14. FORCED LOVE : Panic Attack

7K 799 105
                                    

Di pagi buta terdapat seorang wanita special sedang merenggangkan kedua tangannya ke udara, ia menguap dan mengerjabkan kedua matanya terasa berat. Semalam ia harus menyelesaikan pekerjaan sampai larut malam sehingga kualitas tidurnya menjadi terganggu, cucu tuan Alex Manoban itu mencari sosok lain di sebelahnya namun tak ia temukan. Lisa mengamati sekeliling terasa sunyi dan tidak mendengar suara oranglain disana.

Ia pun segera memasuki kamar mandi yang tertutup pintunya tapi sesaat ia membuka tidak ada orang sama sekali, Lisa menelisik ke arah walk in closet juga tidak menghampiri keberadaan Jennie. Tentu ia mencari istrinya, dalam keadaan biasa perempuan cantik itu pasti akan membangunkannya untuk mandi dan beriap bekerja.

"Aneh, kemana dia." Ucapnya sendiri, ia alihkan pandangan ke atas sofa terdapat pakaian miliknya yang berarti Jennie sudah menyiapkannya. Lisa senang karena mempunyai istri selalu bisa di andalkan, walau mereka belum saling mencintai secara lisan tapi semakin lama kecocokan terus terpampang nyata. Kemudian Lisa beranjak ke kamar mandi lagi untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa saat berikutnya CEO dari perusahaan besar MCA tersebut sudah menyelesaikan mandi kilatnya, ia begitu tampan dan cantik di waktu bersamaan. Stelan jas berwarna abu itu sangat tepat sekali di kenakannya, badan Lisa menjulang tinggi dan kakinya panjang sehingga memakai pakaian apapun selalu pas di pandang.

Ia muncul dari bilik besi atau lift yang berada di rumah Kim Manoban, tempat tinggal mereka. Lisa nampak heran memperhatikan sekeliling kembali, di hari biasa Jennie akan memanggil lalu menyiapkan makan pagi untuknya namun sampai detik ini ia belum melihat perempuan pendek bersenyum manis itu. Atasan Jisoo tersebut langsung menempatkan diri ke ruang makan, ia terduduk di kursi ujung memperhatikan ajjuma atau bibi Nam meletakkan sarapan di hadapannya.

"Kenapa bibi yang menyiapkan untukku? dimana Jennie?" tanya Lisa sesudah menyeruput coklat panas dapat menghangatkan tubuhnya.

"2 jam lalu nyonya terlihat sibuk dan pergi dengan koper yang besar, saya tidak tau beliau ingin kemana karena tidak ada pesan untuk saya." Balas bibi Nam begitu menghormati atasannya, di sisi lain Lisa mengernyitkan dahinya bingung. Ia mulai mencerna ucapan pelayannya.

"Tidak mungkin kan Jennie minggat? apa aku membuat kesalahan padanya? perasaan semalam pun kami baik-baik saja." Batin Lisa menyuruh bibi Nam pergi dari sana, ia menyuapkan nasi goreng kimchi sebagai kebiasaan setiap sarapan tapi setelah mengunyah ia menyemburkan ke udara.

"Yahhh, makanan apa ini. Rasanya asin sekali, bibi Nam mengapa nasi gorengnya tidak enak. Berbeda dengan buatan Jennie." Protes Lisa mengusap bibirnya menggunakan tissue, ia menetralkan lidahnya dengan air putih yang berada di gelas sebelahnya.

"Maaf tuan, saya telah membuat kesalahan. Saya akan membuatnya lagi." Tunduk bibi Nam, seorang pelayan senior yang jarang melakukan kesalahan fatal. Ia bersedih sudah mengakibatkan suasana hati Lisa menjadi meradang.

"Haish tidak perlu, memang masakan tangan orang itu rasanya berbeda. Siapkan aku roti tumpuk selai coklat kacang saja." Pintanya di angguki bibi Nam, wanita separuh baya memberesi piring sebelumnya lantas ia bertindak sesuai perintah Lisa.

"Sial, kenapa nomornya tidak aktif." Umpatnya ketika mencoba mendial ponsel Jennie, ia berulangkali berusaha mencari keberadaan sang istri melalui telepon namun tetap tak mendapat jawaban.

Di tempat lain perempuan cantik yang tengah menyeruput coffee late panas sembari duduk mengamati langkah orang-orang berlalu lalang di sekitarnya, ia meniup gelas kertas berisi kopi pesanannya demi menghangatkan tubuh di cuaca cukup dingin. Jennie memutuskan berangkat pagi untuk menuju ke Chicago demi perjalanan bisnis selama seminggu, ia menggunakan pesawat penerbangan komersil. Padahal sang suami memiliki pesawat jet pribadi tapi karena ia sedang kesal terhadap Lisa jadi berpamitan pun tidak di lakukan.

FORCED LOVE (JENLISA)Where stories live. Discover now