25. Insiden

447K 64.4K 49.9K
                                    

Follow Instagram

@samuel.erlngga
@azura_anastasia
@areksa.drgntr
@queenilona
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12
@marvel.algara
@marvin.algara
@canva.tamvan
@farzantanubrata

SIAP PELUK 2 BAYI???

******

"Air sama kotak P3K ambil!" titah Areksa pada Farzan dengan cepat. Ia memperhatikan luka di telapak tangan Samuel sambil menunggu Farzan yang mengambil barang-barang yang ia suruh di mobil. "Nggak terlalu dalem, jadi nggak perlu dijahit," ucapnya setelah mengamati luka di tangan Samuel.

Farzan pun dengan cepat memberikan sebotol air dan kotak P3K yang ia ambil dari dalam mobil Samuel. Areksa pun menerimanya dengan cepat lalu mulai membersihkan darah di tangan Samuel. Cowok itu melakukannya dengan telaten, kemudian mengikat telapak tangan Samuel dengan sobekan kain tipis agar menghentikan pendarahan.

Anak-anak yang inti Diamond temui tadi sudah masuk ke dalam gubuk rumah mereka karena Samuel dan yang lain takut ada hal berbahaya yang datang lagi.

"Sakit nggak?" tanya Areksa untuk memastikan apakah ikatan kainnya terlalu kencang atau tidak.

"Kayak digigit semut," balas Samuel terlihat santai.

"Baby El, serius." Azura berkata panik. Ia meringis kala melihat kondisi telapak tangan kiri Samuel gara-gara menolongnya.

"Serius, Zel."

"Perlu dibawa ke rumah sakit? Atau dioperasi? Atau diamputasi?"

Samuel menempeleng kepala Azura dengan tangan kanannya. "Bercanda mulu lo, bocil setan!"

Azura menggelengkan kepala. Merasa kalau yang dikatakan Samuel itu tidaklah benar. "Aku nggak bercanda, tapi khawatir sama kamu."

"Gue nggak apa-apa kalau lo nggak kenapa-kenapa," balas Samuel kemudian mengukir senyuman tulus.

Dari kejauhan, Marvel, Canva, Ilona dan Marvin berlari menghampiri mereka. Wajah mereka terlihat kelelahan dengan napas yang ngos-ngosan. Mereka berempat kompak membungkukkan badan ketika sudah sampai di hadapan Samuel dan yang lainnya seraya menetralkan napas mereka.

"Kita nggak nemu orangnya," ujar Marvin mewakili. Ia dan Marvel, Canva, juga Ilona sempat mengejar seseorang yang mereka duga sebagai pelaku yang menyebabkan Samuel terluka.

"Gimana sama tangan lo? Nggak terlalu parah, kan?" tanya Ilona kala melihat tangan Samuel yang dibalut kain.

"Aman," balas Samuel.

Ilona mengangguk lega. Perhatian mereka semua kini tertuju ke arah Canva yang masih membungkuk dengan tangan yang terus memegang area pinggangnya. Cowok itu berkeringat dingin dengan napas yang masih memburu. Wajahnya yang masih pucat itu membuat yang lain merasa khawatir.

"Va, harusnya lo nggak ikut," ujar Areksa ketika melihat Canva yang seperti itu.

Sadar jika diperhatikan oleh yang lain, Canva pun menegakkan tubuhnya kembali. Cowok itu menampilkan cengiran lebarnya. "Nggak apa-apa. Suntuk kalau di rumah," balasnya.

"Nggak usah ikutan lari juga kali, Va. Contoh nggak kasian sama diri sendiri, ya, gini," ucap Marvin.

"Gue nggak yakin kalau cuma kalian bertiga yang ngejar," jawab Canva.

Marvel memutar bola matanya malas. Ia merangkul pundak Canva, hendak mengajak cowok itu untuk pergi bersamanya.

"Kita balik duluan," ujar Marvel pada yang lainnya.

SAMUELWhere stories live. Discover now