Donkey Bridge & A Real Donkey

116 37 3
                                    

"Lo ngapain, sih?" tanya Yaka dengan tatapan lurus ke jalan. Dari samping terdengar suara Ai berbisik-bisik, sesekali mengintip kertas kumal yang sejak tadi digenggamnya.

"Ini setoran hafalan kimia buat besok. Entar malam gue harus belajar buat ulangan susulan."

Sebuah pagi dengan kabar baik seperti penemuan ekstrak manggis. Hari ini Ai resmi berangkat sekolah dengan Yaka. Walaupun awalnya harus terseok-seok ke kamar mandi karena kantuk masih menggantung di kelopak mata, tapi saat air dingin menyentuh kulitnya, rasa itu langsung pergi terbawa air.

Bik Nana sudah menyiapkan sarapan saat ia turun dengan seragam lengkap. Mama yang sedang menyiram kebun mawar sempat heran, menatap Ai dengan alis yang sangat berkerut. Jam kamu nggak salah, kan?

Sebenarnya Ai merasa kasihan dengan sadel motor Bintang yang selama ini membawanya ke mana-mana. Cowok itu pasti merasa kesepian, tapi Bintang pasti mendukung usahanya seribu persen untuk mendapatkan hati Yaka.

Ia akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Setiap hari duduk di samping Yaka dan menikmati wajah cowok itu saat sibuk dengan bulatan kemudi.

"Hafalannya tentang apa?"

"Hah?" Ai gelagapan, untung kepala Yaka tidak ikut menoleh dan membalas tatapannya. "Ini ... anu ... apa namanya." Ia kembali menekuri kertas untuk mengecek judul. "Unsur periode ketiga."

"Oh, namanya Magdalena alamatnya Singapura parasnya sayu calonnya Aries," cerocos Yaka dengan senyuman.

Alis Ai berkerut, kepalanya bergerak mencari earbud wireless di telinga Yaka.

"Kenapa?" Kali ini gantian Yaka yang bingung, melihat kepala Ai yang bergerak mengamatinya.

"Lo lagi telponan?"

"Hah?"

"Soalnya lo ngomongnya nggak nyambung. Gue ngomong tentang unsur periode ketiga, lo malah bahas Magdalena. Siapa pula dia?"

"Ohh." Yaka tertawa, matanya melirik Ai sekilas dan tahu bibir cewek itu sudah mengerucut. "Itu jembatan keledai, Ai."

Ai justru semakin bingung. "Apa hubungannya Magdalena sama keledai?"

Yaka sontak terbahak, punggungnya bersandar pada jok di tengah usahanya untuk tetap berkonsentrasi ke jalan.

Bukannya tersinggung, Ai malah menikmati lesung pipi Yaka yang kurang ajarnya minta segera disentuh. Dan ia tidak terlalu bodoh untuk melakukan itu.

"Lo tahu Mejikuhibiniu?" tanya Yaka ketika tawanya mereda.

Ai mengangguk. "Singkatan dari warna-warna pelangi."

"Itu namanya jembatan keledai. Cara untuk mengingat atau menghafal supaya lebih mudah. Dan itu yang biasa gue pake buat ingat unsur periode ketiga."

"Oh ya?" Ai mulai antusias, tubuhnya dimiringkan bersiap mendengar penjelasan selanjutnya.

"Namanya untuk Na Natrium. Magdalena untuk huruf M dan G jadi Magnesium. Alamatnya untuk Al alumunium. Singapura Si untuk Silkon. Parasnya P jadi F Fosfor. Sayu untuk S Silisium. Calonnya huruf C sama L Klor. Terus Aries Ar Argon. Gampangkan?"

Ai bertepuk tangan girang. "Keren. Lo keren banget. Kalau tahu ada model kayak gini, gue pasti udah hafal jauh-jauh hari."

"Coba dulu. Hafal nggak?"

Ai berdeham terlebih dahulu, kemudian mencoba. "Namanya Magdalena. Alamanya Singapura Farasnya-"

"Parasnya," koreksi Yaka dengan sabar.

The Stupid Duckling ✔Where stories live. Discover now