J' - 22

307 35 6
                                    

"Hyung!" Hoseok berkali-kali mengguncang tubuh Yoongi. Memastikan sang kakak hanya tertidur.

Tapi, tidak.

"Aish!" Dengan cepat Hoseok menggendong Yoongi, lalu membawa nya ke mobil.

"Jimin?" Lirih Hoseok.

"Biarkan saja lah! Dia juga sudah tidur!" Hoseok lalu masuk ke dalam mobilnya, dan menyetir, bergegas menuju rumah sakit.

Setelah Yoongi mengeluh perutnya kesakitan, dikira Hoseok jika Yoongi sudah minum obat, rasa sakit itu akan hilang. Tapi yang hilang malah kesadaran Yoongi, bukan rasa sakitnya.

Hoseok mengemudi mobil nya dengan kecepatan lumayan tinggi. Ia khawatir jika kakaknya akan kenapa-kenapa kalau Hoseok telat membawa nya ke rumah sakit.

Hoseok juga sibuk mengeluarkan ponselnya untuk menelfon orang yang ada dirumahnya. Ya asisten rumah tangga nya, siapa lagi?

"Bibi maaf. Bibi sudah tidur, ya? Aku dan Yoongi hyung ke rumah sakit. Jimin dikamarnya sendirian, tolong jaga dulu ya, bi."

.
.
.

"Apa tidak melakukan cuci darah?" Tanya dokter penyakit yang menangani pasien seperti Yoongi. Tidak, bukan hanya Yoongi, Jimin juga.

Hoseok menggeleng, "Kakakku tidak mau, dokter."

"Padahal, bisa mencegah terjadinya seperti ini... Adiknya saja rajin cuci darah, masa kakaknya tidak." Jelas sang dokter.

"Biasanya tidak pernah seperti ini, dokter. Atau kakakku kelelahan, ya?"

"Bisa jadi. Biarkan Yoongi dirawat dulu ya."

Hoseok terus melihat sang kakak yang masih melemah diranjang rumah sakit. Hoseok juga berharap agar sang kakak membaik secepatnya, ia terus menggenggam tangan Yoongi dan terus membaca doa dalam hatinya. 

"Ayo hyung... Setidaknya bangun dulu, bukalah matamu, sungguh aku tidak tenang jika kondisimu masih seperti ini.." 

"Ah, kali ini aku serius, aku akan memaksamu untuk melakukan cuci darah. Mau tidak mau, tidak ada penolakan." Hoseok masih saja mengoceh didepan kakaknya yang sedang tidak sadar itu. Tapi setidaknya, dengan cara itulah Hoseok bisa sedikit tenang.

"Hyung, kalau hyung sembuh, aku akan belikanmu jeruk sebanyak-banyaknya, deh. Sama kebun nya juga boleh- Gak deh jangan, gak ada uangnya kalau sama kebun nya. Kau kan yang kerja masa aku yang harus belikan jeruk sekebun?"

"Hyung ayolah! Gak enak tahu bicara sendirian tanpa ada yang merespon! Seperti cinta bertepuk sebelah tangan." Yah begitulah Hoseok, ia terus mencoba menghibur dirinya sendiri.

"Cinta bertepuk sebelah kan bahasaku? Hebat bukan!?" 

"Ah! Tau lah hyung! Apa susahnya tinggal buka mata!?" 

"Hyu-"

"Memang kenapa kalau hyung buka mata?" 

"Ah? Hyung? Hyung sudah bangun!?" Pekik Hoseok.

"Menurutmu? Hyung lagi ngigau gitu?" Sewot si sulung.

"Hyung! Kau tahu berapa paniknya aku!?" Geram Hoseok.

"Maafkan hyung, ya. Sudah buat kau panik. Jimin mana?" 

"Kau pingsan tengah malam, hyung. Jimin sudah tidur, paling besok menyusul kesini." Jelas Hoseok.

"Jadi kau belum tidur? Kalau gitu, kau tidur sekarang." Titah Yoongi.

"Aniyo, aku mau jaga hyung saja." 

"Aish, kau belum tidur, nanti kau sakit. Lagian, sudah semalaman kau jaga hyung." 

"Its okay, yang penting hyung baik-baik saja."

J' - LieWhere stories live. Discover now