17. FORCED LOVE : Mawar Biru

5.7K 727 110
                                    

Siang hari yang cerah seorang pemimpin perusahaan besar di Korea Selatan sedang menjemput istrinya ke kantor, ia sengaja karena ada sesuatu hal yang sangat ingin di lakukannya. Sepanjang perjalanan menuju ke suatu tempat membuat perempuan bertubuh pendek cukup bingung sebab sejak awal Lisa tidak memberitahunya sama sekali, ia hanya terdiam tanpa berbicara apapun. Hubungan mereka kian membaik meskipun ia sendiri kurang tau kapan Lisa akan menyentuhnya untuk memberitahu bahwa ia hanya milik suaminya saja.

Jennie melirik sekilas sejak kemarin Lisa tak pernah dingin lagi atau lebih tepatnya seiring berjalannya waktu mereka semakin harmonis, walaupun Jennie harus memaksakan hatinya bila Lisa menganggapnya sebagai sahabat. Agak kecewa dengan keputusan Lisa namun apa boleh buat, ia tak bisa mengubahnya. Jennie tersenyum kala tatapan wajah rupawan itu fokus terhadap laju mobilnya.

"Lisa, kita mau kemana?" tanya Jennie yang tak pernah terhenti mengamati raut serius suaminya.

"Lihat saja nanti." Ujarnya sedikit menoleh ke sebelah kanan, ia semakin membuat Jennie penasaran.

"Haish kau ini." Kesal Jennie menyilangkan kedua tangannya di dada, ia merengut walau Lisa seolah tak memahami perasaannya.

"Kalau ku beritahu, itu bukanlah kejutan." Papar Lisa menyunggingkan senyum di sudut bibirnya, ia menggoda sang istri yang saat ini tersipu. Bagaimana bisa menolak pesona seorang Lalisa.

"Baiklah, aku mengerti." Pungkas Jennie mau tak mau menurutinya.

Mereka tak berbicara lagi kecuali sibuk oleh pemikiran masing-masing, sampai pada saatnya mobil Lisa terhenti di sebuah toko bunga atau florist. Jennie menautkan salah satu alisnya memandang wanita special berjalan sembari membawa beberapa bucket bunda dan sebuah kotak di sebelah tangan, ia sekarang memahami kemana tujuan mereka sekarang. Dengan Lisa tak mengatakan pun Jennie sudah tau jawabannya.

Benar sesuai dugaan Jennie jika mereka berhenti di parkiran besar untuk mengunjungi leluhur yang telah tiada atau kata lain makam, mungkin Jennie berpikir Lisa sengaja mengajaknya berziarah ke makam sang ibu dan ayahnya. Itu suatu hal paling memungkinkan apalagi di makan ini sama tempatnya ketika mereka pernah berjumpa, Jennie masih ingat di hari mereka bertengkar hebat saat lalu kemudian tak sengaja berpapasan di sana.

"Jennie, aku ingin mengenalkanmu pada orangtuaku." Tukas Lisa berjalan lebih dahulu, di sisi lain jantung Jennie berdetak tak normal. Ia merasa terhormat di bawa kesuatu tempat paling sakral, selama ini ia tidak mengetahui seluk beluk kehidupan keluarga Manoban bahkan tak ada niat mencari tau kecuali kemarin haraboji menjelaskan secara detail.

"Ahh aku juga penasaran untuk bertemu dengan mereka." Ujar Jennie mengikuti langkah kaki Lisa yang panjang, ia melewati berbagai makam orang lain telah meninggal lama atau pun baru. Ia baru menyadari bila letak makam kedua orangtua Lisa tidak jauh dari letak makam kakeknya.

Setelah tiba di tempat tujuan Lisa berlutut di pusara terakhir yang terletak bersebelahan, Jennie dapat membaca nama nisan yang bertuliskan Laura Manoban dan sebelah kanannya Chiro Daniel Wells. Betapa hancurnya kala itu Lisa kehilangan mereka secara bersamaan, ia tak dapat membayangkannya. Jennie turut berlutut demi menghormati kedua mertuanya, ia selirik sekilas kepada Lisa yang mengusap kepala nisan sang ibu.

"Anyeonghaseo, mommy daddy apa kabar kalian. Maaf telah lama aku tidak berkunjung, perusahaan semakin membaik namun sayangnya haraboji tidak sekuat dulu. Dia sering mengeluh sakit tapi kalian jangan khawatir, aku akan menjaganya sampai kapan pun." Tukas Lisa seolah menceritakan tentang kehidupannya, tak terduga ia mengambil jemari tangan Jennie untuk di letakkan di atas gundukan tanah di tanami rumput cantik.

"Dad.. mom kenalkan dia Jennie, wanita yang ku nikahi beberapa saat lalu. Aku tidak pernah membawa gadis lain kemari selain istri sah secara hukum dan agama, Jennie orang yang baik serta sopan santun. Dia begitu menyayangiku juga turut menjaga kesehatan haraboji, mungkin kalian kesal karena baru sekarang kami kemari." Tutur Lisa mengusap nisan bergantian ke ibu dan ayahnya, sementara itu hati Jennie tersentuh ternyata dia perempuan pertama di bawa ke makam orangtua Lisa. Betapa senangnya dia, Jennie pun turut mengusap nisan untuk menghormati.

FORCED LOVE (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang