06

4.1K 371 16
                                    

𓄹𓈒 Happy 𓍯 Reading ͘⸳⭑ࣶࣸ

.

.

.

Jazziel mengerjapkan matanya perlahan terbangun dari tidurnya akibat suara berisik dari luar. Ia turun dari ranjang nya, tunggu, ranjang? Dia ada di ranjang? Pasti kerjaan Shaka.

Dia berjalan mengendap ngendap, mengintip apa yang terjadi.

'Kata bang Hesa gapapa dia tinggal sendiri, dia juga bersyukur Ajil udah ketemu keluarga kandungnya.'

'Makasih ya Ael.'

'Sama sama Je, gue pulang dulu ya.'

'Hati hati dijalan.'

Hati nya mencelos dia segera turun kebawah menahan lengan Ael untuk pulang.

"Ael... jangan biarin gue tinggal disini, please..." Ucap Jazziel berbisik.

"Maaf ya Jil, gue gak bisa bawa lo balik. Takut gue sama bang Shaka. Lagian mereka baik kok, eum... gue balik dulu ya." Ucap Ael yang melepas pegangan Jazziel pada lengannya lalu pergi pulang.

Jazziel yang melihat itu pun mengerucut kan bibirnya lalu—

"HUWEEE AEL, AJIL GAK MAU DI SINI! AJIL MAU SAMA BANG HESA!!"

—Menangis. Jazziel menangis sangat keras hingga membuat Shaka juga Jean panik dan kebingungan.

Tiba tiba pintu rumah terbuka menampakkan Jendra dengan wajah kagetnya.

"Jeje? Shaka? Lo berdua nyulik anak orang?!" tanya dengan tangan yang menutup mulut dan mata yang membulat.

Jazziel yang melihat Shaka dituduh seperti itu mengambil kesempatan untuk kabur dengan cara mengadu pada Jendra.

"HUWEE KAKAK TOLONGIN AJIL, AJIL MAU PULANG!"

"Wah parah lo Ka, Je. Ayo dek kakak anter kamu pulang."

"Beneran?" Tanya Jazziel dengan mata berbinar. Menggemaskan.

Jendra mengangguk lalu menuntun Jazziel keluar dari rumah tetapi Shaka mencegah Jazziel pergi.

"Apaan sih Ka?!" Tanya Jendra

"Ziel." jawab Shaka membuat Jendra mengernyit heran.

"Stop Ka! Itu udah lama, jangan bikin gue inget dia lagi..." ucap Jendra lirih

Dia jadi teringat dulu betapa dekatnya Ziel dengan dirinya. Apa apa bersama, walaupun Jean adalah adik kandungnya tetap saja Jendra lebih suka menghabiskan waktunya dengan Ziel, jika ditanya apakah Jean marah? Tentu tidak, Jean bahkan sangat suka berebut Ziel dengan Jendra.

"Kak Adit..." Lirih Jazziel, Jendra menatap Jazziel sendu.

TBC.


Halo semua maaf udah nunggu lama, mana direvisi dulu. Jujur menurut aku chap ini agak aneh, soalnya aku ngetiknya pas lagi ngantuk (╥﹏╥).

Aku harap kalian suka, walaupun mungkin gak sesuai ekspektasi kalian.

Segitu dulu ya dari Al, papay (。•̀ᴗ-)✧

Z I E LWhere stories live. Discover now