1/20

1.9K 179 129
                                    

Short story! 100 comments for next chapter!

Pagi-pagi sekali Joanna harus segera bersiap membuat sarapan untuk orang satu rumah. Apalagi kalau bukan karena sebagai bentuk tahu diri karena selama ini telah menumpang di rumah Ariana selama kuliah di sini. Jakarta, ibu kota Indonesia yang kata orang-orang adalah tempat paling kapitalis di negara ini.

"Jo, nanti aku dan Jeffrey mau jalan-jalan ke pantai. Nanti kamu bawa mobil, ya?"

Joanna menoleh pada sumber suara, pada Jani yang sedang menenteng tas ransel warna hitam-tosca.

"SIAP!"

Seru Joanna sembari mengangkat spatula, karena hari ini dia membuat nasi goreng ayam sebagai sarapan untuk orang satu rumah yang hanya diisi tiga orang. Ariana, Jani dan dirinya.

"Kalau pulang jangan malam-malam! Papamu nanti pulang!"

Ariana tiba-tiba saja datang, dia sedang menuruni tangga dan membawa satu bungkus roti coklat dan segera dimasukkan pada tas ransel anaknya. Membuat Joanna agak menatap iri Jani sekarang.

Aku rindu ibu.

Batin Joanna sembari meletakkan nasi goreng buatannya pada piring yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Joanna, nanti kamu pulang jam berapa? Tante bisa minta tolong kamu untuk belanja bulanan setelah pulang? Pakai uangmu dulu, nanti Tante ganti."

Joanna mengangguk cepat, lalu mengantongi kertas yang berisi daftar barang yang harus dibeli nanti setelah pulang kuliah.

"Mama kemarin lihat Jeffrey di toko bunga. Kamu diberi bunga?"

Jani dan Joanna langsung menatap Ariana. Mereka tampak sama-sama terkejut dengan ucapannya.

"Tidak. Memangnya untuk apa? Aku tidak sedang berulang tahun kemarin. Mungkin untuk temannya yang sidang atau wisuda. Atau, mungkin Mama saja yang salah lihat."

Joanna mulai menduduki kursi makan, lalu meremas kuat-kuat paha kanannya yang sudah dibalut jeans biru tua. Karena dia takut ketahuan jika bunga yang dimaksud Ariana kemarin ada padanya. Iya, Jeffrey memberikan bunga itu pada Joanna sebagai bentuk apresisasi karena dia telah memenangkan lomba debat antar fakultas kemarin lusa.

"Bisa jadi. Jani, bukannya Jeffrey sudah lulus? Lalu kenapa dia masih berkeliaran di kampus? Mama juga melihat---"

"Mama! Kenapa Mama seperti detektif, sih!? Jeffrey pacarku! Aku yang lebih tahu tentangnya! Dia tidak mungkin selingkuh seperti apa yang telah Mama curigakan! Lagi pula, kita pacaran sudah lama. Sejak aku kelas 1 SMA sampai sekarang semester enam. Sudah enam tahun, tidak mungkin dia selingkuh dan aku tidak tahu! Lagi pula, aku sudah mengenal baik buruknya seperti apa. Dia tidak mungkin selingkuh di luar sana!"

Ucap Jani penuh percaya diri, membuat Joanna hanya bisa menunduk dalam dan mencengkram sendok dan garpu erat-erat saat ini.

"Joanna, bagaimana menurutmu? Jeffrey satu fakultas denganmu, apa dia pernah macam-macam dengan perempuan lain di depanmu?"

"Tidak, Tante. Jeffrey setia dengan Jani. Dia tidak pernah mendekati wanita lain selain Jani."

"Tuh! Mama dengar sendiri! Joanna yang tidak pernah berbohong saja sampai bilang seperti ini!"

Sergahan Jani membuat Ariana kesal sendiri. Karena---sebenarnya dia tidak terlalu suka jika Jani berhubungan dengan Jeffrey. Sebab, orang tua Jeffrey pernah memiliki masalah dengannya dan masih belum terselesaikan hingga saat ini.

2. 20 PM

Jeffrey sedang berada di gazebo fakultas ekonomi dan bisnis. Apalagi kalau bukan untuk menemui Joanna si sepupu Jani, pacarnya sendiri. Karena dia memang suka merecoki Joanna ketika dia sedang gabut seperti ini.

JEALOUSLY INSIDE [ END ] Where stories live. Discover now