Rumah sakit

37 12 2
                                    

Mungkinkah kemampuan memutar waktu bisa di dapatkan? Agar keadaan tak bertambah runyam dan membuat keadaan jadi sulit untuk di jalankan.

__________________

Happy Reading ^^










Suara dorongan berangkar terdengar begitupun aroma dari alkohol dan obat-obatan telah menyengat di indera penciuman.

Zaina masih terus berusaha kuat saat ini, meskipun setelah sampai di depan pintu ruang IGD. Zaina tumbang ke lantai.

Ia tidak tahu sekarang harus berbuat apa selain menunggu kabar dari Abyaz yang dia harap baik-baik saja.

”Zaina!” sahut seseorang dari samping Zaina. Gadis itu mendongak dan menatap Dani yang mematung di sana.

”Gimana Abyaz?” tanya cowok itu, Zaina masih diam. Beberapa saat kemudian Dani menghela dan memutuskan untuk duduk di kursi menunggu Zaian menenangkan diri.

”Aby itu orangnya kuat, jadi pasti bakal baik-baik aja.” Cowok itu berusaha tersenyum memandangi Zaina.

”Aku harap begitu, Kak, dia bisa baik-baik aja,” gumam Zaina dengan sisa seseguhannya. Dani manggut-manggut.

”Lo mau minum?” tanya Dani. Zaina menggeleng.

”Gak, Za. Lo harus minum buat nenangin diri, lo tunggu sini ya.” Cowok itu bangkit dari duduknya. Namun, baru satu langkah ia kembali berbalik badan.”Oh iya, gue udah kabari keluarga Aby, bentar lagi kayaknya mereka sampai. Kalau mereka ada duluan lo hubungin gue ya? Sekalian nanti gue beliin minum. Walaupun gue rasa gak bakal ada yang peduli sama airnya, setidaknya buat persiapan.”

Zaina berdiri dari duduknya, ia menunduk kala sadar Dani tengah menatap lekat manik matanya.

”Tapi, aku gak punya nomor Kakak,” ucap Zaina.

Cowok itu menghela dan mengeluarkan ponsel dari saku celana.”Nih, gue duluan. Lo tunggu ya, dan ingat, jangan nangis. Semua akan baik-baik aja.”

Zaina mengangguk setelahnya, Dani pun terus tersenyum dan melenggang pergi menyisahkan Zaina yang kembali terduduk dan menangis walau tak bersuara.

”Aby!”

Zaina mendongak reflex mendengar pekikan keras di sampingnya. Gadis itu bangkit dan menemukan Jihan, Afdal dan Aila di sana.

”Tante.”

”Diam kamu!” Zaina tertegun, jantungnya terasa berhenti berdetak mendengar bentakan seperti itu.

”Dasar gak tahu diri! Kamu kan penyebab anak saya jadi kayak gitu! Kamu juga kan yang laporin anak saya ke polisii?!! Iyakan?!”

”Apa mak—”

”Sudah! Gak ada gunanya kamu jelasin, harusnya kalau kamu gak mau nikah. Kamu bisa tolak, gak kayak gini caranya, Za!” jeda sekian detik, Jihan menatap tajam Zaina dan menunjuknya.”Kalau sampai anak saya kenapa-kenapa, saya pastikan kamu juga akan terkena masalah!” lanjutnya.

Jihan kemudian langsung tumbang di pelukan Afdal, sementara Aila? Ia hanya diam, begitupun dengan Afdal.

Deru napas Zaina memburu, ada rasa sakit tersendiri dalam hatinya. Bahkan, bukan hanya karena bentakan yang dia terima, namun juga karena tuduhan yang di layangkan padanya.

Beberapa saat kemudian, pintu ruang IGD terbuka menampakan dua dokter yang tadi menangani Abyaz, Jihan dan Afdal menghampiri mereka.

”Bagaimana dengan keadaan putra saya Dok?” tanya Afdal, dokter lelaki itu tampak menghela.

Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang