Style 5. sial!

943 65 4
                                    

Happy Reading, Guys....

Aneva dan Deynara harus pulang telat dikarenakan Dosen mata kuliah yang  dengan semaunya mengubah jadwal jam yang sudah di tetapkan. Mereka berdua serta teman kelas lainnya tidak bisa bersuara. Mereka semua merasa malas jika harus mengulang satu semester karena hal tersebut.

Kini Aneva dan Deynara tengah dalam perjalanan pulang dengan mobil yang sedang di kendarai oleh Arghi, adek dari Aneva.

Deynara yang berada di kursi depan, tepat sebelah Arghi menatap pada Arghi. "Mampir bentar beli minum dulu, Ar. Haus banget gue gara - gara itu Dosen."

Aneva yang berada di kursi penumpang belakang mengangguk setuju. "Di star aja. Enggak jauh dari kampus juga. Tau 'kan lo?"

Arghi menghela nafas kasar. "Bacot banget lo berdua!" kesalnya.

Deynara tersenyum menatap Arghi. "Arghi Afranda Cavano, enggak boleh marah - marah ntar gantengnya luntur."

Arghi melirik sesaat pada Deynara. "Iya, cantik."

Deynara tersenyum manis, kemudian dirinya menatap pada Aneva.

Aneva yang mendengar dan melihat pada Deynara seketika memutar bola matanya malas. "Gue enggak mau iparan sama lo, ya! Jadi sahabat aja sudah nyusahin, apa lagi jadi ipar. Males banget...."

"Eh, lo pikir gue mau iparan sama lo?! Dih, ogah banget gue! Awas memang lo deketin kakak gue yang ganteng itu!"

"Idih, ganteng dari mana? Masih ganteng adek gue kemana - mana!"

"Emang adek lo ganteng! Tapi kakak gue lebih ganteng!" Deynara menatap Aneva tidak terima.

Arghi yang mendengar hanya menggelengkan kepala dengan raut datarnya.

"Terserah!" kesal Aneva.

Deynara seketika melepas sabuk pengamannya, mengubah posisinya, menjadi lebih condong ke belakang. "Lo ngajak ribut, ya!"

Aneva hanya memutar bola matanya malas sambil menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Wah, benar - benar lo, ya!"

Deynara bersiap untuk berpindah ke belakang. Namun, Arghi secara tiba - tiba menghentikan mobilnya. Deynara yang hampir terhuyung tertahan dengan tangan kiri Arghi.

"Lo gakpapa, 'kan?" khawatir Arghi menatap Deynara.

Deynara hanya menggeleng menatap fokus pada wajah Arghi.

"Biasa aja ngeliatin adek gue-nya!"

Deynara menjauhkan tangan Arghi, kemudian dirinya kembali duduk menghadap depan, mengabaikan perkataan Aneva.

"Siapa yang mau keluar beli?" tanya Arghi menatap Deynara dan Aneva secara bergantian.

Aneva melirik Deynara. "Lo aja. Lo juga udah lepas seatbelt."

Deynara melirik pada tubuhnya. Raut kesal terlihat pada wajahnya. "Fine!" Deynara segera keluar dari mobil membawa tasnya.

"Ribut mulu lo," ucap Arghi menatap Aneva.

"Lo enggak beneran suka sama itu anak, 'kan? Lo beda setahun. Dia lebih tua, Ar," serius Aneva menatap Arghi.

Style  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang