9. Marah

491K 71.8K 42.1K
                                    

Follow Instagram

@samuel.erlngga
@azura_anastasia
@areksa.drgntr
@queenilona
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12
@marvel.algara

*****

Absen dulu pakai jam berapa kalian baca part ini?

Tiati kesel

Selamat membaca. Vote dulu tapi.

*****

Samuel berlari cepat menuju ruang makan. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit. Sementara gerbang sekolahan akan ditutup pukul setengah delapan nanti. Ayahnya bilang, kalau dirinya telat terus-menerus, maka pria itu akan memotong uang sakunya dan tidak memberikan jatah susu untuknya.

Cowok berambut sedikit gondrong itu menyambar botol spiderman yang ada di atas meja makan, kemudian meminum susu yang ada di dalamnya dengan cepat.

"Ngapain kamu panik kayak gitu?" tanya David yang tengah menikmati secangkir kopi buatan Kiara seraya membaca berita terbaru lewat ponselnya.

"El hampir telat, Ayah," balas Samuel setelah menghabiskan satu botol susunya. Cowok itu mengelap mulutnya yang sedikit cemong karena bekas susu.

"Pakai tisu, El! Jorok banget kamu!" Kiara memberikan selembar tisu untuk Samuel dengan wajah garang.

Samuel cengengesan. "Jangan marah-marah terus, Nda."

"Kamu yang bikin Bunda stres!" Kiara menyiapkan selembar roti yang sudah dirinya olesi dengan selai cokelat kesuksesan Samuel.

"Duduk. Makan dulu," titah Kiara.

"El mau langsung berangkat. Nanti telat," balas Samuel kemudian menjabat tangan David dan Kiara seraya bergantian.

"Tumben. Pengen cepet-cepet ketemu Azura, ya?" David menaikkan turunkan sebelah alisnya berniat menggoda Samuel.

Samuel memutar bola matanya malas. "Jangan suka kepo soal hubungan El sama Rapunzel, Yah. Mending Ayah pikirin gimana caranya biar Bunda bisa hamil lagi. El mau punya adik kayak Reksa."

Kiara memelototkan matanya. "Jangan bahas itu, El."

"Gimana mau punya adik kalau Bunda kamu susah diajak main?" ujar David sedikit kesal.

"AYAH!" sentak Kiara.

"Hehehe. Ampun, Bunda," balas David tidak berani dengan istrinya.

Samuel menggeleng-nggelengkan kepalanya melihat itu. "Pokoknya El mau punya adek. Nanti malem harus jadi."

*****

Samuel berjalan keluar kelas bersama sahabat-sahabatnya. Kedua tangan cowok itu dimasukkan ke dalam saku. Headband yang melingkar di kepalanya itu menjadi ciri khas seorang Samuel. Wajah cowok itu benar-benar terlihat sangar dan mencerminkan seorang ketua.

Alisnya yang tebal itu saling menaut tajam dengan tatapan lurus ke depan. Ia tidak mengindahkan beberapa pasang mata yang menatapnya penuh kekaguman. Wajar saja, itu karena Samuel memiliki ketampanan di atas rata-rata. Mata sipit, alisnya tebal, badannya tinggi, kulitnya putih dan bibirnya berwarna merah seperti tidak pernah merokok. Padahal, Samuel suka merokok meskipun hanya satu batang dalam hari sekali.

Di belakang Samuel, ada Areksa, Canva, Farzan, Marvin dan Marvel yang mengikutinya. Mereka kini tengah berjalan menuju ke arah kantin. Tampak dari sana sudah ada Ilona yang duduk di bagian pojok kantin. Itu adalah tempat favorit mereka. Tapi, siapa pun itu boleh menempatinya. Mereka tidak mau mengklaim tempat itu seperti milik mereka.

SAMUELWhere stories live. Discover now