09

2.3K 212 7
                                    

𓄹𓈒 Happy 𓍯 Reading ͘⸳⭑ࣶࣸ

.

.

.

Seperti biasa saat sudah sampai di area sekolah Jazziel memarkirkan motornya di warung Bi Ida. Warung belakang sekolah yang selalu menjadi tempat anak anak untuk membolos.

Jazziel melangkahkan kakinya menuju gerbang belakang tapi tiba-tiba salah satu preman menghadangnya dan memalak Jazziel.

"Siniin duit lu!" Ucap preman tersebut disertai hujan buatan dari mulutnya.

"Ngomong sama saya Pak?" Tanya Jazziel sambil menunjuk dirinya.

Sang preman yang tersulut emosi pun langsung menonjok wajah Jazziel hingga membuat Jazziel tersungkur.

Preman itu pun memanggil teman temannya dan langsung mengeroyok Jazziel.

Bi Ida yang melihat Jazziel dikeroyok tak tinggal diam, Bi Ida langsung menelpon Ael dan menyuruhnya kesini. Setelah para preman itu berhenti mengeroyok Jazziel, Bu Ida pun menghampiri Jazziel.

"Ya Allah Ajil, mana yang sakit? Sini Bibi obatin, ayo masuk dulu." Bi Ida membawa Jazziel masuk kedalam warungnya dan memberitahu Ael.

Tak lama Ael pun datang. Dia duduk dekat Bi Ida lalu menelpon Jendraika untuk membawa Jazziel pulang.

***

Sedari tadi Shaka tak berhenti mondar mandir hingga membuat teman sekelasnya menatap dirinya aneh.

Sambala sambala bala sambalado
Terasa pedas, terasa panas
Sambala sambala bal—

Suara ringtone itu membuat dirinya berhenti sebentar untuk mengangkat telepon.

"Halo Je? Ada apa?" Tanya Shaka

"Balik buru, Ajil habis dikeroyok preman!"

Satu kalimat yang Jendra ucapkan membuat mata Shaka membulat. Tanpa basa basi ia langsung keluar dari kelas.

"KEMANA?" Tanya teman sekelas Shaka

"Balik! Adek gue sakit." Shaka menjawabnya dengan sedikit berteriak.

Setelah mendapat jawaban dari Shaka, temannya pun pergi duduk ke bangkunya.

***

BRAK

Shaka mendobrak pintu rumah menyebabkan seluruh pasang mata menatap kearahnya.

Seakan tidak peduli Shaka berjalan mendekati Jazziel.

"Lo kenapa bisa dikeroyok preman bangsat?!" Tanya Shaka

"Baru ketemu aja udah di bangsatin, tanyain kek 'lo gapapa?' 'gak ada yang luka kan?' gitu!" Jawab Jazziel dengan wajah kesalnya.

"Banyak mau, lagian gue bersyukur lo gapapa."

"Nih, liat!" Jazziel menunjuk kedua pipinya yang lebam, lengan kanannya dan kaki kirinya yang memar. Lumayan banyak luka di tubuh Jazziel dan kebanyakan itu luka memar.

"Ini kenapa?!" Shaka melihat pipi Jazziel, Jazziel hanya cengengesan sambil mengusap lengan kirinya.

"Ditanya tuh jawab bukan malah nyengir"

"Dibogem, hehe."

"Mana premannya?! Jangan kan preman, kepala sekolah bikin Adek gue sakit, gue bakar sekolahnya!"

Shaka menggebrak meja yang membuat orang orang yang ada di rumah itu kaget.

"Siapa nama preman nya?" Tanya Shaka pada Ael

Ael menggeleng lalu menyuruh Shaka untuk menanyakannya kepada Bi Ida. Shaka pergi dengan perasaan marah yang disusul Jendra.

Ziel?  Ael? Jean? Mereka saling menatap bingung.

TBC.




Aloo, apa kabar? Al harap kalian baik aja ya.

Makasih buat kalian yang selalu nungguin Ziel. Ini buat kalian, segini dulu gapapa kan? Semoga nanti Al bisa sering dapet ide jadi up nya cepet.

Okey, byebye (。•̀ᴗ-)✧

Z I E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang