8

52.5K 650 1
                                    


Seperti yang ia kata kan kemarin Azalea kembali bekerja seperti biasa. Pukul 6 pagi ia sudah berada di mansion milik bossnya.

Menyiapkan pakaian serta memakaikannya. Menemani sarapan kemudian kekantor.

Sepanjang perjalanan hanya sunyi seperti biasa namun membuat Mateo tidak senang.  Azalea seolah tidak menganggap kehadirannya dan hanya fokus dengan hal tidak berguna di luar kaca mobil.

Hingga sampai di kantor suasana hatinya tidak membaik. Entah mengapa ia merasa marah dan terabaikan.

"Ke ruangan sekarang"

Ketukan di pintu bertanda orang yang ia nanti telah datang.

"Ada perlu apa Tuan memanggil saya?"

"Mendekat"

Azalea mendekati pria yang menopang tubuh jakungnya di meja kerja

"Ya tuan"
Wanita itu mendekat hingga tepat di hadapan Mateo

Mateo menarik pinggang Azalea mendekati tubuhnya dan mengelus dengan ringgan wajah pucat yang terasa hangat.

Wajah cantik wanita itu terlihat datar tanpa ekspresi namun bulu matanya yang panjang sedikit bergetar.

"Kau sakit?"
Menarik tengkuk wanita didepannya dan menyatukan kening

"Sudah lebih baik"
Azalea menjawab ringan

"Apa terlalu kasar"
Tangan yang berada di pinggang Azalea mengeras

"Itu wajar"
Azalea meremas lengan Mateo yang sudah mulai mendekati lehernya

"Aku akan lebih halus lain kali"
Nafas panasnya menerpa kulit leher Azalea membuat wanuta dalam pelukannya bergetar dengan sentuhan di pinggangnya

"Tuan"
Azalea ingin mendorong pria ini menjauh namun tubuhnya sangat lemas bahkan untuk berdiri saja ia sudah tidak sanggup

"Bukan tanda di tubuhmu sangat indah"
Tersenyum dengan licik saat melihat beberapa bercak yang masih terlihat samar

"Unghhhh"
Azalea tidak bisa menahan desahannya saat Mateo mengigit dan menghisap dengan rakus tepat di atas tulang selangkah miliknya.

Azalea merasa kepalanya berputar dan pandangannya mulai tidak fokus. Hingga semuanya terasa gelap dan ia hanya pasrah.

Langit mulai gelap bulan dan bintang tersembunyi di balik awan yang gelap. Suara berisik hujan dari balik jendela terasa semakin jelas.

Seiring dari kesadarannya pandangan yang awalnya buram menyesuaikan dengan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Pria berbadan tegap berjalan mendekat dengan hanya menggunakan celana tanpa atasan.

"Sudah lebih baik?"
Duduk di samping wanita yang sedang memperhatikannya dengan pandangan yang sedikit tidak fokus

"Mateo"
Dengan tidak sadar ia memanggil nama orang di depannya

"Hmm"
Sambil mengelus lembut pipi yang sudah terlihat kemerahan

"Tuan"
Suaranya sedikit serak dan ia tersadar sepenuhnya

"Minum"
Ia menyodorkan air di mulut Azalea untuk di minum

Azalea hanya kembali terdiam saat ia melihat sekitar dan menyadari ia berada di kamarnya. Sedangkan mateo berjalan keluar dari kamar.

Pria itu datang dengan mangkuk berisi bubur dengan segelas air beserta obat yang sudah berada di atas nampan.

"Makan terlebih dahulu"
Membantu Azalea bangun untuk bersandar

"Biar saya saja"
Saat ia melihat Mateo menyendokan makanan ia langsung merespon

"Kau yakin"
Suara rendah Mateo terdengar sangat marah

Azalea akhirnya menyerah membiarkan Mateo mengambil alih. Menyendokan bubur kedalam mulut wanita di hadapannya dengan cara perlahan.

Wajah Mateo terlihat serius namun terlihat lucu. Azalea makan bubur dengan lahap karena sedari pagi ia tidak makan.

Dua pil di masukan kedalam mulut Azalea dan dengan cepat Mateo menyodorkan air menuju bibir wanita itu.

Mereka hanya diam Mateo yang sibuk dengan laptopnya dan ia hanya berbaring diam tanpa bicara.

"Maaf dua hari ini saya meninggalkan pekerjaan saya"

Di pandangnya wajah Azalea yang terlihat samar karena gelap. Wajah Mateo terlihat sangat tajam dengan hanya di cahayai oleh benda di pangkuannya membuat bayangan yang samar.

"Terimakasih sudah merawat saya"
Dengan tulus ia berterimakasih walau masih seperti tidak nyata orang di depannya berlaku seperti ini

"Apa maksud mu? Tentu saja kau harus membayarnya ketika kau sembuh"
Namun setelahnya ia hanya sibuk dengan benda pipih di hadapannya, tanpa memandang Azalea setelahnya.

Kantuk kembali melanda hujan di luar jendela masih terdengar beriringan dengan suara ketukan tangan di sampingnya membuat ia mudah terlelap.

Di tengah tidurnya yang lelap ia merasa ada sesuatu yang hangat mendekatinya membawa rasa aman dan nyaman. Mencari posisi nyaman dan memeluk benda yang hangat dan beraroma menenangkan.

BIG BOSS 21+Where stories live. Discover now