💫Epilog

265 28 12
                                    

Setelah zhuhur kami memulai ulangan bahasa sunda. Semua sibuk pada masing-masing kertasnya. Aku fokus, sangat fokus malah karena soalnya lumayan gampang juga. Masih di tempat yang sama. Yaitu di mesjid karena kelas masih dalam keadaan di rehab.

Suasana tenang dengan kondisi yang hening. Kami semua duduk berlesehan di lantai mesjid yang dingin.

Sama halnya dengan kondisi hatiku. Syukurlah semua aman terkendali. Tidak ada lagi debaran yang mengganggu.

Namun satu celetukan yang berhasil membuat konsentrasiku buyar begitu saja.

"Hadirmu."

Aku menoleh. Dia menyeringai polos, sudut bibirnya terangkat. Aku tidak tahu wajahku sekarang bagaimana. Tapi yang jelas setelahnya aku reflek membuang muka.

Performing itu sudah lama. Namun rasnya kenangan itu masih tersimpan apik dalam memori.

Satu hal yang aneh dalam diriku saat ini. Aku tidak bisa lagi menatap dirinya, tidak bisa duduk di dekatnya, dan tidak bisa menyebut mananya seperti dulu.

Entah kenapa. Rasanya aneh saja.

Dan tentunya itu semua tidak baik untuk kesehatan jantungku.

💫Si Penikmat Keterlambatan💫

Yeyyyy habis.
Makasih yang udah baca sampai akhir.

Boleh minta kesannya kakak???

Kalau yang mau kritik di sini ya...

Sekalian saran juga yaa...

Si Penikmat Keterlambatan [LENGKAP]Where stories live. Discover now