20

1.5K 177 20
                                    

Haechan membuka matanya perlahan, karena panggilan alam Haechan terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya dan buru buru ia keluar tenda untuk menyelesaikan urusannya. Ketika ia sudah selesai dan hendak kembali masuk ke dalam tendanya, ia melihat Mark yang keluar dari tendanya.

Ngapain tu anak keluar malam malam?

Haechan berfikiir Mark mungkin sama dengan dirinya, tapi ternyata Mark malah melangkahkan kakinya ke tepi pantai dan mendudukkan diri di sana. Jujur saja Haechan sangat mengantuk, ayolah ini tengah malam dan Haechan sedikit lelah hari ini. Tapi entah kenapa melihat Mark yang duduk sendiri seperti itu belum lagi seharian ini Mark lebih banyak diam, Haechan merasa terjadi sesuatu dengan Mark.

" Ngga bisa tidur?" Tanya Haechan sambil duduk di samping Mark.

Mark yang tidak siap dengan kehadiran Haechan, belum lagi Haechan yang sedikit merapat duduk dengannya karena udara malam yang dingin membuatnya salah tingkah dan gelagapan ia  menganggukkan kepalanya.

" Lagi ada masalah ya? Seharian ini lo banyak diam" Tanya Haechan lagi sambil memeluk lututnya dan menopangkan kepalanya pada kakinya karena jujur matanya benar benar berat.

" Lo sendiri ngga tidur?"

" Hmmm? Tadi gue kebelet trus liat lo kesini"

" Yaudah sana balik ke tenda"

Haechan menggelengkan kepalanya masih dengan posisi yang sama, jika tadi Haechan masih membuka matanya kini Haechan memejamkan matanya.

" Kalau ada masalah tu ngomong Mark, ada temen tu di manfaatin" Ucap Haechan pelan masih memejamkan matanya

Mark hanya terkekeh, mencuri pandang pada Haechan yang perlahan anak itu terjun ke alam mimpinya tapi ia berusaha untuk tetap terjaga.

" Chan..."

" Hmm?"

Mark kembali menghela nafasnya panjang, baiklah ia akui ia mencintai Haechan tapi ia masih ragu dengan perasaannya sendiri. Belum lagi, Mark tidak tau apakah Haechan juga menyukainya atau memiliki perasaan yang sama dengannya. Mark juga takut, jika Mark mengatakannya sekarang, bisa saja Haechan berfikir dirinya tengah dijadikan pelampiasan oleh Mark.

" Kenapa?" Tanya Haechan memiringkan kepalanya menatap Mark pasalnya pria itu tidak melanjutkan kalimatnya

Mark masih diam, menatap wajah Haechan yang menatapnya teduh. belum lagi karena Haechan yang memiringkan kepalanya, pipi kanannya itu terhimpit sehingga dimata Mark saat ini Haechan benar benar menggemaskan.  Mark tidak mengerti kenapa jantungnya ingin meledak rasanya setiap kali ia menatap mata Haechan itu.

" Kenapa woi" Tanya Haechan sedikit kesal

Mark menggelengkan kepalanya, beruntung saat ini tengah malam sehingga Haechan tidak bisa melihat wajah Mark yang kini tengah merah merona.

" Makasih"

Senyum Mark sambil mengusak kepala Haechan.

" Lah emang gue ngapain?"

Mark masih tersenyum sambil mengangkat bahunya acuh. Haechan yang tidak mengerti dengan gelagat Mark hanya memutar matanya malas, dan kembali menekurkan kepalanya

" Gue ngga tau masalah lo apa, tapi lo jangan diam diam gini"

Ucap Haechan sambil menghela nafasnya panjang dan menutup matanya, Mark hanya diam sambil tersenyum menyilahkan Haechan untuk melanjutkan ucapannya.

" Gue tau lo orangnya suka mendam, tapi sesekali keluarin aja emosi lo itu"

" Kalau lo ngga mau cerita sih sebenarnya ngga papa"

[Completed] Roommate || MarkhyuckWhere stories live. Discover now