yang mulia ratu. Saya berjanji akan menjaga diri saya hingga titik penghabisan darah saya, yang mulia. Saya berjanji untuk pulang dengan selamat" jawab Jakay pada ibunda ratu.

Mendengar hal itu pun ratu tak kuasa menahan air matanya, ia terlampau sedih di karenakan anaknya yang akan kembali memasuki medan perang.

Sebagai seorang ibu, ia sangat khawatir dengan anaknya yang berpartisipasi dalam sebuah medan perang.

Medan perang merupakan dimana terjadinya pertumpahan darah yang membuat banyak ksatria dan jenderal gugur dalam hal tersebut.

Melihat ibu dan ratunya menangis, ayah dan anak itu pun sontak memeluk erat tubuh ratu manis tersebut.

Tentu di balas dengan pelukan yang tak kalah erat untuk kedua pemuda yang sangat ratu sayangi,

Ah semoga kebahagiaan dan kesejahteraan selalu menyertai kerajaan ini.

𝗧𝗕𝗖

Haloo semuanya, aku minta maaf karena gak up kurang lebih seminggu ya? sekali up pun cuman 400 kata. Tapi aku harap ini semua lebih dari cukup untuk seluruh pembaca cerita ini, mohon maaf kalau cerita ini masih banyak kurangnya. Kritik dan saran akan selalu di terima seiring berjalannya pengalaman ku dalam menulis.

Sebentar lagi ujian, dan aku juga lagi mempersiapkan itu. Aku up ini supaya kalian bisa baca cerita aku lagi sebelum ujian nantinya, aku pun pastinya gak bisa untuk selalu up saat ujian. Apalagi di tambah aku yang masih uring uringan tentang nilai aku yang pas pas an banget, bahkan bisa di bilang kurang.

Jadi aku harap kalian semua suka dan berkenan untuk pencet vote dan komennya, terimakasih readers!

Tutup TiraiWhere stories live. Discover now