Bagian 6

28K 500 16
                                    

Pagi ini josh memaksa mengantarku hingga rumah sakit, setelah semalaman bersama membuat pertahananku runtuh.

Josh membuatku semakin gelisah.

" Kita berpisah disini saja." Ucapku saat kami bersamaan masuk kedalam lobi rumah sakit.

" Aku akan menjemputmu untuk makan siang."

" Josh, em.. sebaiknya kita tidak usah lagi bertemu." Elakku, karena hari ini pasti Ethan datang padaku dan perasaan bersalahku pasti akan tiba.

" Tidak akan terjadi. Sampai bertemu kembali." Pamit Josh.

Aku mencekal satu tangan Josh.

"Tunggu..aku serius Josh."

Josh berhenti dan menatapku dengan tajam.

" dan kau tidak lupa dengan janjimu kan mengenai pasien itu?" Tanyaku lagi.

" Kau tenang saja, selepas ini akan ku urus semua, dia bisa pulang waktu ini juga."

" terima kasih josh..aku akan menjaminnya agar merahasiakan hal ini dari publik." Aku menatap mata josh.

Kulihat Josh menganggukan kepalanya, dan segera melangkah menjauhiku.
Sejuta pertanyaan masih bergelanyutan di kepala ku.
Mengapa Josh bisa setenang itu da menolak untuk berhenti menemuiku.

Dan perasaan ini...mengapa aku juga tidak bisa melawannya..

Antara cinta dan gairah terlarang, apa yang sebenarnya kurasakan?

************

" Suster mia, aku ijin sebentar untuk menemui seseorang." Aku segera menaruh perlengkapanku dan langsung menemui suster mia yang menjadi asistenku bulan ini.

" Baik dok, lagipula jadwal pasien hari ini tidak terlalu banyak dan kau masih mempunyai waktu setengah jam lagi untuk kembali." Suster mia mengecek jadwal kedatangan pasien.

" Terima kasih suster." Aku segera meninggalkan ruang praktekku.

Aku berjalan menuju ruang Thania dirawat, kulihat Thania sedang menggendong dan menyusui anaknya.

" Bagaimana keadaanmu thania?"

"Ah Dokter.. aku dan bayiku sangat sehat, kau lihat? Dia sangat menggemaskan." Thania memperlihatkan bayi di gendongannya kepadaku.

Mendadak aku reflek mengusap perutku. Benih yang berkali kali josh tanam apakah akan mengakibatkan sesuatu?

Keringat dingin dikeningku mulai kurasakan.

" Dokter?"

" Ya thania?"

Thania memandangku heran.

" Ada masalah? Kau terlihat cemas dokter valentina."

" Ti...tidak ada thania, aku malah membawa kabar baik untukmu, kau boleh berkemas sekarang juga, pemilik rumah sakit sudah setuju membebaskanmu dari biaya, namun dengan satu syarat, kau tidak boleh memberitahukan hal ini kepada siapapun, aku sudah berjanji akan menjaminmu." Jelasku.

" Terima kasih banyak dokter, aku janji padamu aku akan menutup mulutku tentang hal ini, sekali lagi terima kasih dokter valentina." Thania sangat antusias.

" Kau perlu bantuan untuk berkemas?" Tanyaku.

Thania menggeleng.

" Aku tidak mempunyai banyak bawaan untuk dikemas dokter." Thania meletakkan bayinya yang sudah tertidur di box bayi.

" Baiklah, maaf aku tidak bisa lama lama bersamamu, aku harus kembali bekerja." Pamitku. Aku berjalan menuju arah pintu.

" Oia..kau akan pergi kemana setelah ini?" Sambungku membalik badanku.

Forbidden PassionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang