• eileen and her fruit salad

77 7 0
                                    


"Dek tau ga, dari semua quotes percintaan, gue paling setuju sama quotes ini, 'tresna jalaran saka kulino' (bisa cinta karena terbiasa)". Kata Sully sambil menyisir rambut panjang sang adik dengan jari-jarinya.

Malam minggu kali ini Sully meliburkan diri dari kencan demi adiknya. Dan Justin dengan hatinya yang lapang dada mempersilakan.

"Kenapa gitu?". Eileen yang kepalanya rebah di atas pangkuan kakak cantiknya itu menatap wajah kakaknya lamat-lamat, kepalanya sedang mengagumi dan berusaha membaca ekspresi.

"Berdasarkan pengalamanku sih gitu, with Justin,".

Eileen tahu bagaimana cerita keduanya bisa sampai tahap saling menempel seperti perangko. Keduanya sama-sama dari klub paduan suara dan sering diminta mewakili lomba.

Awalnya sama sama saling membenci, menghujat satu sama lain. Namun yah, karena sering bersama dan semakin mengenal satu sama lain, jadilah mereka.. bersama.

"Terus apa maksud kakak dari pernyataan kakak barusan?".

Eileen tak mengerti arah bicara kakaknya, apakah kakaknya itu sedang mengenang kisah dengan kekasihnya? atau mau menyarankan sesuatu?. Sebentar, menya-ran-kan..?

"Yah, gue berharap.. lo sama Ricko..". Belum selesai mengucapkan lanjutan katanya, Eileen sudah melonjakkan diri dari posisi berbaringnya.

Matanya menyipit dengan wajah kentara kesal. Bahkan deru napas beratnya menunjukkan kalau Eileen tak terima kisahnya akan disamakan dengan sang kakak.

"We're over, nope.. i mean, I'M OVER!". Suara Eileen melengking marah, dan setelahnya terisak menyesal karena terbawa emosi.

Sully jelas terkejut, namun ia berusaha paham kondisi adiknya. Maka sebelum mereka saling mendiamkan satu sama lain selama satu minggu lebih, Sully menarik adiknya dalam pelukan hangat.

"I'm sorry, Yes.. we'll have different story. Aku cuma menyayangkan kenapa kamu harus nyerah, tapi kalau ini emang keputusan kamu, kakak ga akan maksain kamu lagi,".

Sully jika sudah kembali dengan temperamen kakak baik, tentunya merubah kebiasaan panggilan gue-lo dengan aku-kamu.

Eileen yang butuh luapan afeksi itu sudah tentu balas dekapan kakaknya erat. Bukan salah kakaknya, mengingat Eileen belum sepenuhnya menceritakan alasan kenapa dia memilih mundur.

"Aku terlalu kasat mata buat dia kak,". Eileen menarik diri dari pelukan untuk bisa menceritakan apa yang ia alami sampai membuat keputusan sendiri.

"Emang baru sekali aku memunculkan diri, Kak Haru aja ga ngenalin aku, apalagi Kak Ricko. Bingkisanku dikasih ke oranglain,". Eileen kembali menangis. Sully tak akan menyalahkan karena ini kisah cinta pertama adiknya di masa SMA dan sudah memiliki progres dengan keberanian untuk bertindak.

Sejak SD sampai SMP, Eileen selalu memilih untuk memendam perasaan dan mengalah. Namun sejak MOS dimana Ricko diminta menjadi salah satu penanggungjawab kelas IPS, disitulah Eileen mulai menaruh rasa.

Sully senang karena dengan itu pula Eileen lebih bersemangat menjalani sekolah, lebih hidup, lebih ceria, sekalipun ketika rumahnya sepi karena orangtuanya sibuk dengan pekerjaan.

Diluar hujan deras, dan kekejian dari lemparan airnya mengetuk-ngetuk keras jendela rumah mereka. Beberapa kali gemuruh dengan kilat menyambar membuat keduanya saling bergenggaman tangan. Sully berusaha menguatkan hati adiknya.

"Aku mau tidur,". Eileen berpamitan dan menjalankan kedua kakinya menuju kamar.

Sesampainya di sana, Eileen mematikan lampu, membuka gorden kamarnya yang polos berwarna abu sekaligus membuka jendela. Tak peduli pada tetes air yang menghantar, mampir dan melemparkan diri sampai ke lantai kamarnya.

Kak Ricko | ChaeMuraWhere stories live. Discover now