J' - 05

409 48 5
                                    

Seokjin, ia mengendap-endap menuju ke suatu tempat seraya menarik lengan Jimin dengan pelan.

Belakang sekolah.

"Sust! Kau diam!" Ucap Seokjin.

"Kenapa? Kenapa Jungkook tidak boleh ikut!?" Tanya Jimin.

"Ya ini kan masalah pribadiku dan kau, Jim. Aku akan menghubungi kakakku dulu." Jelas Seokjin.

태형이-형🐻  / Taehyungie Hyung

Kurang lebih, seperti itu nama kontak Taehyung di ponsel Seokjin.

Seokjin menunggu beberapa saat agar sang kakak mengangkat telepon darinya. Tapi tidak sampai dua puluh detik-

"Hyung!" Teriak Seokjin.

"Astaga pelan-pelan!"

"Heheh, Hyung, teman-temanku tadi tanya siapa yang sakit. Aku tidak punya jawaban, jadi mau tidak mau ku jawab adik sepupuku." Jelas Seokjin pada Taehyung.

"Hyung harus konfirmasi? Kalau wartawan bertanya saja lah. Biarkan dia cari tahu sendiri."

"Eung, hyung jawab itu saja pokoknya! Karena aku sudah menjawab seperti itu ke teman-temanku."

"Jin-ah, jangan sampai Jimin lupa meminum obatnya, ya."

"Iya, hyung."

"Malam ini Hyung pulang telat, kau ingin ke kantor Hyung dulu atau ingin langsung ke rumah?"

"Ada makanan enak?" Seokjin, anak itu memang hanya makanan yang dipikirkan.

"Tentu ada! Ya sudah, Seokjin ke kantor Hyung dulu saja kalau gitu? Ajak Jimin sekalian, ya?"

"KIM TAEHYUNG! ADIKMU INI AKU ATAU JIMIN, SIH!?" Kini Seokjin sewot pada sang kakak yang terlalu memberi perhatian lebih pada Jimin, sahabatnya.

"Seokjin-ah, kau adikku satu-satunya. Rasa sayangku padamu itu tidak terukur, bahkan tidak ternilai harganya. Kalau Hyung memberi perhatian pada Jimin, kau cukup anggap kalau Jimin itu tidak bisa mendapat kasih sayang yang layak dari kedua kakaknya."

"Layak tidak layak, mereka tetap kakakku, Taehyungie hyung." Timpal Jimin. Yap, Jimin mendengar pembicaraan Taehyung di telepon Seokjin.

"Jimin ikut sama Seokjin ke kantor Hyung, ya? Makan enak disini."

"Okay, hyung." Jawab Jimin.

Telepon dimatikan begitu saja oleh keduanya. Mungkin memang sudah tidak ada obrolan lagi.

"Kalian ngapain disini?"

🌼 ---- L i e ---- 🌼

Jungkook menyimpan sepatu nya setelah menutup pintu rumah nya. Kali ini Jungkook pulang lebih awal karena tidak ada pelajaran tambahan. Walaupun pulang lebih cepat, tetap saja Jungkook pulang di jam tujuh malam.

Pelajaran disana memang sangat berat.

"Aish kamjagiya!" Pekik Jungkook.

"Kau tidak bolos pelajaran tambahan, kan?" Tanya pria berusia sekitar empat puluh lima tahun yang kini ada dihadapan Jungkook.

"Tidak, Appa. Sedang tidak ada pelajaran tambahan. Seokjin dan Jimin juga pergi ke kantor nya Taehyungie hyung." Jelas Jungkook.

Yap, itu Ayah Jeon. Ayah dari seorang Jeon Namjoon dan Jeon Jungkook.

"Kau tidak ikut?"

J' - LieWhere stories live. Discover now