٩

6.4K 632 10
                                    

"Ketika jatuh cinta pilihannya hanya dua. Bersatu dalam akad atau berpisah dalam taat."

Gladysa menatap layar di hadapannya yang sudah dihubungkan. Di sana terlihat jelas bahwa Imam sangat jauh berbeda, wajah cowok itu nampak berseri-seri, penampilannya pun sangat senanda dengan Gladysa.

Perempuan itu tersenyum lalu menunduk.

Berapa lama dirinya meminta kepada Allah untuk disandingkan dengan lelaki itu?

Dan nyatanya....

Dari banyaknya perempuan yang Allah ciptakan, dirinya pemenangnya. Sebab, meski banyak sekali perempuan yang meminta Imam kepada Allah, namun sudah kalah telak duluan oleh doa Gladysa dan juga Imam yang nyatanya diam-diam saling bertaut.

"Sayang?"

Pintu terbuka memperlihatkan Dara yang sama cantiknya hari ini. Wanita itu tersenyum haru bersamaan dengan gerakan spontan untuk memeluk anak semata wayangnya itu.

"MANA PENGANTINNYA?!!"

Gladysa spontan menguraikan pelukannya ketika Luna dan Abigail datang-datang membawa kerusuhan.

"INI GLADYS?!!"

Dara hanya bisa menggeleng pasrah melihat kelakuan remaja zaman sekarang.

"Menurut lo?"

Luna mendekat bersama Abigail. Mereka terdiam lalu beberapa detik kemudian saling memeluk satu sama lain.

"Masya Allah! Hally jiddan sahabat gue," ungkap Abigail tulus seraya memasang mahkota di pucuk kepala Gladysa yang terbalut jilbab syar'i.

Interaksi mereka terhenti begitu terdengar suara MC bahwa ijab akan segera diikrarkan.

Mereka sama-sama terdiam dan melihat layar itu dengan penuh penghayatan.

Air mata Gladysa luruh begitu saja melihat Imam berjabat tangan dengan Bima.

Tak semua orang bisa berhasil menyembunyikan perasaannya beretahun-tahun tanpa satu pun orang yang tahu dan tak semua orang bisa seperti Gladysa yang ketika nafsunya bergejolak untuk melakukan interaksi yang diinginkannya, perempuan itu justru selalu terlibat perdebatan dengan Imam.

Karena.... Terkadang rindu muncul bukan karena jarak, rindu muncul disebabkan oleh hatimu yang terpaut kepadanya. Bahkan ketika kamu sering melihatnya, hati serta pikiranmu ingin terus merindu kepadanya.

Dan pasti sebagian orang pun tahu bagaimana rasanya rindu sudah kian melonjak, sosok itu ada di depan mata bahkan amat dekat tapi ada pembatas yang membuat kita tidak bisa mendekat. Bukan orang lain, melainkan ini antara kalam Allah dengan hawa nafsu.

Dan Gladysa sudah merasakan semuanya. Memang sakit, tapi perempuan itu menikmatinya. Karena dengan cara itu, Gladysa pun bisa menikmati cinta-Nya tanpa bermaksiat karena cinta makhluk-Nya.

Dan kini Allah benar-benar menepati janjinya. Gladysa dihadiahi seseorang yang selama ini dirinya pinta kepada-Nya.

Kuncinya hanya satu. Ketika engkau mencintai seseorang, tinggalkanlah orang tersebut. Karena hakikat cinta karena Allah yang sebenarnya adalah, mengutamakan Allah dari segala sesuatu meski kita mampu untuk melakukan hal tersebut.

Imam untuk Gladysa✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant